Hari ini sudah minum obat, Tung? Kemungkinan kamu sembuh memang sulit. Tapi dengan rajin minum obat, bisa meminimalisasi supaya kamu gak anarkis, kayak teman-temanmu di FPI, gitu.
--- In ppiindia@yahoogroups.com, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > permen ricola boleh ga? > > > > ----- Original Message ---- > From: masdimas62 <[EMAIL PROTECTED]> > To: ppiindia@yahoogroups.com > Sent: Sunday, July 20, 2008 10:00:40 PM > Subject: [ppiindia] Perempaun Islam tak boleh mengunyah permen karet > > > PEREMPUAN DI MATA ISLAM PURITAN > > "Perempuan Islam dilarang mengunyah permen karet karena hal itu bisa > menggoda, " demikian salahsatu fatwa di kalangan Islam Puritan yang > diterbitkan di Lebanon, baru-baru ini. Selain itu, perempuan juga > dilarang memamerkan suaranya, dilarang menari meski di lingkungan > sesama perempuan, dan disarankan tidak berkumpul dengan kalangan > umum yang ada laki-laki di antaranya, meski dia sudah berjilbab. > Wanita mempelai juga dilarang memakai parfum bila duduk di sekitar > kerabatnya yang laki-laki. Alasannya sama: takut menimbulkan gairah! > > Di negara-negara Barat dan negeri-negeri demokratis, setiap > perempuan mempunyai pilihan hidup dan mereka bebas mewujudkan cara > hidup sesuai dengan pilihannya. Ada yang memilih jadi intelektual, > jadi politisi, ikut Miss Universe, jadi artis film, dan ada yang > memilih jadi gundik maupun pelacur. > > Di dunia Islam Puritan pilihan itu tidak ada, Dalam paradigma Islam > Puritan, perempuan diproyeksikan mengambil peran hanya melalui izin > laki-laki ; ayah, suami, atau laki-laki di ruang publik. > > Kaum Islam Puritan secara berkala menerbitkan hadis yang isinya > menindas dan merendahkan serta banyak mencela perempuan.. Intinya: > Perempuan tidak akan masuk surga kecuali kalau mereka mematuhi laki- > laki di dunia. > > Siti Khadijah sudah menjadi wanita independen, bebas berdagang, > bahkan jadi saudagar kaya, ketika Islam belum diperkenalkan padanya, > saat mana kaum Islam menyebutnya sebagai masa Jahiliyah.. Setelah > menjadi istri nabi, kaum wanita jazirah Arabia justru terbelenggu > hukum-hukum Islam. Dipoligami dan dikurung dalam jilbab. > > Hingga sekarang perempuan di Saudi Arabia tak boleh mengemudikan > mobil sendiri.. Para jemaah haji non arab - termasuk Indonesia > selalu diingatkan agar jika naik taksi kaum laki-laki pendampingnya > yang naik lebih dulu, kemudian perempuan. Sedangkan bila turun, > perempuan harus lebih dulu, kemudian laki-laki. Hal itu dilakukan > untuk menghindari kebrutalan dan kebringasan laki-laki Arab Saudi > puritan yang haus perempuan > > Di Arab Saudi perempuan pergi ke sekolah sesudah tahun 1970-an, > setelah Raja diingatkan akan kemungkinan dokter-dokter "kafir" lah > yang akan membantu persalinan wanita Arabia. Bandingkan dengan di > Indonesia, yang bahkan sebelum merdeka, RA Kartini, sudah > menyuarakan emansipasi dan menulis dalam bahasa Belanda. Rd Dewi > Sartika mendirikan sekolah, SK Trimurti jadi ahli hukum, berjuang > bersama Soekarno dan kemudian jadi lawan politik, serta menjadi > pejuang antipoligami hingga akhir hayatnya. > > Di Indonesia, dalam setiap kabinet selalu ada menteri perempuan. > Paska reformasi perempuan malah jadi presiden, yang sempat dicoba > dijegal dan diharamkan kaum Islam puritan lokal. Namun, mengira > mayoritas Islam moderat abangan lebih bodoh dibanding orang Arab > alangkah memalukannya penjegalan Islam puritan di sini gagal total. > > Benang merah Islam Puritan adalah kekuasaan dan supremasi. Islam > terus direkayasa menjadi hukum negara dan para ulama ingin berkuasa, > sedangkan non muslim diarahkan harus tunduk dan membayar pajak > perlindungan. Begitulah suara dan keinginan Abubakar Baasyir, > sebagai wakil mereka, di sini. > > Kaum perempuan di dunia kaum Islam Puritan lebih baik dibiarkan mati > atau dimatikan daripada keluar tidak dengan pakaian tertutup. Suatu > insiden kebakaran di sekolah Arab Saudi telah menewaskan 14 gadis > secara mengerikan, Maret 2002, karena para Polisi Agama (Muthawa'un) > tak membiarkan mereka keluar dari sekolah yang terbakar karena tidak > berpakaian semestinya (rambut dan wajah mereka terlihat) dan mereka > yang keluar dipukuli dan dipaksa masuk kembali ke lokasi kebakaran > agar memakai pakaian pantas, hingga tewas. > > Skandal memilukan dan mengerikan itu sempat masuk koran ternama di > Saudi Arabia, Al-Istishadiyyah dan Arabia Gazette namun pihak > berwenang menutupinya. Putra Mahkota Abdullah kemudian berjanji > menyelidiki namun minta koran tidak memberitakan itu. Tak ada yang > dihukum atas insiden itu. > > Dikutip dari hal. 310-311 buku Selamatkan Muslim dari Islam Puritan > (Serambi, 2007), karya Khaled Abou el Fadl, Profesor Hukum Islam, > diungkapkan terbitnya buku ringkas di Lebanon berjudul Fatwa untuk > Perempuan Muslim (Fatwa al-Mar'ah al-Muslimah) , baru-baru ini, yang > mengekspresikan budaya puritan kontemporer. > > Sebagian di antaranya : > > l Seorang perempuan tidak boleh menolak ajakan suami > berhubungn seks, kecuali ketika sedang sakit. Menolak hubungan seks > suami berarti dosa besar (kabirah). sedangkan suami boleh menolak > ajakan istri berhubungan seks dengan alasan apa pun. > > l Seorang pria yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan > menceraikannya sesudah mendapatkan kesenangan darinya, tapi tidak > menyampaikan niatnya itu, dan (dia dianggap) tidak melakukan dosa > dan pernikahannya dianggap sah. > > l Seorang perempuan muslim tidak boleh melakukan puasa tanpa > seizin suami karena sang suami mungkin menghendaki hubungan seks di > siang hari. > > l Seorang perempuan muslim tidak boleh bicara dengan teman > prianya di telepon karena si perempuan bisa membuatnya tergoda. > > l Perempuan muslim tidak boleh mengunyah permen karet karena > hal itu bisa menggoda. > > l Perempuan tidak boleh menari di depan perempuan lain dalam > acara perkawinan, meski tak ada laki-laki di sana, karena bisa > membangkitkan gairah perempuan lain. > > l Suara perempuan tidak boleh diperdengarkan di depan umum > atau di tempat khusus yang mungkin memicu godaan seksual. > > l Seorang perempuan tidak boleh pergi dengan tunangannya ke > ruang publik, karena si perempuan itu bisa membuatnya tergoda. > > l Meski duduk bersama suami sebagai mempelai, seorang > pengantin perempuan harus memastikan tidak memakai parfum agar tidak > membuat kerabatnya itu tergoda. > > l Seorang perempuan yang hendak ke masjid untuk belajar Al > Quran harus mematuhi ayahnya. Jika sang Ayah melarangnya pergi, sang > Ayah tak perlu menerangkan alasannya. > > l Perempaun seharusnya tidak boleh bercampur dengan laki-laki > di tempat umum, bahkan meskipun perempuan itu menggunakan jilbab. > > l Meskipun menggunakan jilbab, seharusnya perempuan juga tidak > pergi tanpa ditemani oleh mahram laki-laki. > > l Perempuan tidak boleh memendekkan rambutnya karena dipandang > akan meniru laki-laki. Meski demikian, perempuan harus memendekkan > rambut di wajah, seperti kumis tipis agar lebih feminin dan menarik > di hadapan suaminya. > > l Perempuan seharusnya tidak boleh menghadiri pemakaman atau > kuburan untuk menyatakan bela sungkawa untuk menghindari rayuan > seksual. > > Banyak aturan lainnya yang keseluruhannya manifestasi budaya biadab > kaum Islam puritan. Kaum perempuan korban kaum puritan juga terdapat > di Afganistan semasa Taliban berkuasa, dan secara visual bisa > disaksikan dalam film "Kandahar" (Sutrd. Mohsen Makhmalbar) > dan "Osama" (2003 karya Siddiq Barkmak) dua-duanya karya sutradara > Afganistan. > > Wassalam, > > Dimas. > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >