(Dikutip dari milis Partai Hanura):

Hidayat: Syariat Tak Perlu Ditakuti

Penerapan syariat dalam
berbagai aspek kehidupan tidak perlu ditakuti, sebab diterapkannya
syariat bukan berarti menghilangkan keberagaman yang ada di tengah
bangsa Indonesia, tetapi justru menghadirkan maslahat (manfaat)
sebanyak-banyak bagi masyarakat.
Demikian ditegaskan Ketua MPR RI Dr
Hidayat Nur Wahid (HNW) ketika berbicara dalam Talkshow "Peluang dan
Tantangan Islam dalam Mewujudkan Indonesia Bermartabat" , dalam
rangkaian acara Festival Wajah Muslim Indonesia di Auditorium Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Indonesia Depok, Kamis (24/7).
Menurutnya,
secara prinsip sebetulnya syariat sudah diterima dalam kehidupan publik
di Indonesia. Terbukti dengan berkembangnya Bank Syariah, Asuransi
Syariah dan lembaga syariah lainnya. Bahkan perbankan konvensional pun
juga sudah membuka konter-konter layanan syariah. "Ternyata terbukti,
syariah itu juga tidak selalu menjadi momok, " katanya.
Namun,
lanjutnya, ada sebagian pihak yang menafsirkan syariah sebagai sesuatu
yang serba tidak boleh, sehingga akibatnya orang jadi phobia pada
syariat.
Selain itu, Hidayat mengatakan, ada juga yang memang
sengaja menghadirkan phobia terhadap syariat, dengan membuat kajian
bahwa seolah-olah jika syariat diterapkan maka Indonesia akan bubar dan
semacam itu.
"Dua-duanya sama-sama salah. Yang benar, dalam
Al-Qur'an dan Sunnah, syariat tidak eksplisit dimaknai sebagai hukum.
Jadi, syariat adalah yang merealisasikan kemaslahatan. Di mana ada
maslahat, di situlah syariat, " paparnya.
Kemaslahatan bagi bangsa
Indonesia, kata Hidayat, adalah tetap NKRI, masyarakat yang tidak lagi
miskin, menjadi sejahtera dan maju, itulah makna syariat. Hal inilah
yang semestinya ditampilkan oleh umat Islam Indonesia.
Wajah muslim
Indonesia sendiri, Ia menyatakan, sesuai dengan bhinekanya wajah bangsa
Indonesia. Sejarah mencatat, pejuang-pejuang muslim di seluruh
Indonesia mendarmabaktikan perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia. 
"Sejarah mencatat, Islam yang masuk ke Indonesia adalah Islam
yang berwajah damai. Masuk dengan cara damai, berkembang dengan damai
pula. Tetapi, tetap mampu menunjukkan etos perjuangan yang tinggi untuk
memerdekaan bangsa dari penjajahan, " ujarnya.
Etos perjuangan itu,
tambahnya, harus terus dipertahankan dan dikembangkan oleh umat Islam
Indonesia saat ini. Kata kuncinya adalah pembinaan dan keteladanan dari
semua pihak.
"Saat ini kita sedang krisis keteladanan. Maka, semua
harus berupaya menjadi figur teladan. Sekecil apapun, setiap kita harus
menghadirkan keteladanan. Jangan takut menghadirkan wajah muslim yang
bermartabat, karena inilah yang akan melahirkan Indonesia yang
bermartabat, " tandasnya. (novel)
 
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke