wah, ya kalau menurut saya terasa berlebihan atau tidak tepat membandingkan kasusnya Ryan dan kasusnya Munarman.
Kasus di Monas itu mungkin bisa digolongkan jenis *-mob violence-*, biasanya lebih didorong emosi massa, baik itu terjadi 'spontan' ataupun memang di'rancang', tapi jelas ada faktor amuk massa yang terlibat. Dalam kasus ini setidak- tidaknya tidak ada tujuan membunuh. Dalam kasus MOnas, pola & hubungan sebab akibat cukup jelas, dan cukup *-predictable-*, jadi seharusnya bagi pemerintah dan pihak-2 yang terkait ada cukup data masukan jika ingin mencegah terulangnya peristiwa yang sama. Meskipun tidak menyetujui cara-cara yang digunakan FPI, saya koq berbeda pendapat dengan kalangan "umum" bahwa kelompok FPI itu kelompok yang "menakutkan". Kalau menurut saya, "sosok" FPI itu cukup jelas dan "transparan". Apa yang mereka "maui" juga cukup jelas dan spesifik sebenarnya, dan to some extend, dari segi tujuannya "tidak salah" menurut Syariat Islam. Di samping itu, pelaksanaan aspek-2 tertentu Syariat Islam yang dicoba di"perjuang kan" oleh FPI sebetulnya sebagian sudah tertampung dalam Undang-undang "sekuler" nya NKRI (Misalnya Undang-2 anti Psikotropika sebagai dasar untuk "meregulasi" peredaran minuman keras). Artinya sebagian aspirasinya FPI bisa "tertampung" dalam kerangka hukumnya NKRI tanpa mengubah Dasar Negara Pancasila. Lalu Pemimpin-nya siapa, domisilinya di mana juga jelas, jadi kalo ada apa-apa cukup "gampang" meminta pertanggung-jawabannya. Meskipun dikatakan mereka ada "backing" nya (Tentara), tapi dijaman sekarang saya rasa orang sudah tidak takut lagi dengan backing-2 an semacam ini. Power yang dimiliki tentara sudah jauh lebih kecil dibanding jaman Orba dulu. Saya yakin aparat-2 keamanan di Indonesia juga tidak melihat FPI sebagai "ancaman" yang serius. Paling-paling ya bisa disebut "gangguan" ketertiban lah. *** HTI agenda-nya juga "transparan" tapi jauh lebih complicated, gerakannya lebih "global" dan lebih "Utopis" dibanding aspirasinya FPI. Aspirasi kelompok seperti HTI tidak mungkin bisa tertampung tanpa merombak total sistem yang ada. Jika dibandingkan dengan HTI ini, saya melihat agendanya FPI lebih bersifat "praktis", dan masih bisa di "negosiasi" kan. *** Lalu mungkin ada kelompok-kelompok kecil yang melakukan tindakan yang jaman sekarang disebut sebagai terorisme. Berbeda dengan kedua kelompok di atas, kelompok ini jelas bergerak di bawah tanah. Ini yang paling perlu diwaspadai, karena paling berpotensi memunculkan "fitna." Tapi kelompok seperti ini jelas-jelas melanggar hukum negara, jadi treatment-nya mereka "harus di apakan" sebenarnya cukup jelas. Yang repot kalau pola "counter insurgency" model Orde Baru ( pola-nya Ali Moertopo ) masih terus digunakan oleh aparat keamanan/intelijen; yaitu di mana justeru aparat keamanan negara yang sengaja menciptakan kelompok-2 seperti itu dengan agenda tertentu, misalnya: -> untuk memojok-kan kelompok-2 Muslim tertentu yang meskipun (misalnya) Pro Syariah tapi sebenarnya committed untuk tidak menggunakan kekerasan -> memprovokasi orang-2 tertentu yang diduga punya potensi "radikal" tapi masih takut-2 bertindak, dipancing supaya melakukan kekerasan, sehingga ada alasan bagi pihak ke-amanan untuk menumpas mereka spt yang terjadi di era 1980 an *** kalo semua kelompok Muslim yang suka pake baju koko putih-putih, berkopyah putih, berjenggot semua dikelompok-kan/di agregasi dengan satu istilah: kelompok radikal, ya menurut saya itu salah, suatu simplifikasi Black & White model George Bush yang tidak tepat untuk memecahkan masalah. Karena agenda dan modus operandi setiap kelompok tersebut sebetulnya tidak persis sama, sehigga "treatment" nya seharusnya juga tidak sama. *** Sedang kasusnya Ryan menurut saya kasus kriminal biasa, kayak yang bisa dibaca di novel-2 atau film-2 mengenai serial murder. Pelaku pembunuhan yang tidak di dasari sebab khusus, ya biasanya memang berkaitan dengan penyimpangan perilaku kejiwa-annya/psikopat. Menghubung-hubungkan kasus Ryan dengan latar belakang pendidikan agamanya juga bisa cenderung berlebihan. Saya rasa itu lebih merupakan kasus khusus. Orang seperti ini biasanya perilakunya susah diduga. Saya koq tidak melihat relevansinya menghubungkan kasusnya mas "Ryan" dgn kasus Monas. ----( ihsan hm )------------------------------ --- In "mediacare" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ryan, si pembunuh berdarah dingin, kalau Anda > amati baik-baik, wajahnya sekilas mirip Munarman, > pelaku tindak kekerasan di Monas. > > Setuju? >