Konspirasi tokoh-tokoh Partai Demokrat untuk menangguk uang dengan cara mudah?



Kamis, 29 Mei 2008

UGM Anggap Proyek Joko Suprapto Penipuan
Rektor sempat tertarik dan ingin membeli. 

YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, mereka sempat diminta 
membiayai proyek energi alternatif oleh kelompok Joko Suprapto dan kawan-kawan 
senilai Rp 3 miliar. Namun, setelah melakukan beberapa pertemuan dan menelusuri 
latar belakang kelompok ini, UGM menyimpulkan proyek yang ditawarkan itu 
merupakan upaya penipuan.


"Kami puas UGM tidak tertipu," kata Kepala Pusat Studi Energi UGM Sudiartono 
kepada Tempo kemarin. Meski begitu, UGM tidak sampai melaporkan kepada pihak 
kepolisian ihwal penipuan tersebut.


Sebelumnya, Ketua Jurusan Teknik Elektro UGM Tumiran juga menyatakan klaim Joko 
yang mengatakan mampu memproduksi sumber energi berbahan baku air sebagai hal 
yang menyesatkan. "Ini hal yang memalukan karena presiden kita lebih 
mempercayai hal-hal seperti ini," ujarnya mengenai proyek Joko, yang oleh 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diberi nama "blue energy".


Sudiartono berkisah, pada Desember 2005 Joko datang ke UGM bersama delapan 
temannya. Rombongan diterima langsung oleh Rektor UGM Prof Sofian Effendi, 
didampingi Dr Chairil Anwar, di rumah dinas rektor.


Ketika itu Joko memaparkan temuannya tentang pembangkit listrik "ajaib". Dengan 
menggunakan empat buah batu baterai kecil, beberapa bola lampu 60 watt, serta 
panel surya, pembangkit itu diklaim mampu menghasilkan listrik berkapasitas 25 
kilowatt. Rektor pun sempat tertarik.


Namun, kata Sudiartono, ada yang tak masuk akal dalam presentasi itu. "Saya 
tanya apakah di dalam ada accu atau inverter, dia jawab tidak ada. Kemudian 
saya tanya lagi berapa lama lampu akan menyala, dia jawab selamanya," ujarnya. 
"Dari sini saya mulai tidak percaya."


Kecurigaan itu makin besar setelah Sudiartono menemukan perusahaan, 
alamat-alamat, dan kontak yang tertera di kartu nama Joko dan timnya ternyata 
palsu. Rekan Joko bernama Purwanto mengaku lulusan Teknik Fisika IKIP 
Yogyakarta. Tapi di kartu namanya dia mencantumkan gelarnya "Drs", bukan 
insinyur atau sarjana teknik seperti lazimnya lulusan jurusan teknik.


Sebagai catatan, kata Sudiartono, "Purwanto yang menggunakan gelar 'Drs' itulah 
yang akhir-akhir ini mengelabui UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) 
dengan pembangkit tenaga listrik jin dan 'banyugeni'-nya." Ia menambahkan, saat 
itu Joko dan Purwanto juga sempat berpromosi mengenai bahan bakar bersumber 
air. "Kami tak menanggapinya."


Rektor UMY Khoiruddin Basyori mengatakan mereka tidak punya sangkut-paut dengan 
Joko Suprapto. Menurut dia, mereka kini "tiarap" dan tidak mempublikasikan 
temuan sumber energi berbahan air yang mereka patenkan dengan nama 
"BanyugeniTM" itu. "Kami belajar dari kasus Joko."


Hingga kemarin, Joko, yang tinggal di Nganjuk, Jawa Timur, belum dapat dimintai 
komentar. Rumahnya yang luas masih dijaga ketat oleh tentara. Komandan Kodim 
Nganjuk Letnan Kolonel Christiono menyatakan Joko sedang berobat ke sebuah 
rumah sakit. 


Ihwal "blue energy" ini, Minggu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seperti 
dikemukakan anggota staf khusus kepresidenan, Heru Lelono, tetap meminta proyek 
Joko itu diteruskan. "Temuan ini logis. Sudah didukung oleh ahli perminyakan," 
kata Heru waktu itu.TOMI | BERNARDA RURIT | MUH SYAIFULLAH | DWIDJO MAKSUM



Sumber : Tempo



mediacare
http://www.mediacare.biz


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to