assalamu 'ala
manittaba al huda'
 
seorang muslim yg
baik, seharusnya menjadikan AlQuran & Assunnah sbg acuan dlm berpikir,
berkata & bertindak. Segala ucapan ataupun wacana yg kita lontaran harus
bermuara & sesuai dg nafas-nafas Alquran & AsSunnah. Siapapun boleh
melontarkan pendapatnya tetapi harus menyadari apakah pendapatnya tsb sesuai dg
Alquran atau menyelisihi AlQuran. Ali bin Abi Thalib ra berkata : "AlQuran
tdk pernah lapuk krn sering diulang-ulang, keajaiban2nya tdk akan pernah habis,
siapa saja yg berbicara berdasarkan Alquran maka ia benar, yang mengamalkannya
maka ia memperoleh pahala, siapa saja yg mengajak manusia kpd Alquran maka ia
diberi petunjuk menuju jalan yg lurus".
Saya memfokuskan
kpd kalimat " Siapa saja yg berbicara berdasarkan Alquran maka ia
benar". Jd siapapun (terutama muslim) yg berkata, melontarkan wacana yg
tdk sesuai dg Alquran maka pendapatnya, pemikirannya tsb adalah batil. Tidak
peduli apakah seorang ulama, cendekiawan dg gelar Prof, anak pesantren dll.
Standardnya adalah apa yg dikatakan, bukan siapa yg mengatakan.
Nah, sekarang kita
kecilkan ruang lingkup pembahasan ini, agar tdk melebar kmana-mana. Apakah
perkataan ke-3 orang (Alm Cak Nur, Alwi Shihab, dan Ulil) adalah benar?
tentunya pembahasan
ini (perkataan ke-3 orang yg mengaku muslim) dlm kacamata & kerangka
berpikir seorang muslim yaitu bermuara kpd  ALquran & AsSunnah.
Ulil berkata,
"Semua  agama sama.  Semuanya menuju jalan kebenaran.  Jadi, Islam bukan yang 
paling benar".
Walaupun ulil
jebolan pesantren, atau sedang skolah di hardvard sekalipun tdk serta merta
membuat perkataannya otomatis benar. Apakah ada ayat Alquran ataupun AsSunnah
yg menjadi pijakan perkataan tsb? 
Tidak ada 1 pun
ayat dlm Alquran yg mengatakan semua agama (semua?) adalah sama benarnya. Bagi 
muslim
yg menggunakan Alquran sbg standard ucapan & pemikirannya, tentu pernyataan
tsb menjadi aneh & konyol, terkesan ingin membodohi muslim yg awam.
Sehingga kalimat tsb butuh disulap menjadi "agama itu benar menurut
pemeluknya" agar lebih masuk akal. Dalam konteks Alquran, Allah SWT hanya
mengakui 1 agama yg benar (bukan yg paling benar!)  yaitu islam, agama yg 
dibawa oleh nabi &
Rasul2 Allah semenjak Nabi Adam as s/d Muhammad saw. Jika ada agama lain
mengklaim agamanya adalah benar, itu urusan & hak mereka, dan pemikiran tsb
wajar-wajar saja. Sekali lg, fokus pembahasan ini adalah ucapan seorang muslim
yg tentunya dinilai dg standard islam yaitu Alquran & AsSunnah.
Mungkin Ulil lupa
bahwa tatkala Ibrahim as berdoa kpd Allah, "Sesungguhnya aku menghadapkan
diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada
agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan". QS6:79
Muslim siapapun dia
(termasuk ulil) diperintah oleh Allah utk berkata, "Katakanlah: "Sesungguhnya
aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,  agama yang benar, 
agama Ibrahim yang lurus,
dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". QS6:161
"Dan Ibrahim
telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. :
"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". QS2:132
Tidak ada hujjah yg
mendukung pernyataan Ulil, islam memang bukan agama yg paling benar tp islam
adalah agama yg benar.
 
Ulil berkata, semua
agam benar, sayangnya itu perkataan ulil, bukan perkataan Allah,
 
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu  dari Tuhanmu akan 
menambah kedurhakaan dan
kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati
terhadap orang-orang yang kafir itu.
 
Ulil rupanya ingin
merevisi ayat-ayat Alquran yg menyelisihi ucapannya, luar biasa dusta &
kebohongannya.
 
 
Prof. Dr.
Nurcholish Madjid:
Umat Islam pun
diperintahkan untuk senantiasa menegaskan bahwa kita semua, para penganut kitab
suci yang  berbeda-beda itu, sama-sama
menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan sama-sama pasrah (muslimun) kepada-Nya.
 
entah ayat Alquran
& asSunnah mana yg dijadikan dalil pernyataan ini, sungguh saya tidak
menemukannya, atau hanya seorang prof yg cerdik pandai saja yg menemukan ayat
Alquran atau AsSunnah yg bisa dijadikan dalil dari ucapan ini.
entah siapakah yg
dimaksud dg 'penganut kitab suci yg berbeda-beda itu..'? islam, nasrani &
yahudi kah? lalu apakah mereka sama-sama menyembah kpd Tuhan yg sama, Tuhan yg
Maha Esa yaitu Allah Azza wa jalla? apakah mereka (nasrani & yahudi) layak
disebut muslim yaitu orang-orang yg berserah diri? (kata yg jauh lebih tepat
drpd 'pasrah')
Siapapun yg bicara
berdasarkan Alquran, maka ia benar!
apakah prof nan
cerdik pandai ini perkataannya sesuai Alquran???
 
Apakah Nasrani
& Yahudi menyembah Tuhan yg sama (dg islam) yaitu Allah SWT?
 
Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih
putera Maryam", padahal Al Masih  berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah 
Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan  Allah, maka pasti Allah 
mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun. QS5:72
 
Orang-orang Yahudi
berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:
"Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan
mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? QS9:30
 
Tidak ada
sedikitpun hujjah bagi ucapan yg batil, ucapan yg menyelisihi Alquran, tdk
layak seorang muslim berdakwah spt ini, mengada-adakan kebohongan.
 
Ibrahim bukan
seorang Yahudi dan bukan  seorang
Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus  lagi berserah diri  dan 
sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik. QS3:67
 
Dan mereka berkata:
"Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk".  Katakanlah :
"Tidak, melainkan  agama Ibrahim yang
lurus. Dan bukanlah dia  dari golongan
orang musyrik". QS2:135
 
Lalu Allah
memerintahkan kpd orang-orang yg beriman utk menyampaikan hujjah yg benar, 
“Katakanlah
: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa
yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan
apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka
dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".  QS3:84
 
Katakan pula bahwa,
“Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah,
padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi
kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati, ataukah
kamu  mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il,
Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau
Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah,
dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari
Allah  yang ada padanya?" Dan Allah
sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” QS2:139-140
 
Sungguh tdk ada
sedikitpun hujjah yg bisa disampaikan utk menguraikan perkataan yg batil.
 
 
Dr. Alwi Shihab :
Prinsip lain yang
digariskan oleh Al Quran, adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang 
berbuat baik dalam
setiap komunitas beragama dan, dengan begitu, layak memperoleh pahala dari
Tuhan.
 
Entah Tuhan manakah
dimaksud oleh Doktor yg satu ini, tp ketika disebut Alquran tentunya mengarah
kpd Allah SWT. Apakah benar Allah SWT akan mengganjar pahala bagi orang yg
berbuat baik terlepas apapun agamanya? 
Bagi seorang muslim
perkataan ini jelas batil, amal yg diterima oleh Allah SWT adalah amal yg
ikhlas sbg bentuk bukti penghambaan diri kpd Sang Pencipta Alam Semesta, tidak
ada niat lain selain hanya utk beribadah kpd Allah SWT, spt yg telah ditegaskan
bahwa diciptakannya manusia & jin, hanyalah semata-mata utk beribadah
kpdNya (QS51:56). Selain itu syarat lain diterimanya suatu amal perbuatan
adalah sesuai dg contoh yg telah diberikan oleh Muhammad Saw, tdk ada sedikitpun
hak manusia utk improvisasi dlm ibadah apalagi membuat-buat ibadah spt waktunya,
tata caranya dll, krn dalil umum  ibadah
adalah terlarang jika tdk ada perintah dari Allah SWT & Muhammad saw
(AlQuran & AsSunnah).
 
Sayangnya, pahala
bukanlah angan-angannya Doktor alwi, bukan pula angan-angannya syetan, sehingga
bs menentukan layak atau tidaknya manusia memperoleh pahala/dosa. Hak tsb
sepenuhnya milik Allah.
 
Syaitan itu
memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada
mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan
belaka. QS4:120
 
Dan mereka  berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk
surga kecuali orang-orang  Yahudi atau
Nasrani". Demikian itu  angan-angan
mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu
jika kamu adalah orang yang benar". QS2:111
 
Bukan siapa
(merujuk kpd orang per orang berdasarkan keturunan, bangsa atau ras dll) tp apa
yg dilakukan orang tsb, itulah yg menyebabkan manusia msk syurga atau neraka.
 
Jadi manusia yg
beriman & beramal soleh (iman selalu dilekatkan dg amal soleh, krn tdk
berguna iman seseorang tanpa amal, tdk ada artinya amal yg tdk disertai iman yg
benar) yg layak memperoleh syurga Allah SWT,
 
Orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang
lebih benar perkataannya dari pada Allah ? QS4:123
 
Siapakah yg layak
disebut manusia beriman? Kpd siapa & apa,  seharusnya manusia beriman?
 
Manusia yg beriman
kpd Allah SWT -tiada Tuhan selain Allah- QS2:3, manusia yg beriman kpd
kitab-kitab Allah –Zabur, Taurat, Injil, dan AlQuran- QS2:4, manusia yg beriman
kpd Rasul-Rasul Allah termasuk Muhammad saw QS. Iman yg termaktub dlm Rukun
Iman, yg dijelaskan oleh Muhammad saw QS3:84, ketika malaikat Jibril menyamar
menjadi seorang manusia dan menampakkan diri di tengah sahabat, Kemudian dia
(jibril) bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda:
“ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  (HR Muslim).
 
Jelas sekali
kebatilan perkataan Doktor Alwi, menyelisihi Allah dan RasulNya. Begitu besar
kebohongan dari ucapan tsb, bahwa orang yg berbuat baik (amal soleh?) terlepas
dari apapun agamanya, layak mendapat pahala Tuhan (Allah?).
 
Seandainya ucapan
tsb dilontarkan oleh orang nasrani atau Yahudi, dan yg lainnya, saya tdk akan
peduli, itu urusan mereka. Tp jika perkataan tsb dilontarkan oleh orang yg
mengaku muslim, mengatasnamakan Alquran, maka itu menjadi urusan setiap muslim
utk meluruskan orang tsb.
 
Dan orang-orang
kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang
disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia
tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya  Allah disisinya, lalu Allah 
memberikan
kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya . Qs24:39
 
Seharusnya, orang
yg mengaku muslim berdakwah dg benar, tdk mengada-adakan dusta atas nama
Alquran, Allah & Islam. 
 
Perhatikanlah,
betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah ? Dan cukuplah perbuatan
itu menjadi dosa yang nyata QS4:50
 
Wa llahu 'alam bish
shawab.
 
 
 





----- Original Message ----
From: Hary Priyanto <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 24, 2008 12:43:19 PM
Subject: Bls: [ppiindia] Perbedaan agama dan istri tetangga


Assalamualaikum Wr Wb
Bang Pitung, saya sependapat dengan abang bahwa berusaha menghindari dari
pembahasan-pembahas an teologi agama lain khususnya Nasara dan Yahudi atau
ahli kitab lainnya. Ada ayat yang melarang kita berdebat dengan Ahli Kitab, 
kecuali mereka yang zalim (Surat Al An’aam(6) ayat 108).. 
Dan tidak boleh  mengolok atau memaki-maki sesembahan orang lain dalam 
berdakwah. 
Mereka akan juga mengolok-olok atau memaki Allah tanpa pengetahuan sedikitpun. 
(Surat Al An’aam (6) ayat 108).  Nah, kalau masih berselisih faham, maka 
serahkanlah
 kepada Tuhan (Surat Asy Syuura (42) ayat 10).
Jangan bersikeras lagi kasar mempertahankan pendapatnya sendiri yang benar, 
mereka akan menjahui kita. Oleh karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah 
ampun bagi mereka,
 dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (Surat Ali ‘Imran (3) ayat 
159).
Dari ayat-ayat tadi dapat ditarik benang merahnya bahwa agama itu benar menurut 
pemeluknya.
(mungkin kata Ulill Absar Abdala).
Dan kalau ditinjau dari segi amal makruf-nya (menurut Prof. M Quraish Shihab) 
ya sama semua
kitab suci menganjurkan untuk berbuat baik.Dan bahwasanya seorang manusia (bisa 
muslim, kristen
,yahudi dan lain-lain: namanya manusia) tiada memperoleh selain apa yang 
diusahakannya (An Najm[53]
ayat 39. Walaupun kemungkinan ada yang salah (wa llahu 'alam bish shawab) tapi 
semuanya menuju
kepada Tuhan yang Tunggal ( apapun namanya mis. Tuhan Bapak, Elohim, Sang Hyang 
Widhi dll )
mungkin ini yang dimaksud Nurkholis Majid.
Mohon maaf, kalau saya salah meng-intepratasi. Pada dasarnya kita ini siapa 
didepan Tuhan.
Wa llahu 'alam bish shawab. Wassalam

----- Pesan Asli ----
Dari: si pitung <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: [EMAIL PROTECTED] s.com
Terkirim: Selasa, 22 Juli, 2008 21:10:47
Topik: Re: [ppiindia] Perbedaan agama dan istri tetangga

itulah mengapa saya berusaha menghindarkan diri dari pembahasan2 mengenai 
teologi atau kitab suci agama lain.
Tp terkadang ada saja orang yg 'memaksa' & keukeuh mengajak diskusi dg 
embel-embel mencari kebenaran sejatilah apalah itulah. Pdhl saya sama sekali 
tdk melihat niat baik dibalik ajakan diskusi mengenai teks kitab suci agama 
orang lain.

ah saya lebih fokus dg penjelasan kyai mbelink ini, coba simak:
"Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia
menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa
Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang
Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi
orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja
didalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan
seminar atau pertengkaran"

hehe..lucunya orang liberal malah mengatakan semua agama adalah benar, menuju 
Tuhan yg sama. 
contoh:

Prof. Dr. Nurcholish Madjid:
Umat Islam pun diperintahkan untuk 
senantiasa menegaskan bahwa kita semua, para penganut kitab suci yang 
berbeda-beda itu, sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan sama-sama pasrah 
(muslimun) kepada-Nya.

Dr. Alwi Shihab :
Prinsip lain 
yang digariskan oleh Al Quran, adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang 
berbuat baik dalam setiap komunitas beragama dan, dengan begitu, layak 
memperoleh pahala dari Tuhan. 

Ulil Abshar Abdalla, Kordinator JIL (Jaringan Islam Liberal):
Semua 
agama sama. 
Semuanya menuju jalan kebenaran. 
Jadi, Islam bukan yang 
paling benar. 

(sumber : Menangkal BahayaJIL 
dan FLAPenulis:Hartono Ahmad Jaiz Agus Hasan 
Bashori)

Bagaimana menjelaskan komentar orang-orang ini???

----- Original Message ----
From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar @ yahoo.com>
To: [EMAIL PROTECTED] s.com; HMI Kahmi Pro Network <kahmi_pro_network@ 
yahoogroups. com>; Syiar Islam <syiar-islam@ yahoogroups. com>
Sent: Tuesday, July 22, 2008 11:55:32 PM
Subject: [ppiindia] Perbedaan agama dan istri tetangga

Posted by: "Bambang L. Gambiro" [EMAIL PROTECTED] net.id 
Sat Jul 19, 2008 7:18 pm (PDT) 

----- Original Message ----- 
From: Afrizal chaniago 

Ini diperoleh dari milis tetangga, semoga bermanfaat

KOESBANDRIO

From: syamsi kusyanti 
Kiriman: Ifan

Di milis ini kerap kita jumpai posting berbau agama. Atau perdebatan yang 
menjurus pada perdebatan soal agama. Kadang perdebatannya begitu panas. 
Sindir-menyindir atau ejek mengejek. Buat saya itu menyedihkan.

Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu belajar di Jogja. Waktu itu, 
tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang puluhan, 
rumahnya Cak Nun, ini panggilan akrabnya penyair dan kiai mbeling Emha Ainun 
Nadjib. Kita bikin forum melingkar di situ. Biasanya kita bicara soal kesenian 
atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan.

Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution 
Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari 
Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. 
Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar disitu.

Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu.

"Apakah anda semua punya tetangga?"

Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar 
sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya 
ikut-ikutan saja menjawab : "Tentu saja punya".

Cak Nun melanjutkan bertanya : "Punya istri enggak tetangga Anda?"

Sebagian hadirin menjawab : "Ya, punya dong". Saya diam saja. Rasanya tetangga 
kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede 
ngajak pacaran teman kampusnya.

Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya : "Apakah anda pernah lihat kaki 
istri tetangga Anda itu? Jari-jari kakinya lima atau tujuh? Mulus atau ada 
bekas korengnya ?"

Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun.

Kebanyakan menjawab : "Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak?"

Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi : "Body-nya sexy enggak?"

Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar 
tidak faham arah pembicaraan sang Kiai mbeling itu.

Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasa 
saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang 
memilih Pancasila : "Jadi ya begitu. Jari kakinya lima atau tujuh. Bodynya sexy 
atau tidak bukan urusan kita,kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita 
amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja".

"Kenapa cak?" salah satu teman bertanya, penasaran.

"Ya apa urusan kita ? Nah, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri 
orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, 
mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian 
bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah 
disimpan didalam hati saja".

Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan. Saya setuju dengan pandangan Cak Nun.

Dia melanjutkan serius : "Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan 
itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini 
bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang 
Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang 
Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja didalam hati, jangan 
diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran.

Biarlah setiap orang memilih istri sendiri-sendiri, dan jagalah kemerdekaan 
masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak 
usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena Bapaknya dulu 
sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih 
jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada 
keyakinannya. "

Mengasyikkan. Saya kagum dibuatnya.

Cak Nun terus berkata : "Itu prinsip kita dalam memandang berbagai agama. 
Sementara itu orang muslim yang mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan 
pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke 
rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, 
padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU 
maupun yang Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerjasama bikin warung soto 
dengan tetangga Budha, kemudian bareng-bareng bawa colt bak ke pasar dengan 
tetangga Protestan untuk kulakan bahan-bahan jualannya.Begitu. "

Kami semua terus menyimak paparannya.

"Jadi ndak usah meributkan teologi agama orang lain. Itu sama aja anda ngajak 
gelut tetangga anda. Mana ada orang yang mau isterinya dibahas dan diomongin 
tanpa ujung pangkal. Tetangga-tetangga berbagai pemeluk agama, warga berbagai 
parpol, golongan, aliran, kelompok, atau apapun, silakan bekerja sama di bidang 
usaha perekonomian, sosial, kebudayaan, sambil saling melindungi koridor 
teologi masing-masing. "

"Kerjasama itu dilakukan bisa dengan memperbaiki pagar bersama-sama, bisa gugur 
gunung membersihkan kampung, bisa pergi mancing bareng bisa main gaple dan remi 
bersama. Tidak ada masalah lurahnya Muslim, cariknya Katolik, kamituwonya 
Hindu, kebayannya Gatholoco, atau apapun. Itulah lingkaran tulus hati dangan 
hati. Itulah maiyah," ujarnya.

Ketika mengatakan itu nada Cak Nun datar, nyaris tanpa emosi. Tapi serius dan 
dalam. Saya menyimaknya sungguh-sungguh. Dan saya catat baik-baik dalam hati 
saya. Sayangnya dunia memang tidak ideal. Di Ambon dan Palu, misalnya saya 
lihat terlalu banyak orang usil mengurusi isteri tetangganya. Begitu juga di 
berbagai tempat di dunia. Di Bosnia. Atau yang paling baru di Irak dan 
Afghanistan. Akibatnya ya perang dan hancur-hancuran. Menyedihkan. Sangat 
menyedihkan.

- 
Regards,
Syamsi Kusyanti 
/terms/

[Non-text portions of this message have been removed]

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/

[Non-text portions of this message have been removed]

    


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke