buat mas Irwan,
mungkin yang dimaksud di bawah ini adalah hadith Nabi: >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> >> >> Man kaana yu'minu billahi wa al-yaumi >> al-aakhir fal yaqul khairan au li yasmut." >> ------------------------------------------------- >> "Whoever believes in Allah and the Day >> of the Judgment, he should speak good >> or keep quiet." >> >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> jadi arti "fal yaqul khairan" terjemahannya mestinya adalah supaya "berkata yang baik", dan bukan diterjemah kan "berkata yang benar". Soalnya kalau ukurannya "benar", prinsip-prinsip yang dibela oleh FPI, "according-to-the-book", mungkin juga bisa dikatakan "benar", atau setidak tidaknya dasar/hujjah/argumentasinya. Yang dipersoalkan masyarakat adalah apakah cara yang digunakan tersebut "baik" atau "tepat" atau "bijaksana", jika merujuk pada situasinya. *** Apalagi di jaman di mana orang menggunakan sumber rujukan nilai yang berbeda-beda, maka apa yang disebut "benar" bisa menjadi sesuatu yang nisbi. Tetapi justeru kalau kita gunakan kata "baik" saya rasa lebih banyak bisa kita dapatkan titik- temunya. It looks like a paradox: ------------------------- The word "goods" which usually imply a 'subjective' perception - in my opinion - could find "common/universal" ground more easily than the world "true/truth" which usually imply something absolute. wassalam, ----( ihsan hm )----------------------------------- --- In IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Berkatalah yang benar atau diam... > kata Rosulullah S.A.W. > Memang tidak mudah.. termasuk bagi saya sendiri.. > > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K >