Ibu kira, ini patut jadi renungan kita bersama.
Mudah-mudahan semua bisa melihat semua data di bawah ini dgn
semangat menjaga persatuan bangsa, dan tidak saling curiga satu sama lain

Wass

---------- Forwarded message ----------
From: Muke Gile Muke Gile <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Jun 21, 2008 11:43 AM
Subject: [mediacare] Konflik Internal Islam dan Pancasila.
To: [EMAIL PROTECTED]



 Konflik Internal Islam dan Pancasila.



Semua agama pernah mengalami "konflik internal", demikian pula dengan Islam.
Salah satu idealisme dari usaha penggalian Pancasila dari bawah tanah
kearifan lokal masyarakat Indonesia adalah untuk mencegah terulangnya
kembali "konflik internal" tersebut."Konflik dalam sejarah Kristen, yg tentu
sudah banyak diketahui, antara lain:
1. Revolusi Perancis,
2. Reformasi Gereja (konflik antara Kristen Katolik dan Kristen Protestan,
3. Semboyan 3G (Gold, Glory and Gospel) yg mempengaruhi imperialisme oleh
Eropa,
4. Perlakuan terhadap Galileo dan atau ilmuwan lain.


Di bawah ini adalah "konflik internal" Islam, atau lebih tepatnya adalah
konflik orang Arab yang  mengatasnamakan Islam. Demi kemudahan penyampaian,
urutan kekhalifahan ditulis berdasar tradisi Islam Suni:

Nabi Muhammad wafat tahun 632M, jabatan sebagai pemimpin pemerintahan
kemudian diganti:

Khalifah 1: Sayiddina Abu Bakar as Shadiq.
Menjadi Khalifah selama 2 tahun. Setelah meninggal tahun 634 jabatannya
diganti oleh

Khalifah 2: Sayiddina Umar bin Khattab.
Menjadi Khalifah selama 10 tahun. Setelah meninggal tahun 644 jabatannya
diganti oleh

Khalifah 3: Sayiddina Utsman bin Affan.
Tidak lebih dari 25 tahun setelah Nabi wafat, terjadilah "konflik internal"
pertama di tahun 656, yaitu Siege of Utsman.

Sayiddina Utsman bin Affan dikepung di rumahnya selama sekian hari tanpa
suplai makanan dan minuman, lantas akhirnya diserbu. Setelah meninggalpun,
jasad beliau sempat dilarang dimakamkan. Hal ini berlangsung berhari-hari
hingga akhirnya dimakamkan juga setelah keluarga mendesak agar diijinkan.

Sedikit tentang Sayiddina Utsman bin Affan: Islam Ibadi berpandangan bahwa
Utsman bin Affan telah melakukan bid'ah, yaitu penambahan/perubahan pada
ajaran Islam. Sekarang Islam Sunni maupun Islam Syiah memandang bahwa Ibadi
termasuk Kawarij. Sedikit tentang Ibadi; Kaum Ibadi sekarang terbatas
keberadaannya di Wilayah Timur Afrika (khususnya Zanzibar), Libya (daerah
Jabal Nafusa), sedikit Algeria dan Djerba Island, Tunisia. Raja-raja awal
Dinasti Rustamid yg berkuasa di abad pertengahan juga penganut Ibadi.

Khalifah 4: Sayiddina Ali bin Abi Thalib.
Sayiddina Ali adalah sepupu Nabi Muhammad dari garis ayah, dgn kakek yg
sama, yaitu Abd-al-Muttalib. Sayiddina Ali juga suami Fatimah, satu-satunya
putri Nabi Muhammad. Itu berarti Sayiddina Ali juga adalah satu-satunya
menantu Nabi.

Dlm masa kekhalifahan beliau, tahun 656 M terjadi "konflik internal" kedua,
yaitu Perang Onta antara beliau melawan Aisyah, nama lain perang ini adalah
Battle of Jamal atau Battle of Bassorah. Aisyah merupakan puteri dari
Sayiddina Abu Bakar as Shadiq (Khalifah 1). Aisyah juga merupakan isteri
Nabi Muhammad selama hidup. Versi pendukung Aisyah menyatakan bahwa Perang
Onta terjadi dgn sebab utama adalah komplain Aisyiah atas ketidakberesan
penyelesaian kasus pembXXXhan Utsman bin Affan. Versi penentang Aisyah
menyanggah alasan ini mengingat Aisyah mengetahui adanya pengepungan
terhadap Sayiddina Utsman bin Affan tetapi justru pergi ke luar kota
(Mekah). Perang ini cukup signifikan bagi Suni dan Syiah, krn dgn perang ini
maka semua Hadist Nabi yg diriwayatkan lewat Aisyah tidak diakui oleh Syiah.


Tahun 657 M terjadi "konflik internal" ketiga, yaitu Perang Siffin antara
Sayiddina Ali melawan Muawiyah yg saat itu merupakan Gubernur Syria. Setelah
sekian puluh ribu orang meningal, akhirnya perang ini berakhir dgn proses
negosiasi. Apa hasil negosiasinya sampai sekarang masih merupakan
kontroversi, khususnya antara Sunni dan Syiah. Di kemudian hari, Muawiyah
dikenal sebagai raja pertama Kekhalifahan Muawiyah.

Tahun 657 M, terjadi "konflik internal" keempat, yaitu Perang
Nahrawanantara Sayiddina Ali dan mereka yg menolak dihentikannya
Perang Siffin.

Sayiddina Ali bin Abi Thalib meninggal tahun 661 M karena pembXXXhan (
assasination), Ini adalah "konflik internal" kelima.

Perang Karbala di tahun 680 menjadi "konflik internal" keenam. Perang ini
kemudian menjadi garis penegas perpisahan antara (yg sekarang disebut sbg)
Syiah dan Sunni. Perang yg dikenal sebagai perang untuk mendirikan
Kekhalifahan Muawiyah ini berakhir dgn dibXXXhnya Hussein cucu Nabi dengan
sadis oleh pasukan pendukung Kekhalifahan Muawiyah, dan kemudian jenasahnya
diperlakukan tidak dengan hormat. Setiap tahun, di tanggal 10 Muharram, umat
Islam Syiah memperingati Perang ini sebagai Hari Asyura.

Tahun 740, terjadi Pemberontakan Zayd bin Ali kepada Kekhalifahan Muawiyah.
Zayd bin Ali adalah putera dari Imam ke 4 Islam Syiah, yaitu Ali bin
Hussein. Berarti Zayd bin Ali adalah cucu dari cucu Nabi (Hussein bin Ali
bin Abi Thalib). Berarti Zayd bin Ali adalah keturunan 4 tingkat Nabi
Muhammad. Ini adalah "konflik internal" keenam.

Tahun 750, pasukan Kekhalifahan Muawiyah (KM) kalah dalam Perang Zab melawan
pendukung berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah (KA). Ini adalah "konflik
internal" ketujuh. Raja terakhir KM, yaitu Marwan II lantas melarikan diri
ke Afrika dan dapat bersembunyi selama beberapa bulan hingga akhirnya
diketemukan dan dibXXXh. PembXXXhan Marwan II menandai runtuh totalnya KM
dan berdirinya KA. Peristiwa ini adalah Ini adalah "konflik internal"
kedelapan.

Adanya beberapa konflik baik berdarah maupun konflik politik di atas adalah
tidak dapat dipungkiri mengingat kebenarannya. Bahkan sampai sekarangpun,
Aisyah, istri Nabi semasa hidup, tidak dipandang dengan hormat oleh umat
Islam Syiah, tetapi sebaliknya dipandang sangat hormat oleh Islam Sunni.

Sebelas abad setelah jaman awal Islam, terjadilah Perang Dunia I, dimana
Kekhalifahan Ottoman Turki berpihak pada Jerman. Tahun 1915,
terjadilah Armenian
Genocide yg dilakukan pasukan Kekhalifahan Ottoman Turki. Tahun 1916
terjadilah Perang Mekah yang dipimpin salah seorang keturunan Nabi Muhammad,
yaitu Grand Sharif of Mecca, Hussein bin Ali. Revolusi Arab ini kemudian
meluas keluar dari Mekah, merembet ke hampir seluruh Timur Tengah, menjadi
Revolusi Arab. Revolusi Arab yg berakhir 1918 menjadi sebab utama runtuhnya
Kekhalifahan Ottoman Turki pada 1922.

Latar belakang konflik di Arab atas nama Islam itulah yang muncul dalam
wawasan seorang Sukarno. Bung  Karno adalah seorang Islam yang tidak ingin
di Indonesia terjadi konflik atas nama agama, baik internal Kristen,
internal Budha, maupun internal Hindu, apalagi internal Islam (sebagai umat
mayoritas), dan juga antar agama. Ketidakinginan itu adalah salah satu hal
yg memberi kekuatan kepada Bung Karno untuk menggali kearifan lokal
masyarakat Indonesia. Dan kemudian, ditemukanlah Pancasila.

Sejarah telah membuktikan bahwa tidak lama setelah Nabi Muhammad wafat, para
pengikutnya di Arab sudah saling serang. Berkaitan dengan itu, entah
Pancasila berasal dari wahyu Tuhan ataupun tidak, salah satu idealisme
Pancasila adalah untuk meredam konflik agama, baik internal agama Islam
maupun internal agama apapun, juga konflik antar agama.




[Bagi yang tidak yakin dgn sejarah di atas, dan menganggap penulis hanya
sekedar mengarang cerita, lantas menginginkan kebenaran sejarah, silahkan
membaca sendiri di perpustakaan setiap pesantren dan atau Universitas Islam
Negeri dan atau searching internet. Tetapi bagi para ahli sejarah, catatan
sejarah di atas adalah sangat diyakini kebenarannya. Yang diragukan adalah
justru pendapat tak beralasan yg mengatakan bahwa sekian banyak konflik di
atas adalah akibat hasutan umat agama lain.]






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke