Tindakan penyuapan, konspirasi dan 'penggunaan pelicin' tersebut
adalah kejahatan/kriminal.. titik.. Soal 'kesalahan pilih', ya inilah
resikonya pemilihan langsung.. apalagi kalau publik tidak mendapat
info yang cukup mengenai politisi busuk..

Makanya para politisi jangan alergi dengan pemaparan jejak rekam
(resmi/informal).. karena bisa saja resminya (officially) bagus, tapi
yang disimpan di belakang/gudang/bunker, banyak busuknya..

Wassalam,

Irwan.K
~btw, yang 2 tahun umur email ini, Eyang.. :-p

Pada 8 Juli 2008 13:17, RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
menulis:

>   Bumbu atau tidak, itu tidak signifikan. Yang utama faktanya, dimana
> wanita dijadikan pelicin tindakan administratif kenegaraan yang
> bertujuan mencuri harta negara.
>
> Terhadap penggunakan sang bonus, hukumannya tak signifikan pula,
> tetapi, tindakan mencuri harta negara itu sendiri.
>
> Bobot terberat, ialah, menyalah gunakan kedudukan, yang merupakan
> preseden dan contoh buruk bagi para pemilih, yang telah mempercayakan
> suara...
>
> Pelajaran buruk dalam berdemokrasi.
>
> Salam
>
> Danardono
>
> PS Umur anda baru dua tahun to, kok sebut saya eyang?
>
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>, IrwanK
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Kata bonus adalah bumbu pemberitaan, Eyang..
> > Yang penting tindakan tersebut harus/sudah ditangani oleh hukum yang
> > berlaku..
> >
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> >
> > Pada 8 Juli 2008 12:04, RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
> > menulis:
> >
> > > Wanita, dalam agama dan kepercayaan apapun, adalah makhluk\ yang
> > > dihormati (perempuan= yang di-Mpu-kan), sederajat ibu kita, yang
> > > melahirkan kita.
> > >
> > > Bukan barang bonus, yang diperdagangkan, apalagi untuk instrument
> > > penjarahan harta bangsa...
> > >
> > > Salam
> > >
> > > Danardono
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke