Coba tunjukkan di bagian mana dari berita itu yang
secara faktual salah.

Sejauh saya lihat, Hidayatullah juga hanya mengutip
dari sumber-sumber Amerika sendiri, karena mereka tak
punya koresponden di Amerika. Mungkin ada sedikit
permainan bahasa, tapi masih dalam batas yang wajar.

Itu kan gaya bahasa dalam menulis feature yang biasa
saja. Hal itu juga sering dipraktikkan di media Barat.
MIsalnya, ketika seorang tokoh "Islamis" terpilih jadi
PM Turki, media Barat (misalnya, The Economist)
menulis, masyarakat sekuler Turki "cemas" dengan
terpilihnya si A dalam pemilu demokratis menjadi PM
Turki....

Bagi saya, biasa-biasa saja....


--- Ahmad Badrudduja <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Biasanya kalau orang mem-forward berita, kemungkinan
> besar menyetujui isinya. Apakah Sdr.Satrio yang
> wartawan senior itu percaya pada berita yang ditulis
> Hidayatullah, media yang menjadi alat "propaganda"
> kaum konservatif itu?
> 
> Masak kaum evolusionis cemas hanya gara-gara film
> seperti itu, seperti dikatakan Hidayatullah. Dari
> mana Hidayatullah tahu kalau kalangan saintis cemas
> dengan film ini? 
> 
> Kalau Sdr. Satrio percaya saja pada berita seperti
> ini, tentu saya sangat heran. Semoga saja tidak.
> 
> AB
> 
> Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:                             Pengajaran
> Seimbang Teori Evolusi Diperjuangkan di AS 
>      
>  Senin, 26 Mei 2008  
>  
>  Evolusionis Amerika Serikat (AS) dan negara-negara
>  Barat mulai cemas. “Dogma suci” evolusi semakin
>  dibeberkan dan terus digoyang
>  Hidayatullah.com--Evolusionis Amerika Serikat (AS)
> dan
>  negara-negara lain patut cemas. Pasalnya, kejahatan
>  diktatorisme mereka yang selama ini mengangkangi
> dunia
>  ilmu pengetahuan dan menindas mereka yang berani
>  mempertanyakan “dogma suci” evolusi semakin
> dibeberkan
>  dan digoyang.
>  
>  Film dokumenter fakta nyata “Expelled: No
> Intelligence
>  Allowed” sudah sejak 18 April 2008 lalu diputar di
>  sekitar 1000 gedung bioskop di seantero AS dan
>  mendapat sambutan luar biasa. Film yang bersitus di
>  www.expelledthemovie.com tersebut mengungkap fakta
>  masa kini tentang derita korban-korban kebiadaban
>  penindasan evolusionis itu. 
>  
>  Dampaknya, kini masyarakat luas AS menjadi
>  tersadarkan, bahwa ada sesuatu yang salah di negeri
>  mereka: kebebasan akademis yang dijunjung tinggi di
> AS
>  diinjak-injak oleh para ilmuwan evolusionis. Di
> sisi
>  lain, media massa, lembaga dan para ilmuwan
> Darwinis
>  termasuk yang paling lantang mencemooh dan
>  memburuk-burukkan film tersebut. Namun cercaan ini
>  menjadi bukti tersendiri bahwa aib evolusionis yang
>  diungkap film tersebut adalah benar.
>  
>  Lantang bersuara
>  
>  Evolusionis dogmatis ini memecat dan mencemooh
> rekan
>  sesama ilmuwan yang berani mengritik dan
>  mempertanyakan keabsahan teori evolusi, atau
>  berpandangan selain teori evolusi. Sebagian
>  korban-korban penindasan ini bungkam, sebagian lagi
>  menyembunyikan pandangannya yang menolak teori
> evolusi
>  agar tidak mengalami nasib tragis sebagaimana
> dialami
>  rekan-rekannya yang lain yang dikeluarkan dari
> jabatan
>  akademisnya. Namun sebagian lagi, seperti Dr.
>  Guillermo Gonzalez dan Dr. Richard Sternberg,
> lantang
>  bersuara dan pantang menyerah menghadapi kedzaliman
>  evolusionis itu.
>  
>  Dr. Sternberg adalah pakar biologi evolusi yang
>  menekuni kaitan antara gen dan homologi morfologi,
>  serta seluk beluk informasi genomik. Di situs
>  resminya, www.rsternberg.net, ia menuturkan panjang
>  lebar kekejaman akademis yang dialaminya di
>  Smithsonian Institution. Penindasan ini dideritanya
>  setelah ia meloloskan penerbitan tulisan ilmiah
> yang
>  mendukung perancangan cerdas di jurnal biologi yang
>  dieditnya.
>  
>  Kisah pilu serupa menimpa Dr. Guillermo Gonzalez,
>  profesor astronomi di Iowa State University (ISU),
> AS.
>  Di situs www.freegonzalez.com ia memaparkan
> pemecatan
>  yang ia alamai di tempat penelitiannya.
>  
>  Dengan 68 tulisan ilmiah di akhir masa kontrak
>  akademisnya, Dr. Gonzalez sebenarnya telah
> melampaui
>  batas jenjang “luar biasa” di departemennya dalam
> hal
>  penelitian dengan prestasi 350% lebih tinggi dari
> yang
>  ditargetkan. Berdasarkan prestasi gemilang ini,
> salah
>  seorang ilmuwan terkemuka yang menilai pengajuan
>  perpanjangan kontrak Dr. Gonzalez mendukung
>  perpanjangan kontrak yang diajukannya.
>  
>  Pada tahun 2004, Dr. Guillermo Gonzalez menulis
> buku
>  berjudul The Privileged Planet (Planet Yang
>  Diistimewakan), yang kemudian diangkat menjadi
> film,
>  www.privilegedplanet.com. Buku dan film tersebut
>  mengemukakan bukti dari ilmu astronomi dan fisika
>  bahwa alam semesta dirancang sengaja bagi kehidupan
>  dan penemuan ilmiah.
>  
>  Dr. Gonzalez mendapatkan penghargaan penting berupa
>  dana dari the Templeton Foundation untuk menulis
>  bukunya The Privileged Planet sebagai bagian dari
>  kewajiban resminya di Iowa State University (ISU).
>  Namun rekan-rekannya di ISU menolak memperpanjang
>  kerjanya, karena mereka tidak menghendaki pendukung
>  perancangan cerdas seperti Dr. Gonzalez ada di
>  departemen mereka. Akhirnya, Presiden ISU Gregory
>  Geoffrey dan kemudian lembaga Board of Regents of
> the
>  State of Iowa di bulan Februari 2008 menolak
> tuntutan
>  perpanjangan kontrak kerjanya.
>  
>  Ideologi evolusi
>  
>  Perancangan cerdas memiliki pandangan bahwa
>  kesempurnaan alam kehidupan ini merupakan bukti
>  keberadaan perancangan sengaja yang memunculkan
>  makhluk hidup, bertolak belakang dengan teori
> evolusi
>  yang menolak gagasan itu. Teori evolusi menihilkan
>  adanya perancangan sengaja di alam sebagaimana
>  perkataan Charles Darwin sendiri:
>  
>  "There seems to be no more design in the
> variability
>  of organic beings, and in the action of natural
>  selection, than in the course which the winds
> blow."
>  
>  "Tampaknya tidak ada perancangan pada keberagaman
>  makhluk hidup, dan pada tindakan seleksi alam,
> selain
>  dari proses yang digerakkan oleh tiupan angin."
>  (Francis Darwin (editor), The Life and Letters of
>  Charles Darwin (New York: D. Appleton, 1887),
> Volume
>  I, hal. 278-285; Volume II, hal. 105-106.)
>  Evolusionis terkemuka, Stephen Jay Gould menegaskan
>  hal serupa mengenai pemikiran Darwin ini dalam
>  perkataannya:
>  
>  “Darwin developed an evolutionary theory based on
>  chance variation and natural selection imposed by
> an
>  external environment: a rigidly materialistic (and
>  basically atheistic) version of evolution.”
>  
>  “Darwin membangun sebuah teori evolusi berdasarkan
>  variasi kebetulan dan seleksi alam yang dikenakan
> oleh
>  lingkungan luar: sebuah versi materialis kaku (dan
>  pada dasarnya ateis) dari evolusi,” (- Stephen Jay
>  Gould, Ever Since Darwin: Reflections in Natural
>  History 33 (W.W. Norton 1977).)
>  
>  Singkatnya, jika teori evolusi adalah teori ilmiah,
>  maka teori evolusi dapat leluasa dipertanyakan dan
>  dikritik ilmiah, sebagaimana teori-teori ilmiah
>  lainnya. Namun kenyataannya tidak demikian. Teori
>  evolusi adalah sebentuk ideologi materialis dan
> ateis,
>  yang perlu dipertahankan dengan cara ideologis pula
>  seperti penindasan kebebasan ilmiah, pemecatan,
>  pembungkaman, pencemoohan, pelarangan penjelasan
>  tandingan teori evolusi dan segala tindakan non
>  intelektual dan non ilmiah lainnya.
>  
>  Tidak pernah terbukti
>  
>  Tidak sekedar itu, teori evolusi Darwin, salah satu
>  versi teori evolusi yang dominan saat ini, memang
>  tidak pernah dibuktikan secara langsung. Dalam
>  perkataan pakar biologi AS, Jonathan Wells, hingga
>  sekarang tidak pernah ada terbitan ilmiah yang
>  membenarkan dengan bukti langsung akan adanya
> proses
>  pembentukan spesies ala Darwin.
>  
>  Dengan kata lain, teori evolusi Darwin didasarkan
> pada
>  ketiadaan bukti langsung. Darwin membeberkan
> bahasan
> 
=== message truncated ===


Satrio Arismunandar 
Executive Producer
News Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4023,  Fax: 79184558, 79184627
 
http://satrioarismunandar6.blogspot.com
http://satrioarismunandar.multiply.com  
 
"Perjuangan seorang mukmin sejati tidak akan berhenti, kecuali kedua telapak 
kakinya telah menginjak pintu surga." (Imam Ahmad bin Hanbal)






      

Kirim email ke