assalamu 'ala manittaba al huda' seorang muslim yg baik, seharusnya menjadikan AlQuran & Assunnah sbg acuan dlm berpikir, berkata & bertindak. Segala ucapan ataupun wacana yg kita lontaran harus bermuara & sesuai dg nafas-nafas Alquran & AsSunnah. Siapapun boleh melontarkan pendapatnya tetapi harus menyadari apakah pendapatnya tsb sesuai dg Alquran atau menyelisihi AlQuran. Ali bin Abi Thalib ra berkata : "AlQuran tdk pernah lapuk krn sering diulang-ulang, keajaiban2nya tdk akan pernah habis, siapa saja yg berbicara berdasarkan Alquran maka ia benar, yang mengamalkannya maka ia memperoleh pahala, siapa saja yg mengajak manusia kpd Alquran maka ia diberi petunjuk menuju jalan yg lurus". Saya memfokuskan kpd kalimat " Siapa saja yg berbicara berdasarkan Alquran maka ia benar". Jd siapapun (terutama muslim) yg berkata, melontarkan wacana yg tdk sesuai dg Alquran maka pendapatnya, pemikirannya tsb adalah batil. Tidak peduli apakah seorang ulama, cendekiawan dg gelar Prof, anak pesantren dll. Standardnya adalah apa yg dikatakan, bukan siapa yg mengatakan. Nah, sekarang kita kecilkan ruang lingkup pembahasan ini, agar tdk melebar kmana-mana. Apakah perkataan ke-3 orang (Alm Cak Nur, Alwi Shihab, dan Ulil) adalah benar? tentunya pembahasan ini (perkataan ke-3 orang yg mengaku muslim) dlm kacamata & kerangka berpikir seorang muslim yaitu bermuara kpd ALquran & AsSunnah. Ulil berkata, "Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar". Walaupun ulil jebolan pesantren, atau sedang skolah di hardvard sekalipun tdk serta merta membuat perkataannya otomatis benar. Apakah ada ayat Alquran ataupun AsSunnah yg menjadi pijakan perkataan tsb? Tidak ada 1 pun ayat dlm Alquran yg mengatakan semua agama (semua?) adalah sama benarnya. Bagi muslim yg menggunakan Alquran sbg standard ucapan & pemikirannya, tentu pernyataan tsb menjadi aneh & konyol, terkesan ingin membodohi muslim yg awam. Sehingga kalimat tsb butuh disulap menjadi "agama itu benar menurut pemeluknya" agar lebih masuk akal. Dalam konteks Alquran, Allah SWT hanya mengakui 1 agama yg benar (bukan yg paling benar!) yaitu islam, agama yg dibawa oleh nabi & Rasul2 Allah semenjak Nabi Adam as s/d Muhammad saw. Jika ada agama lain mengklaim agamanya adalah benar, itu urusan & hak mereka, dan pemikiran tsb wajar-wajar saja. Sekali lg, fokus pembahasan ini adalah ucapan seorang muslim yg tentunya dinilai dg standard islam yaitu Alquran & AsSunnah. Mungkin Ulil lupa bahwa tatkala Ibrahim as berdoa kpd Allah, "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan". QS6:79 Muslim siapapun dia (termasuk ulil) diperintah oleh Allah utk berkata, "Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". QS6:161 "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. : "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". QS2:132 Tidak ada hujjah yg mendukung pernyataan Ulil, islam memang bukan agama yg paling benar tp islam adalah agama yg benar. Ulil berkata, semua agam benar, sayangnya itu perkataan ulil, bukan perkataan Allah, Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. Ulil rupanya ingin merevisi ayat-ayat Alquran yg menyelisihi ucapannya, luar biasa dusta & kebohongannya. Prof. Dr. Nurcholish Madjid: Umat Islam pun diperintahkan untuk senantiasa menegaskan bahwa kita semua, para penganut kitab suci yang berbeda-beda itu, sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan sama-sama pasrah (muslimun) kepada-Nya. entah ayat Alquran & asSunnah mana yg dijadikan dalil pernyataan ini, sungguh saya tidak menemukannya, atau hanya seorang prof yg cerdik pandai saja yg menemukan ayat Alquran atau AsSunnah yg bisa dijadikan dalil dari ucapan ini. entah siapakah yg dimaksud dg 'penganut kitab suci yg berbeda-beda itu..'? islam, nasrani & yahudi kah? lalu apakah mereka sama-sama menyembah kpd Tuhan yg sama, Tuhan yg Maha Esa yaitu Allah Azza wa jalla? apakah mereka (nasrani & yahudi) layak disebut muslim yaitu orang-orang yg berserah diri? (kata yg jauh lebih tepat drpd 'pasrah') Siapapun yg bicara berdasarkan Alquran, maka ia benar! apakah prof nan cerdik pandai ini perkataannya sesuai Alquran??? Apakah Nasrani & Yahudi menyembah Tuhan yg sama (dg islam) yaitu Allah SWT? Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. QS5:72 Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? QS9:30 Tidak ada sedikitpun hujjah bagi ucapan yg batil, ucapan yg menyelisihi Alquran, tdk layak seorang muslim berdakwah spt ini, mengada-adakan kebohongan. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. QS3:67 Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah : "Tidak, melainkan agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia dari golongan orang musyrik". QS2:135 Lalu Allah memerintahkan kpd orang-orang yg beriman utk menyampaikan hujjah yg benar, Katakanlah : "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". QS3:84 Katakan pula bahwa, Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati, ataukah kamu mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. QS2:139-140 Sungguh tdk ada sedikitpun hujjah yg bisa disampaikan utk menguraikan perkataan yg batil. Dr. Alwi Shihab : Prinsip lain yang digariskan oleh Al Quran, adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang berbuat baik dalam setiap komunitas beragama dan, dengan begitu, layak memperoleh pahala dari Tuhan. Entah Tuhan manakah dimaksud oleh Doktor yg satu ini, tp ketika disebut Alquran tentunya mengarah kpd Allah SWT. Apakah benar Allah SWT akan mengganjar pahala bagi orang yg berbuat baik terlepas apapun agamanya? Bagi seorang muslim perkataan ini jelas batil, amal yg diterima oleh Allah SWT adalah amal yg ikhlas sbg bentuk bukti penghambaan diri kpd Sang Pencipta Alam Semesta, tidak ada niat lain selain hanya utk beribadah kpd Allah SWT, spt yg telah ditegaskan bahwa diciptakannya manusia & jin, hanyalah semata-mata utk beribadah kpdNya (QS51:56). Selain itu syarat lain diterimanya suatu amal perbuatan adalah sesuai dg contoh yg telah diberikan oleh Muhammad Saw, tdk ada sedikitpun hak manusia utk improvisasi dlm ibadah apalagi membuat-buat ibadah spt waktunya, tata caranya dll, krn dalil umum ibadah adalah terlarang jika tdk ada perintah dari Allah SWT & Muhammad saw (AlQuran & AsSunnah). Sayangnya, pahala bukanlah angan-angannya Doktor alwi, bukan pula angan-angannya syetan, sehingga bs menentukan layak atau tidaknya manusia memperoleh pahala/dosa. Hak tsb sepenuhnya milik Allah. Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. QS4:120 Dan mereka berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani". Demikian itu angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". QS2:111 Bukan siapa (merujuk kpd orang per orang berdasarkan keturunan, bangsa atau ras dll) tp apa yg dilakukan orang tsb, itulah yg menyebabkan manusia msk syurga atau neraka. Jadi manusia yg beriman & beramal soleh (iman selalu dilekatkan dg amal soleh, krn tdk berguna iman seseorang tanpa amal, tdk ada artinya amal yg tdk disertai iman yg benar) yg layak memperoleh syurga Allah SWT, Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ? QS4:123 Siapakah yg layak disebut manusia beriman? Kpd siapa & apa, seharusnya manusia beriman? Manusia yg beriman kpd Allah SWT -tiada Tuhan selain Allah- QS2:3, manusia yg beriman kpd kitab-kitab Allah Zabur, Taurat, Injil, dan AlQuran- QS2:4, manusia yg beriman kpd Rasul-Rasul Allah termasuk Muhammad saw QS. Iman yg termaktub dlm Rukun Iman, yg dijelaskan oleh Muhammad saw QS3:84, ketika malaikat Jibril menyamar menjadi seorang manusia dan menampakkan diri di tengah sahabat, Kemudian dia (jibril) bertanya lagi: Beritahukan aku tentang Iman . Lalu beliau bersabda: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk , kemudian dia berkata: anda benar. (HR Muslim). Jelas sekali kebatilan perkataan Doktor Alwi, menyelisihi Allah dan RasulNya. Begitu besar kebohongan dari ucapan tsb, bahwa orang yg berbuat baik (amal soleh?) terlepas dari apapun agamanya, layak mendapat pahala Tuhan (Allah?). Seandainya ucapan tsb dilontarkan oleh orang nasrani atau Yahudi, dan yg lainnya, saya tdk akan peduli, itu urusan mereka. Tp jika perkataan tsb dilontarkan oleh orang yg mengaku muslim, mengatasnamakan Alquran, maka itu menjadi urusan setiap muslim utk meluruskan orang tsb. Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya . Qs24:39 Seharusnya, orang yg mengaku muslim berdakwah dg benar, tdk mengada-adakan dusta atas nama Alquran, Allah & Islam. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah ? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata QS4:50 Wa llahu 'alam bish shawab.
----- Original Message ---- From: Hary Priyanto <[EMAIL PROTECTED]> To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 24, 2008 12:43:19 PM Subject: Bls: [ppiindia] Perbedaan agama dan istri tetangga Assalamualaikum Wr Wb Bang Pitung, saya sependapat dengan abang bahwa berusaha menghindari dari pembahasan-pembahas an teologi agama lain khususnya Nasara dan Yahudi atau ahli kitab lainnya. Ada ayat yang melarang kita berdebat dengan Ahli Kitab, kecuali mereka yang zalim (Surat Al Anaam(6) ayat 108).. Dan tidak boleh mengolok atau memaki-maki sesembahan orang lain dalam berdakwah. Mereka akan juga mengolok-olok atau memaki Allah tanpa pengetahuan sedikitpun. (Surat Al Anaam (6) ayat 108). Nah, kalau masih berselisih faham, maka serahkanlah kepada Tuhan (Surat Asy Syuura (42) ayat 10). Jangan bersikeras lagi kasar mempertahankan pendapatnya sendiri yang benar, mereka akan menjahui kita. Oleh karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (Surat Ali Imran (3) ayat 159). Dari ayat-ayat tadi dapat ditarik benang merahnya bahwa agama itu benar menurut pemeluknya. (mungkin kata Ulill Absar Abdala). Dan kalau ditinjau dari segi amal makruf-nya (menurut Prof. M Quraish Shihab) ya sama semua kitab suci menganjurkan untuk berbuat baik.Dan bahwasanya seorang manusia (bisa muslim, kristen ,yahudi dan lain-lain: namanya manusia) tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya (An Najm[53] ayat 39. Walaupun kemungkinan ada yang salah (wa llahu 'alam bish shawab) tapi semuanya menuju kepada Tuhan yang Tunggal ( apapun namanya mis. Tuhan Bapak, Elohim, Sang Hyang Widhi dll ) mungkin ini yang dimaksud Nurkholis Majid. Mohon maaf, kalau saya salah meng-intepratasi. Pada dasarnya kita ini siapa didepan Tuhan. Wa llahu 'alam bish shawab. Wassalam ----- Pesan Asli ---- Dari: si pitung <[EMAIL PROTECTED] com> Kepada: [EMAIL PROTECTED] s.com Terkirim: Selasa, 22 Juli, 2008 21:10:47 Topik: Re: [ppiindia] Perbedaan agama dan istri tetangga itulah mengapa saya berusaha menghindarkan diri dari pembahasan2 mengenai teologi atau kitab suci agama lain. Tp terkadang ada saja orang yg 'memaksa' & keukeuh mengajak diskusi dg embel-embel mencari kebenaran sejatilah apalah itulah. Pdhl saya sama sekali tdk melihat niat baik dibalik ajakan diskusi mengenai teks kitab suci agama orang lain. ah saya lebih fokus dg penjelasan kyai mbelink ini, coba simak: "Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja didalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran" hehe..lucunya orang liberal malah mengatakan semua agama adalah benar, menuju Tuhan yg sama. contoh: Prof. Dr. Nurcholish Madjid: Umat Islam pun diperintahkan untuk senantiasa menegaskan bahwa kita semua, para penganut kitab suci yang berbeda-beda itu, sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan sama-sama pasrah (muslimun) kepada-Nya. Dr. Alwi Shihab : Prinsip lain yang digariskan oleh Al Quran, adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang berbuat baik dalam setiap komunitas beragama dan, dengan begitu, layak memperoleh pahala dari Tuhan. Ulil Abshar Abdalla, Kordinator JIL (Jaringan Islam Liberal): Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar. (sumber : Menangkal BahayaJIL dan FLAPenulis:Hartono Ahmad Jaiz Agus Hasan Bashori) Bagaimana menjelaskan komentar orang-orang ini??? ----- Original Message ---- From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar @ yahoo.com> To: [EMAIL PROTECTED] s.com; HMI Kahmi Pro Network <kahmi_pro_network@ yahoogroups. com>; Syiar Islam <syiar-islam@ yahoogroups. com> Sent: Tuesday, July 22, 2008 11:55:32 PM Subject: [ppiindia] Perbedaan agama dan istri tetangga Posted by: "Bambang L. Gambiro" [EMAIL PROTECTED] net.id Sat Jul 19, 2008 7:18 pm (PDT) ----- Original Message ----- From: Afrizal chaniago Ini diperoleh dari milis tetangga, semoga bermanfaat KOESBANDRIO From: syamsi kusyanti Kiriman: Ifan Di milis ini kerap kita jumpai posting berbau agama. Atau perdebatan yang menjurus pada perdebatan soal agama. Kadang perdebatannya begitu panas. Sindir-menyindir atau ejek mengejek. Buat saya itu menyedihkan. Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang puluhan, rumahnya Cak Nun, ini panggilan akrabnya penyair dan kiai mbeling Emha Ainun Nadjib. Kita bikin forum melingkar di situ. Biasanya kita bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar disitu. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu. "Apakah anda semua punya tetangga?" Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab : "Tentu saja punya". Cak Nun melanjutkan bertanya : "Punya istri enggak tetangga Anda?" Sebagian hadirin menjawab : "Ya, punya dong". Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya : "Apakah anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu? Jari-jari kakinya lima atau tujuh? Mulus atau ada bekas korengnya ?" Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab : "Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak?" Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi : "Body-nya sexy enggak?" Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan sang Kiai mbeling itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasa saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila : "Jadi ya begitu. Jari kakinya lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak bukan urusan kita,kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja". "Kenapa cak?" salah satu teman bertanya, penasaran. "Ya apa urusan kita ? Nah, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja". Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan. Saya setuju dengan pandangan Cak Nun. Dia melanjutkan serius : "Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja didalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istri sendiri-sendiri, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena Bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya. " Mengasyikkan. Saya kagum dibuatnya. Cak Nun terus berkata : "Itu prinsip kita dalam memandang berbagai agama. Sementara itu orang muslim yang mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerjasama bikin warung soto dengan tetangga Budha, kemudian bareng-bareng bawa colt bak ke pasar dengan tetangga Protestan untuk kulakan bahan-bahan jualannya.Begitu. " Kami semua terus menyimak paparannya. "Jadi ndak usah meributkan teologi agama orang lain. Itu sama aja anda ngajak gelut tetangga anda. Mana ada orang yang mau isterinya dibahas dan diomongin tanpa ujung pangkal. Tetangga-tetangga berbagai pemeluk agama, warga berbagai parpol, golongan, aliran, kelompok, atau apapun, silakan bekerja sama di bidang usaha perekonomian, sosial, kebudayaan, sambil saling melindungi koridor teologi masing-masing. " "Kerjasama itu dilakukan bisa dengan memperbaiki pagar bersama-sama, bisa gugur gunung membersihkan kampung, bisa pergi mancing bareng bisa main gaple dan remi bersama. Tidak ada masalah lurahnya Muslim, cariknya Katolik, kamituwonya Hindu, kebayannya Gatholoco, atau apapun. Itulah lingkaran tulus hati dangan hati. Itulah maiyah," ujarnya. Ketika mengatakan itu nada Cak Nun datar, nyaris tanpa emosi. Tapi serius dan dalam. Saya menyimaknya sungguh-sungguh. Dan saya catat baik-baik dalam hati saya. Sayangnya dunia memang tidak ideal. Di Ambon dan Palu, misalnya saya lihat terlalu banyak orang usil mengurusi isteri tetangganya. Begitu juga di berbagai tempat di dunia. Di Bosnia. Atau yang paling baru di Irak dan Afghanistan. Akibatnya ya perang dan hancur-hancuran. Menyedihkan. Sangat menyedihkan. - Regards, Syamsi Kusyanti /terms/ [Non-text portions of this message have been removed] ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/