(Tulisan ini juga disajikan dalam website http://kontak.club.fr/index.htm)


                                                Sekitar kenaikan harga BBM
dan

                                perjuangan politik rakyat Indonesia







Gelora aksi-aksi untuk membatalkan keputusan pemerintahan SBY-JK tentang
kenaikan harga BBM masih berlangsung terus di Jakarta maupun di kota-kota
penting di banyak daerah di Indonesia, walaupun sudah mulai agak mereda.
Sejak tanggal 29 Mei berbagai golongan yang tergabung dalam Front Pembebasan
Nasional (FPN) telah mengadakan aksi besar-besaran di sekitar Istana, yang
berlangsung dengan ramai. Ikut sertanya golongan buruh, perempuan  dan
rakyat miskin dalam aksi-aksi FPN ini menunjukkan luasnya dukungan berbagai
golongan dalam masyarakat di samping golongan mahasiswa kepada perjuangan
besar ini.



Aksi-aksi juga digelar oleh Front Perjuangan Rakyat (FPR), yang merupakan
gabungan dari puluhan organisasi pada tanggal 1 Juni dalam bentuk rapat umum
di sekitar Hotel Indonesia dan Istana. Pada hari yang jatuh bersamaan dengan
peringatan lahirnya Pancasila ini FPR – seperti halnya banyak organisasi
lainnya -  akan meneruskan perjuangan untuk menentang kenaikan harga BBM dan
berbagai politik pemerintahan SBY-JK.



Sesudah aksi-aksi berjalan menggebu-gebu lebih dari seminggu di Jakarta
maupun di banyak kota di daerah, maka sulit untuk diramalkan bagaimanakah
selanjutnya gerakan menentang kenaikan harga BBM ini di hari-hari yang akan
datang. Sebab, kelihatannya, semangat perlawanan yang ditunjukkan oleh
berbagai kekuatan dalam masyarakat, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah
masih tetap cukup tinggi.  Di antara banyak kalangan dan organisasi itu
terdapat organisasi-organisasi yang tergabung dalam Front Rakyat Menggugat
(FRM). Ada indikasi-indikasi yang menunjukkan bahwa gerakan menentang
kenaikan harga BBM, yang dilakukan oleh berbagai golongan dalam masyarakat
ini akan makan waktu lama dan juga masih bisa berbuntut panjang.



Dalam rangka inilah maka tulisan kali ini mengajak para pembaca untuk ikut
bersama-sama merenungkan arti penting dampak gerakan menentang harga BBM
dewasa ini dihubungkan dengan berbagai persoalan rakyat dan negara kita.
Sebab, sekarang makin jelaslah bagi kita semua, bahwa kenaikan harga BBM
sudah menimbulkan banyak masalah baru yang serius, yang akibatnya  akan
makin terasa di kemudian hari. Kenaikan harga BBM adalah hanya sebagian saja
dari banyak masalah yang dihadapi pemerintahan SBY-JK yang mendapat
perlawanan dari banyak kalangan dan golongan, seperti yang sudah banyak
diberitakan dalam pers maupun televisi. Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih luas mengenai persoalan ini, maka diharapkan para pembaca sudilah
kiranya  menyimak juga “Gelora gerakan membatalkan kenaikan harga BBM”, dan
“Maraknya aksi-aksi menentang kenaikan BBM”.



Dari gerakan perlawanan yang sudah berjalan sejak tanggal 24 Mei ini saja
kita semua sudah dapat menarik pelajaran yang berharga dan juga memperoleh
bahan-bahan penting untuk bisa direnungkan bersama-sama lebih lanjut.
Berikut di bawah ini adalah sejumlah kecil dari pandangan terhadap berbagai
masalah serius yang sedang sama-sama kita hadapi dewasa ini :



Kebangkitan baru kesedaran politik di kalangan rakyat


Menggeloranya di berbagai daerah Indonesia aksi-aksi menentang kenaikan BBM
ini merupakan lahirnya kebangkitan baru kesedaran politik di banyak kalangan
dalam masyarakat kita. Dari besarnya serta beragamnya gerakan yang didukung
oleh bermacam-macam golongan (termasuk sejumlah partai-partai politik,
tokoh-tokoh dan intelektual) itu nampak bahwa gerakan menentang kenaikan
harga BBM ini mendapat dukungan yang luas dari masyarakat.



Gerakan menentang kenaikan harga BBM ini hanyalah merupakan sebagian dari
perlawanan  masyarakat terhadap politik pemerintahan SBY-JK, yang pada
dasarnya masih melakukan politik Orde Baru, yang mentrapkan politik
neo-liberalisme yang hanya menguntungkan kaum modal besar asing.  Dalam arti
tertentu, perlawanan terhadap kenaikan harga BBM juga akhirnya berarti
perlawanan terhadap sistem politik Orde Baru.



Perlawanan yang dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat – dan terutama
oleh kalangan mahasiswa – terhadap politik pemerintahan SBY-JK merupakan
gelombang pasang naik dalam kesedaran politik besar-besaran di kalangan
rakyat.  Gelombang pasang naik ini akhirnya bisa menjadi sama pentingnya
dengan  yang dilahirkan oleh gerakan besar-besaran dan bersejarah dari
kalangan mahasiswa dalam tahun 1998, yang mengakibatkan turunnya Suharto
sebagai presiden.



Dalam gerakan menentang kenaikan harga BBM telah dan sedang ikut serta juga
berbagai macam kekuatan politik dan golongan masyarakat, yang dalam
masa-masa yang lalu pernah menjadi pendukung berbagai politik rejim militer
Suharto, termasuk sebagian dari kalangan Islam. Ikut sertanya unsur-unsur
Islam dalam gerakan menentang kenaikan harga BBM ini merupakan perkembangan
baru yang penting dan menarik.



Sebab bagi perjuangan politik di Indonesia untuk menciptakan masyarakat adil
dan makmur di bawah bendera Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan Trisakti,
sumbangan atau partisipasi kalangan Islam yang luas adalah salah satu syarat
penting untuk tercapainya tujuan itu. Perubahan-perubahan besar dan
fundamental dalam kekuasaan politik di Indonesia akan sulit dicapai tanpa
partisipasi yang aktif dari sebagian penting kalangan Islam.



Perkembangan penting : lahirnya berbagai front


Sebagai perkembangan baru yang penting lainnya dalam perjuangan politik
rakyat Indonesia adalah lahirnya berbagai front rakyat atau aliansi atau
koalisi atau federasi, yang merupakan wadah yang menggabungkan berbagai
macam organisasi massa di kalangan buruh, tani, perempuan, kaum muda,
mahasiswa, pegawai negeri, serta rakyat miskin. Gerakan extra-parlementer
ini  merupakan alat yang amat penting bagi rakyat dalam menghadapi
pemerintah, parlemen dan juga partai-partai politik.



Sekarang di Jakarta sudah ada sejumlah front  yang masing-masing menghimpun
puluhan organisasi massa, dan di antaranya adalah Front Pembebasan Nasional,
Front Rakyat Menggugat, Front Perjuangan Rakyat. Sedangkan di daerah-daerah
juga sudah bermunculan front atau berbagai aliansi dan koalisi. Umpamanya,
di Bandung ada Front Kebangkitan Rakyat, dan di Jogya Komite Rakyat Bersatu.
(Ma’af kepada banyak organisasi-organisasi lainnya di berbagai kota yang
tidak disebutkan namanya di sini).



Berhubung akan makin bertambah banyaknya masalah yang dihadapi oleh rakyat
akibat kesalahan dan kejelekan pemerintahan, maka peran dan tugas berbagai
front, aliansi, koalisi atau federasi atau komite sebagai benteng pengayom
dan pembela kepentingan rakyat juga akan makin menjadi lebih penting lagi di
masa-masa yang akan datang. Sebab, dalam banyak hal, rakyat sudah tidak bisa
dan tidak boleh mempercayakan lagi - atau menyerahkan mentah-mentah begitu
saja -  pengurusan soal-soal masyarakat  dan negara sepenuhnya hanya kepada
peran pemerintah, DPR dan partai-partai politik.



Berbagai kekuatan extra-parlementer yang berbentuk segala macam front,
aliansi, koalisi, federasi, komite yang melakukan perjuangan terhadap
kenaikan harga BBM (dan lain-lain politik pemerintah yang menyengsarakan
rakyat) atas dasar-dasar Bhinneka TunggaI Ika, Pancasila dan Trisakti adalah
pendorong untuk persatuan bangsa dan kelestarian Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Peran  mereka juga bisa merupakan pendorong untuk timbulnya
perubahan-perubahan fundamental dalam kekuasaan politik ke arah yang bisa
benar-benar menguntungkan kepentingan rakyat, seperti yang terjadi di
Amerika Latin.



Perlu adanya kekuasaan politik tipe baru



Melalui perjuangan terhadap musuh bersama (dalam hal ini berbagai politik
anti-rakyat dan pro-modal asing), bermacam-macam  kekuatan extra-parlementer
yang masih bergerak sendiri-sendiri atau terpisah-pisah, mungkin akhirnya
akan bisa bekerjasama atau berkoordinasi, sehingga bisa menjadi kekuatan
pendobrak status-quo yang menghimpit kehidupan rakyat dan bangsa.
Terpecah-pecahnya kekuatan dalam gerakan adalah keadaan yang tidak
menguntungkan perjuangan bersama.



Kalau kekuasaan politik masih tetap seperti yang terus dijalankan selama 32
tahun Orde Baru dan 10 tahun pasca-Orde Baru sampai sekarang maka tidak
mungkin adanya perubahan-perubahan besar dan fundamental bagi kehidupan
sebagian terbesar rakyat kita. Perubahan besar dan fundamental hanyalah
bisa dilakukan oleh kekuasaan politik tipe baru di bawah pimpinan nasional
tipe baru pula. Perubahan-perubahan besar yang menguntungkan rakyat banyak
tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang bertipe Orde Baru.



Ketika bangsa dan negara sedang mengalami banyak persoalan serius yang
menyengsarakan rakyat banyak seperti dewasa ini, terasa sekali kebutuhan
adanya kekuasaan politik yang pro-rakyat dan dapat dukungan kuat dari
sebagian terbesar rakyat dan juga adanya pemimpin yang berwibawa dan
mempunyai integritas setinggi  Bung Karno. Tokoh yang seperti ini tidak
ditemukan selama rejim militer Suharto, dan juga tidak dapat dijumpai selama
berbagai pemerintahan-pemerintahan pasca-Suharto.



Kenaikan harga BBM yang mengakibatkan bermacam-macam kesulitan hidup banyak
orang (harga sembako yang sudah naik dengan beberapa puluh persen, ongkos
transport yang menjadi mahal, bertambah parahnya kemiskinan dan
pengangguran) telah membuka kebusukan pemerintahan SBY-JK.. Dewasa ini
setiap hari diberitakan dalam pers dan televisi tentang keluh kesah dari
rakyat yang menderita.



Pentingnya gerakan  extra-parlementer



Karena itulah SBY, yang tadinya diharapkan (ilusi saja ?) oleh banyak orang
untuk bisa menjadi presiden yang ideal, ternyata citranya terus-menerus
turun. Kalau dalam tahun 2006 (menurut Lembaga Survey Indonesia) ia pernah
meraup popularitas sebesar 67 %, maka dalam tahun 2007 turun tinggal 25 %
Dan sekarang, dengan maraknya gelora perlawanan kenaikan harga BBM
diperkirakan bahwa popularitasnya sudah mesosot sekali jauh di bawah 20%.



Karena sudah rusaknya moral di kalangan partai politik (dan terutama sekali
GOLKAR) yang wakil-wakilnya menduduki banyak pos-pos penting dalam bidang
eksekutif, legislatif, dan judikatif, maka sebagian besar rakyat dewasa  ini
sudah muak dan tidak menaruh kepercayaan terhadap mereka. Dari segi inilah
kelihatan makin pentingnya peran gerakan ekstra-parlementer yang terdiri
dari bermacam-macam organisasi rakyat yang tergabung dalam macam-macam front
dan koalisi atau aliansi yang tumbuh seperti jamur di musim hujan di
berbagai daerah.



Gerakan ekstra-parlementer yang kuat dan  mendapat dukungan atau partisipasi
yang luas dari rakyat akan menjadi satu-satunya agen perubahan menuju
terciptanya masyarakat adil dan makmur, seperti yang dicita-citakan oleh
proklamasi 17 Agustus 45.



Aksi-aksi mahasiswa punya tujuan luhur


Mengingat itu semua, maka nyatalah bahwa maraknya aksi-aksi luas yang
digelar oleh para mahasiswa banyak universitas di Indonesia dewasa ini untuk
melawan secara damai  kenaikan harga BBM patut sekali mendapat dukungan dan
simpati dari kita semua. Pada umumnya, aksi-aksi para mahasisswa ini
mempunyai tujuan yang luhur, yaitu membela kepentingan rakyat, yang
dirugikan oleh kenaikan harga BBM dan berbagai politik pemerintahan SBY-JK
lainnya.



Kesediaan mereka untuk bersusah-payah mengadakan  bersama-sama berbagai
macam aksi ini (sampai mogok makan berhari-hari, bermalam di tenda-tenda,
kurang tidur dan kurang makan) mencerminkan kemurnian tujuan perjuangan
mereka. Mereka  adalah  asset yang penting dan berharga sekali bagi hari
kemudian bangsa dan negara kita. Karenanya, peran mereka sebagai penyalur
aspirasi rakyat mempunyai arti strategis yang patut sama-sama kita lindungi.
Aksi-aksi para mahasiswa menentang kenaikan harga BBM adalah bagian - dan
bagian yang cukup penting ! -  , dari keseluruhan gerakan ekstra-parlementer
yang dahsyat sekarang ini.



Dengan makin membesarnya gerakan ekstra-parlementer untuk menentang kenaikan
harga BBM dan berbagai politik lainnya dari pemerintahan SBY-JK maka ada
sementara orang yang kuatir akan adanya represi besar-besaran seperti yang
terjadi dalam tahun 65-66. Memang, seluruh kekuatan demokratis yang sedang
membangun kekuatan rakyat melalui berbagai front dan aliansi atau koalisi
perlu tetap waspada terhadap adanya kemungkinan-kemungkinan yang demikian
ini. Perlu sama-sama kita ingat selalu bahwa “mereka” tidak rela kehilangan
begitu saja  kekuasaan yang mereka kangkangi selama lebih dari 32 tahun!



Tetapi waspada dan hati-hati tidaklah berarti harus takut melakukan hal-hal
yang sangat dibutuhkan dalam menggalang kekuatan dan mempersiapkan adanya
perubahan-perubahan besar dan fundamental  di bidang kekuasaan politik. Apa
yang dilakukan oleh Hugo Chavez di Venezuela dan Evo Morales di Bolivia
merupakan contoh yang patut kita pelajari, walaupun situasi dan kondisi kita
berbeda dengan mereka.



Kalau dilihat dari perkembangan situasi akhir-akhir ini makin nampak
nyatalah bahwa perjuangan politik rakyat Indonesia untuk menciptakan
kesejahteraan haruslah melewati perjuangan terhadap sisa-sisa Orde Baru,
yang dalam jangka puluhan tahun  -- sampai sekarang  !  - sudah bersekongkol
dengan kepentingan modal besar asing. Karena pemerintah, maupun DPR, MPR,
DPD sudah banyak mengecewakan rakyat, maka banyak kalangan di masyarakat
akhirnya terpaksa menaruhkan kepercayaan mereka kepada berbagai macam
organisasi rakyat.



Di sinilah terletak betapa pentingnya gerakan ekstra-parlementer, baik untuk
perjuangan dewasa ini maupun untuk masa-masa datang !





Paris 2 Juni 2008



  1.. Umar Said




































No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.4/1476 - Release Date: 31/05/2008
12:25


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to