ente bener2 loper berita ecek2, ditanggapi malah ngelebarin masalah kmana2, 
kasian ah.
ane ngutip sedikit dr bukunya Hj Irena. Wah ente hobi AD HOMINEM ya?
kebiasaan burux tuch, hj Irena 'menjelek2an' mantan agamanya?
ada buktinye tuh? jgn2 bukan 'menjelek2an' tp mengungkap kebenaran hihi emang 
kenyataan seringkali sangat getir bang.
oh iye, ente dah pernah baca buku nye Hj Irena? moso seh, koq ga pinter2 ya




----- Original Message ----
From: radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 31, 2008 9:24:35 PM
Subject: Re: [ppiindia] Re: Selayang Pandang Kristen Koptik Dalam Novel Dan 
Film Ayat-Ayat Cinta



Ooh jadi Si Puting, eh Pitung, ini ternyata pakai rok ya. 

Namanya saja Hajjah Irena Handono....

Kalau tak salah dia amat agresif dalam menjelek-jelekkan mantan agama yang 
pernah dianutnya..

Kenapa nyamar jadi Si Pitung? Bukan Nyak Rodiye, misalnya?

salam,

Si Jambrong





--- On Thu, 7/31/08, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: si pitung <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ppiindia] Re: Selayang Pandang Kristen Koptik Dalam Novel Dan 
Film Ayat-Ayat Cinta
To: ppiindia@yahoogroups.com
Date: Thursday, July 31, 2008, 3:03 PM

assalamu 'ala manittaba al huda'

Film Ayat-Ayat Cinta berbeda dg versi novelnya. Sutradara Film tsb -hanung-
bebas mengimprovisasi narasi film tsb walaupun alur cerita mengadaptasi novel
karya 'emas' habiburahman el Shirazy.

Anda bisa baca di blognya Hanung, mengenai kendala & problematika pembuatan
film ini yg harus mengambil jalan tengah antara dakwah murni & bisnis.
Saya merasa, tulisan selayang pandang mengenai film & novel Ayat-ayat cinta
terkesan campur aduk layaknya gado-gado.
Contoh pd bag 4.2 tradisi kristen koptik, terlihat sekali betapa campur aduknya
(penulis selayang pandang) memandang film & novel ayat-ayat cinta ini. Pada
paragraf pertama, penulis mengkritisi kekurang dalaman habiburahman (penulis
novel) mengenai tradisi kristen koptik di mesir. Beliau mengkritisi Maria yg
hafal salah satu surat Alquran. Padahal Maria tertarik lalu menghafal  salah
satu surat dlm Alquran krn nama surat tsb identik dg namanya (yg diambil dari
nama Bunda maria) yaitu yg diberi nama surat Maryam (QS19). Jika anda
mempelajari perbandingan agama lebih teliti lg maka nama Maria (diambil dari
nama Bunda Maria) ekuivalen dg nama Maryam, ibunda nabi Isa as atau yg anda
sebut Yesus Al Masih. Apakah membaca tartil sama dg menghafal? Apakah dlm Bible
kristen koptik ada nama surat atau judul bab yg dinamakan Bunda Maria? atau
adakah Injil Maria? Jadi wajar saja, Maria yg mengidolakan Bunda Maria, Takjub
dg Alquran yg mengabadikan nama Maryam
menjadi salah satu nama surat dari 114 surat dlm Alquran. 

Kemudian pada paragraf kedua, penulis selayang pandang ini mempersoalkan tata
cara madame girgis dlm berdoa, yaitu mengatupkan tangan. Saya merasa paragraf
kedua mengulas film ayat-ayat cinta bukan novelnya. Tentunya sangat disayangkan,
kejelian beliau dlm mengkritisi kedalaman Habiburahman mengenai tradisi koptik
di mesir dg alasan visualisasi film, pdhl film tidaklah sama dg novelnya.

Kritik berlanjut dg kata-kata Maria, "Ajarilah aku shalat!". Beliau
menilai tradisi sholat bukanlah semata-mata term ekslusif milik islam. Sholat
adalah ibadah tertinggi seorang hamba sbg perwujudan totalitas penghambaan,
penyerahan diri hanya kpd 1 ilah yg berhak disembah yaitu Allah Azza wa jalla.
Sholat merupakan ibadahnya para nabi-nabi Allah. Nabi Musa as pun sholat, spt
apa yg diperintahkan Allah kpdnya (QS20:14). Begitupula nabi Isa as (QS19:31).
Karena Nabi-nabi Allah adalah muslim, mereka berada dlm 1 agama yaitu Islam,
menyembah hanya kpd 1 Tuhan yaitu Allah. Bahkan dlm Injil Musa pun sholat,
"Keluaran: 34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud
menyembah". Lalu dlm Injil, Yesus pun 'sholat', Jika kamu berdiri
untuk berdo'a,…...(Markus 11:25); ,……. lalu ia berlutut dan
berdo'a (Lukas 22: 41); la maju sedikit, lalu merebahkan
diri/tersungkur/sujud ke tanah dan berdo'a.... (Markus 14:35). Jika kita
memakai bahasa Arab -yang tentunya
lebih dekat kepada bahasa Aramaik-, maka kata: berdiri, berlutut, sujud, serta
berdo'a; akan menjadi qiyam, ruku', sujud, dan shalat. Dalam
Arabic/Englis Bible yang diterbitkan oleh International Bible Society tahun
1999, kalimat berlutut dan berdoa tertulis wa raka’a yushalli. 1

Ada 'kemiripan' antara kristen koptik yg masih menjalankan tradisi
lamanya dg islam yg merupakan agama para nabi-nabi Allah. Tapi apakah dlm bible
dijelaskan bahwa agama Bunda Maria & Yesus AlMasih adalah kristen? Sedangkan
dlm Alquran Isa AlMasih & pengikut setianya beserta ibundanya beragama
islam. (QS3:43,  QS3:52). Isa Almasih dijelaskan dlm Alquran adalah seorang nabi
Allah yg taat kpdNya, hanya menyembah 1 Tuhan yaitu Allah SWT. Beliau as tdk
pernah sekalipun mengajarkan kpd Umatnya (bani Israel) utk menyembahnya sbg
Tuhan atau memposisikan ibundanya sbg 'Ibu' Tuhan. Beliau sangat
konsisten mengajarkan Tauhid, tiada Tuhan selain Allah. 

...padahal Al Masih  berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku
dan Tuhanmu..." QS5:72

paralel dg ayat Bible,

P. Baru: Lukas: 
4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 

Isa Almasih hanyalah nabi utk umat bani israel,

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel." (Matius 15:24) 

Kritik berlanjut kembali kpd isi novel terutama membahas dakwah 'kelewat
batas'. Agaknya penulis selayang pandang ini jarang melepaskan pandangannya
kpd dirinya sendiri, beliau lebih suka memperhatikan 'kejelekan'
tetangga drpd keburukan diri sendiri. 
perilaku spt ini telah disindir bible, sayang byk orang membaca bibe tp tdk
sadar.

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.. Karena dengan
penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang
kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat
selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Mat
7:1-5:

Novel ini (ayat-ayat cinta) adalah novel islami, pembangun jiwa, yg
diperuntukkan terutama utk muslim, dakwah dpt dilakukan dgn metode apapun
termasuk novel. Jadi dimana 'kelewat batasnya'?

Mungkin sang penulis selayang pandang ini seharusnya melayangkan pandangannya
kpd misionaris2 yg menggunakan berbagai cara utk menjerat domba-domba tersesat,
ah saya kira hal spt ini tdk perlu dijelaskan lg, krn sdh menjadi rahasia umum.
Anda bisa baca salah satunya adalah Membongkar Dusta Pendeta Rudy Muhamad Nurdin
Sumber Majalah Tabligh Vol. 04/No. 01/Rabi’ul Awal 1427 H/April 2006 M atau
VCD pengakuan Murtadin Muhammad Ali Markus Attamimi atau buku berjudul
"Upacara Ibadah Haji” karya Drs. H. Amos atau
http://fuui.wordpress.com/2008/03/25/penginjilan-memakai-al-quran-ala-sabdaorg/

Pertanyaan yg lugu, seolah2 kristiani berdakwah dg lembut & tau diri, pdhl
kristenlah yg selalu menolak aturan yg dibuat agar orang yg sdh beragama
dilarang utk didakwahi oleh penganut agama lain. Orang kristen melalui
misionaris2 bergerak melebarkan sayap kristen dg cara-cara yg tdk etis,
menggunakan ayat-ayat Alquran & Hadist dipelintir sedemikian rupa agar
sesuai dg pemahaman keyakinan mereka. Contoh dlm buku H amos 'upacara ibadah
haji', dalam kata pengantar halaman i bahwa buku  tersebut disusun sebagai
tambahan informasi bagi masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji atau yang
sudah menunaikan ibadah haji tetapi belum mengetahui tentang makna upacara
ibadah haji. Apa hubungannya Amos dg ibadahnya umat islam???
Saya pikir tudingan novel ayat-ayat cinta sbg dakwah 'kelewat batas'
adalah suatu yg sangat berlebihan.

mengapa harus marah dg ahmadiyah? lho mengapa anda marah dg novel ini? ironis
bukan..
ahmadiyah ibarat panu, kurap, kadas pd kulit manusia. Manusia normal yg msh
mampu menggunakan akal sehatnya tdk akan mau & ikhlas & rela, menganggap
panu, kurap, kadas sbg bagian dari kulit mereka atau disebut kulit mereka, pasti
mereka akan mengobati panu, kurap, kadas tsb, agar kulit mereka menjadi bersih.
Saya pikir analogi spt ini akan mudah dicerna oleh manusia dg tingkat pendidikan
manapun.
Lho..film da vinci Code siapa yg buat ya? knp pula muslim yg harus dijadikan
sasaran kebakaran kumis anda? toh film passion of christ yg tayang di Indonesia
pun tdk mendapat protes, adem ayem aja tuh, ga ada umat muslim yg sakit hati
apalagi sampai bunuh diri, yg protes malah orang Yahudi hihi.
Yah setidaknya, penulis selayang pandang ini menilai film & novel ayat-ayat
cinta sbg hal yg mendidik, terimakasihlah. Ga usahlah mengajak2 muslim utk
mengucapkan ucapan selamat pd hari raya agama2 lain, krn "Untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku" QS109:6.
Ayat-ayat cinta adalah novel & film (berusaha utk) islami, digunakan utk
dakwah bagi umat muslim yg hobi ntn film dan membaca novel, setidaknya mereka
mendapat pencerahan dari media yg selama ini jauh dari sentuhan dakwah. Dlm
novel & film ini tdk ada ajakan utk umat agama lain meninggalkan agamanya
spt yg dilakukan misionaris2 yg membuat buku yg sangat tdk etis itu. Jadi
siapapun umat kristiani tdk layak utk bersedih hati apalagi mengumbar emosi jiwa
layaknya orang yg kebakaran kumis..
ingat, tampar pipi kiri, berikan pipi kanan...


----
1 irena Handono, ISLAM DIHUJAT, 



----- Original Message ----
From: mediacare <[EMAIL PROTECTED]>
To: Ms Miranda Panggabean <[EMAIL PROTECTED]>;
[EMAIL PROTECTED]; zamanku <[EMAIL PROTECTED]>;
ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 30, 2008 9:53:01 PM
Subject: [ppiindia] Re: Selayang Pandang Kristen Koptik Dalam Novel Dan Film
Ayat-Ayat Cinta


  ----- Original Message ----- 
  From: Ms Miranda Panggabean 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, May 27, 2008 2:27 PM
  Subject: Selayang Pandang Kristen Koptik Dalam Novel Dan Film Ayat-Ayat Cinta


  dear pak mod,

  fyi. dari milis tetangga. atas nama komunikasi lintas agama..

  peace.



  1. Catatan Pengantar
  Fenomena sukses film "Ayat-ayat Cinta", arahan Hanung Brahmantyo
ini adalah menarik untuk dicermati. Film layar lebar yang diangkat dari novel
karya Habiburrahman el-Shirazy ini [1] dalam waktu singkat telah berhasil meraup
pemirsa lebih dari 3 juta orang di seluruh tanah air. Ada yang menonton karena
memang lebih dahulu sudah menbaca novelnya, ada pula yang hanya "sekedar
ingin tahu", karena penyambutan film ini yang cukup luas. Bukan hanya Dr.
Din Syamsudin, Ketua PP Muhammadiyah, akan tetapi juga melibatkan Presiden SBY,
Wakil Presiden Jusuf Kala, yang memberikan sambutan antusias.

  Ada yang memuji, ada pula yang menanggapi biasa-biasa saja. Ada apa di balik
novel dan film ini? Beberapa orang berkomentar, "ini iklan poligami",
"referensi baru buat pemilik rumah makan Wong Solo", tetapi ada pula
yang serius mencermati kaitan film dan novel ini dengan hubungan Kristen-Islam
di Mesir. Artikel singkat ini, mungkin tergolong yang terakhir, kebetulan tokoh
Maria Girgis, yang digambarkan berasal dari keluarga Kristen Koptik, Gereja
pribumi di Mesir, sebagai Gereja Ortodoks terbesar di dunia Arab. Sebagai
seorang pengamat Gereja-gereja Timur, kenyataannya saya menemukan beberapa
kejanggalan mengenai tradisi Kristen Koptik, yang digambarkan "secara
sambil lari" dalam film ini..

  2. Sekilas Film "Ayat-ayat Cinta"
  Sebelum memberi beberapa catatan terhadap novel dan film ini, bagi yang tidak
membaca novel atau menonton film ini, akan disarikan cerita yang diangkat oleh
novelis muda lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo , ini:

  Dikisahkan, Maria Girgis (Carissa Putri), putri Tuan Butros dan Maddame Nafed
[2] bertetangga flat (apartemen) dengan Fahri, mahasiswa Indonesia yang kuliah
di Universitas al-Azhar. Maria, terlahir dari keluarga Kristen Koptik,
digambarkan mengagumi Al-Qur'an, karena ayat-ayatnya yang dilantunkan indah,
bersimpati pada Fahri. Simpati yang akhirnya berubah menjadi cinta. Sayang
sekali, Maria tidak pernah mengutarakan perasaan hatinya. Ia hanya menuangkannya
dalam diary saja.

  Selain Maria, ada juga Nurul (diperankan Melanie Putri), mahasiswi asal
Indonesia , anak seorang kyai yang cukup kesohor, yang juga menimba ilmu di
Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati kepadanya, tetapi sayang rasa cinta itu
dihalangi oleh perasaan mindernya, karena Fahri hanya anak seorang petani. Cinta
yang akhirnya tak terucapkan. Ada juga tetangga yang selalu disiksa
"ayahnya", dan Fahri ingin menolongnya, tetapi justru itulah yang
menjadi awal bencana baginya. Fahri harus beberapa saat mendekam di penjara,
karena tuduhan fitnah telah memperkosanya. Saat badai fitnah menimpa, saat itu
Fahri sudah menikah dengan Aisha, gadis Turki yang menjadi warga Negara Jerman.
Pendekatan diplomatik Indonesia buntu, gagal membebaskan Fahri.

  Tetapi berkat kewarganegaraan Jerman yang dimiliki Aisha, pengadilan Mesir
melunak. Fahri bebas, setelah dibuktikan bahwa tuduhan itu fitnah belaka.
Sebenarnya Fahri hanya difitnah, kesaksian Noura palsu karena dinyatakan di
bawah tekanan Bahadur, "ayah"nya. Padahal Bahadur, yang ternyata bukan
ayah kandungnya, justru dialah yang memerkosanya, dan ingin menjualnya menjadi
seorang pelacur. Sementara itu, Maria sedang sakit, karena tekanan batin yang
dideritanya karena Fahri telah menemukan "sungai Nil"-nya, dan dia
ternyata bukan dirinya. Tetapi berkat kegigihan Aisha, istri Fahri, Maria
berhasil dihadirkan ke pengadilan. Kedatangannya menolong Fahri, karena ia
menjadi saksi ketika Fahri dan Nurul menyembunyikan Noura di rumah Nurul, demi
menyelamatkan Noura dari amukan Bahadur.

  Justru Aisha sendiri, yang ketika Maria terbaring sakit, membaca diary-nya.
Ternyata Maria memendam rindu kepada Fahri, cinta yang dibawanya sampai ia
terbaring sakit. Aisha terharu. Ia akhirnya bersedia "membagi cinta"
dengan Maria. Suaminya justru disuruh mengawini Maria, karena itulah
satu-satunya obat bagi kesembuhannya. Fahri dan Maria pun kawin atas restunya.
Madamme Girgis, ibu Maria, sangat berterima kasih dengan pengorbanan Aisha.
Madamme Girgis memeluk erat Aisha, ketika wanita keturunan Turki itu menghindar
dari akad nikah yang sedang diselenggarakan antara Fahri dan Maria yang sedang
berbaring sakit, karena tidak bisa menahan gejolak jiwanya. Beberapa menit
terakhir film ini diisi dengan adegan kebersamaan antara Fahri dengan kedua
istrinya.. Ada cemburu antara kedua istri Fahri, tetapi keduanya berusaha keras
"menjaga hati". Sementara Fahri mempergumulkan makna keadilan bagi
kedua istrinya. Aisha sedang hamil tua dan menunggu kelahiran
bayinya, sementara Maria kembali jatuh sakit. "Ajarilah aku shalat",
ucap Maria kepada Fahri, "karena aku ingin shalat bersama kalian".
Fahri dan Aisha terkejut luar biasa. Dan dalam keadaan terbaring Maria shalat
bersama Fahri dan Aisha, dan gadis Kristen Koptik itu mengehembuskan nafas
terakhirnya sebagai seorang muslimah.

  3. Tradisi Kristen Koptik di Mesir - Selayang Pandang
  Gereja Ortodoks Koptik adalah gereja pribumi Mesir. Gereja ini lahir sejak
awal sejarah Kekristenan, diawali dari kedatangan Rasul Markus, murid Rasul
Petrus sekaligus penerjemahnya, yang juga dikenal sebagai penulis Injil Markus
[3]. Markus mati syahid di Alexandria tahun 54 M, dan sejak saat itu Kekristenan
berkembang pesat di "Negeri Firaun" itu.

  Berbeda dengan gereja-gereja di wilayah Arab utara, khususnya Gereja Ortodoks
Syria, yang sejak sebelum zaman Islam sudah menggunakan bahasa Arab, terbukti
dari temuan-temua prasasti pra-Islam di wilayah Syria (Inskripsi Zabad tahun 512
M, Inskripsi Ummul Jimmal para abad VI M, dan inskripsi Hurran al-Lajja tahun
568 M), Gereja Koptik mula-mula memakai bahasa Koptik. Tetapi setelah kedatangan
Islam, Gereja Koptik di Mesir mulai memakai bahasa Arab, berdampingan dengan
bahasa Koptik. Bahasa Koptik adalah bahasa zaman Firaun yang aksara-aksaranya
diperbarui dengan meminjam aksara Yunani.

  Perlu dicatat pula, di seluruh gereja Timur, termasuk Gereja Ortodoks Koptik,
masih dilestarikan tata-cara ibadah dalam penghayatan budaya Kristen mula-mula.
Misalnya: Shalat Tujuh Waktu (Sab'ush shalawat) [4], Shaum al-Kabir (Puasa
Besar) pra-Paskah, selama minimal 40 hari [5], membaca Injil dengan cara
dilantunkan secara tartil (dikenal dengan Mulahan Injil-yang paralel dengan
Tilawat al-Qur'an, dan masih banyak lagi. Anda bisa menyaksikan seorang
pemuda yang komat-kamit membaca Kitab di tangannya sewaktu naik bus, atau
kendaraan lain di Mesir. Siapakah mereka? Ternyata bukan hanya pemuda Islam yang
membaca al-Qur'an, tetapi juga pemuda-pemuda Koptik dengan tatto Salib di
tangan [6] sedang membaca kitab Agabea. Itulah Kitab Shalat Tujuh waktu, yang
tidak pernah mereka alpakan, juga ketika mereka sedang berkendara di jalan,
sepulang kantor, atau berangkat ke kampus.

  Informasi terakhir, meskipun orang Muslim atau orang Kristen di Mesir
sama-sama berbahasa Arab, tetapi antara keduanya tetap bisa dibedakan.
Idiom-idiom keagamaan mereka berbeda, tetapi juga tidak jarang pula sama atau
paralel. Di koran-koran berbahasa Arab, ucapan bela sungkawa orang Kristen
biasanya diawali ungkapan: Intiqala ila Amjadis samawat (Telah berpulang kepada
Kemuliaan Surgawi), cukup mudah dibedakan dengan kaum Muslim: Inna Iillahi wa
Inna Ilayhi Rajiun (Sesungguhnya semua karena Allah dan kepada-Nya pula semua
akan kembali). Tapi ada banyak persamaan tradisi, misalnya: pertunangan,
perkawinan, kematian, dan masih banyak lagi.

  4. Resensi atas Novel dan Film "Ayat-ayat Cinta"
  Kalau tidak berpretensi bisa atau mampu dalam meresensi sebuah novel apalagi
sebuah film. Saya hanya ingin memberi beberapa catatan atas beberapa tradisi
Mesir pada umumnya, dan tradisi Kristen Koptik di Mesir khususnya, yang
kadang-kadang kurang tepat disampaikan dalam film ini:

  4.1. Adat-Istiadat, Bahasa dan Budaya
  Beberapa tokoh dalam film ini gagal memerankan tokoh orang Mesir.. Madamme
Nafed (Marini), mamanya Maria, kala mengucapkan kata: "bisyur'ah"
(cepat!), tampak kurang ekspresif.. Alangkah lebih " Egypt "
nuansanya, bila ia berkata dengan penekanan: "Yala, yala, bisyur'ah, Ya
Maria!", misalnya. Begitu juga, sebagai sosok gadis Mesir, Maria yang
diperankan Carissa Putri, rasanya terlalu calm dan "melankolis".
Ketika ia mengucapkan "Afwan" (terima kasih kembali), menjawab
kata-kata Fahri ketika menerima kiriman juice mangga yang dikirim Maria melalui
tariakan keranjang kecil dari jendela kamarnya: "Musyakirin awiala ashir
Manggo" (Terima kasih banyak atas juice mangga) [7]. Lebih ekspresif,
seandainya Maria mengatakan: "Afwan Ya Habibi!".

  Malahan dalam suatu pesta perkawinan yang digambarkan dalam film tersebut,
tidak ada bunyi jagreed (suatu bunyi siulan ibu-ibu yang menandai penyambutan
acara-acara kegembiraan mereka). Yang juga tidak kalah penting untuk dicermati,
dialek Arab tokoh Maria ketika bertanya: Qamus 'Arabi?, diucapkan dalam
dialek terlalu " Saudi Arabia ": Qomus Arabi? Saya kira ini salah satu
kekhasan mahasiswa Islam asal Indonesia, karena ketika belajar bahasa Arab di
pesantren, lebih mirip dialek Saudi Arabia yang memang lebih "fushah"
(klasik). Tetapi tidak demikian dengan dialek Mesir, mereka tidak mengucapkan:
Subhro, Mubarok, Rohmat, melainkan: Subhra, Mubarak, Rahmat, dan sebagainya.

  Begitu juga, ungkapan salah seorang Mesir ketika melerai pertengkaran:
"Khalash! Khalash!" (sudah, sudah!), lebih "Mesir" lagi
kalau diucapkan: "Khalash, khalash ba'ah!". Begitu juga, biasanya
seorang Mesir mengucapkan kara "La, la, la" (tidak, tidak, tidak!),
sambil dengan jari telunjuk bergerak-gerak, dan bibir berdecak. Ucapan
"ahlan", biasanya diucapkan berkali-kali: "Ahlan, ahlan,
ahlan..." Yang lebih mengganjal lagi, dalam salah satu percakapan, seorang
tokoh mengucapkan dialek Mesir bercampur dengan bahasa Arab klasik: Asyan Ana
bahibaki awi (Karena saya sangat mencintaimu), mestinya: Asyan Ana bahibik awi.
Asyan adalah ucapan cepat dari alashan, sedangkan Ana Bahibak, Ana bahibik,
dalam bentuk klasiknya: Ana uhibuka, Ana uhibuki..

  Lokasi syuting yang memang tidak dibuat di Mesir, membuat pemirsa tidak bisa
secara utuh mengikuti dan membayangkan "suasana Mesir". Mulai
rumah-rumah warga kelas menengah ke atas, lengkap dengan mashrabiya-nya [8],
jalan-jalan kota lama Cairo yang macet, tidak terkecuali Midan Tahrir dengan
warung-warung Asher (juice) segarnya.. Malahan dalam suatu pesta perkawinan yang
digambarkan dalam film tersebut, tidak ada bunyi jagreed (suatu bunyi siulan
ibu-ibu yang menandai penyambutan acara-acara kegembiraan mereka). Masih banyak
adat kebiasaan lain, yang dalam film ini tidak berhasil ditonjolkan dengan baik,
sehingga ber-"suasana Indonesia dan India", ketimbang
ber-"suasana Mesir", dan negara-negara Arab di Timur Tengah pada
umumnya.

  4.2. Tradisi Kristen Koptik
  Ada kesan kuat saya, bahwa penulis novel ini, sekalipun lama tinggal di
Mesir, tidak mengetahui budaya dan tradisi Kristen Koptik. Misalnya,
penggambaran Maria yang tertarik dengan Al-Qur'an karena ayat-ayatnya
di-"tilawat"- kan dengan indah. Padahal tradisi untuk membaca Kitab
Suci dengan tartil bukan hanya tradisi Islam, melainkan tradisi Timur Tengah
(baik Yahudi maupun Kristen Timur) jauh sebelum lahirnya Islam. Sampai hari ini,
gereja-gereja Timur (baik Gereja-gereja Ortodoks maupun Katolik ritus Timur)
membaca Kitab Suci yang tidak jauh berbeda.

  Simbol salib hanya ditonjolkan untuk mengisi latar belakang Koptik keluarga
Maria, tetapi tradisi Koptik sama sekali tidak dipahaminya. Misalnya; Madamme
Girgis digambarkan berdoa dengan melihat kedua tangan, padahal orang-orang
Kristen di Timur Tengah berdoa dengan cara menengadahkan tangan, sama dengan
Islam.

  Bedanya, dalam Islam diawali dengan rumusan Basmalah: Bismillahi rahmani
rahim (Dengan Nama Allah Yang Pengasih dan Penyayang), sedangkan dalam Kristen
dengan membuat tanda salib dan berkata: Bismil Abi wal Ibni wa Ruhil Quddus
al-Ilahu Wahid, Amin (Dengan Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Allah Yang Maha
Esa, Amin).

  Masih ada hal yang sangat menganggu, yaitu tattoo Salib di tangan Maria
terbalik, dan terlalu besar ukurannya. Dan terakhir, permintaan Maria  kepada
Fahri ketika ia terbaring sakit: "Ajarilah aku shalat!", mestinya
lebih baik diperjelas: "Ajarilah aku shalat secara Islam!".

  Mengapa? Sebab kata "shalat" saja, di Mesir dan di negara-negara
Arab yang di dalamnya umat Islam dan Kristen hidup bersama-sama, bukan merupakan
terma eksklusif Islami. Jadi berbeda dengan negara-negara Muslim non-Arab.

  Orang-orang Kristen Koptik juga mengenal waktu-waktu shalat yang tujuh kali
sehari. Waktunya sama dengan shalat Islam, ditambah dengan "shalat jam
ketiga" (kira-kira jam 09.00 pagi, untuk memperingati turunnya Roh Kudus,
Kis. 2:15), dan jam 24.00 tengah malam, yang dikenal dengan, shalat Nishfu Lail
(tengah-malam).  Lima waktu shalat selebihnya untuk mengenal Thariq al-Afam (Via
Dolorosa) atau jam-jam sengsara Kristus..

  Lebih jelasnya, kala shalat, jauh sebelum zaman Islam kata ini sudah dipakai
dalam bentuk Aram tselota. Menariknya, waktu-waktunya memang sama dengan Islam
(Subuh, Dhuhr, Asyar, Maghrib dan Isya), dan dua sisanya sejajar dengan salat
sunnah Dhuha dan Tahajjud. Meskipun demikian, istilah, untuk waktu-waktu salat
tersebut berbeda, dan waktu-waktu doa ini mempunyai makna teologis terkait
dengan jam-jam sengsara Yesus Kristus (Thariq al-Afam) sebagai berikut:

  1. "Salat jam pertama" (Shalat as Saat al-Awwal), kira-kira jam
06.00 pagi waktu kita, untuk mengenang saat kebangkitan Kristus Isa Al-Masih)
dari antara orang mati (Markus16:2).

  2. "Salat jam ketiga" (Shalat as-Sa'at ats-Tsalitsah),
kira-kira jam 9 pagi, yaitu waktu pengadilan Kristus dan turunnya Roh Kudus
(Markus 15:25; Kisah 2:15).

  3. "Salat jam keenam" (Shalat as-Sa'at as-Sadi-sah), kira-kira
jam 12 siang, yaitu waktu penyaliban Kristus (Markus 15:33, Kisah 3:30).

  4. "Salat jam kesembilan" (Shalat as-Saat at Tasiah), kira-kira jam
3 petang, untuk mengenang kematian Kristus (Markus 15:33,38; Kisah 3:1);

  5. "Salat Terbenamnya Matahari" (Shalat al-Ghurub), yaitu waktu
penguburan jasad Kristus (Markus15:42).

  6. "Salat waktu tidur" (Shalat ai-Naum), untuk mengenang
terbaringnya tubuh Kristus; dan

  7. "Salat Tengah Malam" (Shalat as-Satar atau Shalat Nishfu
al-Layl) adalah jam berjaga-jaga akan kedatangan Kristus (Isa Al-Masih) yang
kedua kalinya (Wahyu 3:3)[9].

  Salat Tujuh waktu (As-Sab'u Shalawat) ini, sama sekali tidak ada
hubungannya dengan Islam. Mengapa? Karena praktek doa ini, khususnya seperti
yang dipelihara di biara-biara, sudah ada jauh sebelum zaman Islam.
"Kanonisasi (waktu-waktu) salat" (Shalat al-Fardhiyah), sudah mulai
dilakukan dalam sebuah dokumen gereja kuno berjudul Al-Dasquliyyat atau
Ta'alim ar-Rusul yang editing terdininya dikerjakan oleh St.Hypolitus pada
tahun 215 M. [10]

  5. Novel Religi, Film Dakwah: Bukan Film Cinta Biasa
  Seperti komentar banyak tokoh dalam novel "Ayat-ayat Cinta", memang
hasil karya Habiburrahman el-Shirazy ini bukan sekedar novel cinta biasa,
melainkan novel cinta, religi, figh, politik yang sarat dengan pesan-pesan
keagamaan. Novel ini ingin menghadirkan Islam secara damai, multi-kultural,
sarat sentuhan nilai cinta kasih, dan jauh dari gambaran kekerasan yang selama
ini sering di-stigmakan oleh orang Barat.

  Meskipun demikian, novel ini juga sarat terhadap apologetika untuk membela
Islam. Semangat dakwah yang berkobar-kobar perlu diacungi jempol, tetapi
terkadang "kelewat batas". Misalnya, dalam Bab 33: "Nyanyian dari
Surga” (tetapi bagian ini untungnya tidak divisualisasikan dalam film), Maria
bertemu dengan Bunda Maria, Ibunda Isa Al-Masih dalam mimpinya ketika terbaring
sakit. Di Bab Ar-Rahmah (pintu Rahmat), Bunda Kristus itu, menampakkan diri
begitu anggun dan luar biasa. "Dia (Allah) mendengar haru biru
tangismu", kata Bunda Maria, "Apa maumu?". "Aku ingin masuk
surga. Bolehkah?", tanya Maria sambil menangis.

  "Boleh", jawab Bunda Maria.. "Memang surga diperuntukkan untuk
semua hamba-Nya. Tapi kau harus tahu kuncinya". "Apa kuncinya?",
tanya Maria. "Nabi pilihan Muhammad Saw telah mengajarkannya
berulang-ulang. Apakah kau tidak mengetahuinya?", tegas Bunda Maria..
"Aku tidak mengikuti ajarannya", kata Maria. "Itu salahmu!",
kata Bunda Maria lagi. Lalu dijelaskan bahwa jalan ke surga itu harus lewat
Islam.

  "Maria, dengarlah baik-baik!", kata Bunda Kristus kepadanya.
"Nabi Muhammad sudah mengajarkan kunci untuk masuk surga, "Barangsiapa
berwudhu dengan baik lalu mengucapkan: Asyhadu an La ilaha illallah wa asyhadu
anna Muhamadan abduhu wa rasuluh (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Hamba-Nya dan Rasul-Nya), maka
akan dibukakan delapan pintu surga untuknya dan ia boleh masuk yang mana ia
suka.." Maria akhirnya masuk Islam, mengucapkan syahadat dan melaksanakan
shalat sebelum ajal menjemputnya. Inilah "ending" novel dakwah ini.

  6. Catatan Reflektif
  Catatan reflektif saya, untuk mengakhiri artikel singkat ini, sedikit saja.
Setiap orang bebas untuk menyatakan keyakinannya. Termasuk keyakinan bahwa surga
itu hanya "hak orang-orang Muslim". Kalau anda tertarik dengan tawaran
ini, silakan saja.. Bebas dan tidak ada yang melarang. Tetapi pernahkah anda
berpikir, apakah orang lain yang berkeyakinan berbeda bebas juga mengutarakan
keyakinannya? Seperti keyakinan bahwa Bunda Maria, tokoh paling suci dalam
Kekristenan setelah Yesus Kristus, telah menunjuk bahwa jalan ke surga harus
melalui Muhammad.

  Bolehkah orang Kristiani, yang mempercayai bahwa Yesus adalah Jalan dan
Kebenaran dan Hidup, dan tidak seorangpun yang sampai kepada Bapa kecuali
melalui Kristus (Yohanes 14:6), meminjam "lisan Nabi Muhammad" untuk
mengajar keyakinan itu? Moga-moga anda membolehkannya, seperti kami tidak
mendemo ketika "Ayat-ayat Cinta" meminjam "mulut suci Bunda
Maria" untuk dakwah agama Islam.

  Kalau begini, mengapa harus marah kepada Ahmadiyah? Sebaliknya, mengapa harus
mengelu-elukan "Injil Yudas", dan "The Da Vinci Code", tanpa
mempertimbangkan perasaan orang lain yang tidak menyetujuinya? Katakanlah,
"berjuta-juta orang Kristen yang tersakiti perasaannya" karena
publikasi novel dan film itu?"

  Padahal film ini akan lebih mendidik lagi, kalau misalnya diungkap juga fakta
keberdampingan harmonis kehidupan umat Kristen dan umat Islam di negeri yang
oleh Ibnu Khaldun dijuluki "lbunda Dunia" ini. Misalnya, tenda-tenda
Maidah ar-Rahman (Jamuan Sang Pengasih), yaitu jamuan makan gratis yang dibuka
di jaan-jalan kota Kairo, yang di beberapa wilayah Koptik, seperti Subhra,
misalnya, selalu dibuka oleh uskup Gereja Ortodoks Koptik sebagai simbol
persatuan nasianal (Wihdat al- Wathani).

  Begitu juga, kehadiran Syeikh Al-Azhar, Dr. Muhammad Tanthawi, pada acara
Idul Milad ( Natal ) di Katedral Al-Qidis Marqus, Abbasiya. Tradisi saling
mengucapkan selamat hari raya, baik hari-hari raya Islam maupun hari-hari raya
Kristen, juga menjadi kebiasaan yang patut dijadikan referensi di negara-negara
mayoritas Muslim non-Arab, seperti Afganistan, Pakistan, dan Indonesia
akhir-akhir ini, yang terkadang "lebih Arab ketimbang negara-negara Arab
sendiri" [11].

  Dan akhirnya, berbarengan dengan perasaan sedih dan menyayangkan peredaran
film "The Fitna", saya yang terus menerus mencoba memahami sukacita
anda menyambut film "ayat-ayat Cinta", izinkanlah saya mengucapkan:
Mabruk, (Selamat!) atas prestasi dan sukses film ini. Ini bukan basa-basi.
Karena sekalipun ada yang tidak saya setujui isinya, tapi hati saya turut
merasakan gembira bila anda bergembira.

  *) Bambang Noorsena adalah pendiri Institute for Syriac Christian Studies
(ISCS), alumnus Kajian Perbandingan Agama pada Dar Comboni Institute, Cairo,
Mesir.

  Lampiran dan Catatan Kaki :

  7. Lampiran Novel Ayat-ayat Cinta Hal. 400 - HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

  Yang kuhafal, adalah surat Maryam yang tertera di dalam Al-Quran. Dengan
mengharu biru aku membacanya penuh penghayatan.

  "Selesai membaca surat Maryam aku lanjutkan surat Thaha. Sampai ayat
sembilan puluh sembilan aku berhenti karenaa Babur Rahmah terbuka perlahan.
Seorang perempuan yang luar biasa anggun dan sucinya keluar mendekatiku dan
berkata, "Aku Maryam". Yang baru saja kausebut dalam ayat-ayat suci
yang kau baca. Aku diutus oleh Allah untuk menemuimu. Dia mendengar haru biru
tangismu. Apa maumu? Aku ingin masuk surga. Bolehkah? "Boleh". Surga
memang diperuntukkan bagi semua hambaNya: Tapi kau harus tahu kuncinya?' Apa
itu kuncinya?

  'Nabi pilihan Muhammad Saw. telah mengajarkannya berulang-ulang. Apakah
kau tidak mengetahuinya?' Aku tidak mengikuti ajarannya.' Itulah
salahmu.'

  Kau tidak akan mendapatkan kunci itu selama kau tidak mau tunduk penuh ikhlas
mengikuti ajaran Nabi yang paling dikasihi Allah ini. Aku sebenarnya datang
untuk memberitahukan kepadamu kunci masuk surga. Tapi karena kau  sudah menjaga
jarak dengan Muhammad Saw, maka aku tidak diperkenankan untuk memberitahukan
padamu..

  Bunda Maryam lalu membalikkan badan dan hendak pergi. Aku langsung
menubruknya dan bersimpuh di kakinya. Aku menangis tersedu-sedu. Memohon agar
diberitahu kunci surga itu. Aku hidup untuk mencari kerelaan Tuhan. Aku ingin
masuk surga hidup bersama orang-orang yang beruntung. Aku akan melakukan apa
saja, asal masuk surga. Bunda Maryam, tolonglah aku. Berilah aku kunci itu! Aku
tidak mau pergi selama-lamanya. Aku terus menangis sambil menyebut-nyebut nama
Allah.

  ---------------------------------
  [1] Habiburrahman EI Shirazy, Ayat-ayat Cinta: Sebuah Novel Pembangun Jiwa.
Edisi Revisi ( Jakarta : Basmala dan Harian Republika..2006).

  [2] Nama Girgis (arabisasi dari nama George, seorang santo atau al-qidis,
yang sangat populer di Gereja-gereja orthodoks), Butros (arabisasi dari Petrus)
dan nama-nama dalam bahasa Yunani, Ibrani atau Koptik, orang-orang Kristen Arab
bisa juga memakai nama-nama Arab sebelum dan sesudah Islam. Biasanya, nama-nama
Kristen Arab misalnya: Abdul Masih (Hamba Kristus), Abdul Fadi (Hamba Sang
Penebus), cukup mudah dibedakan dengan nama-nama Arab Muslim: Abdul Aziz,
Ramadhan, Mahmud, Ahmad, Ashraf dan sebagainya. Tetapi nama-nama seperti
Abdullah (Hamba Allah), Ibrahim, Ishak, Mukmin, dan masih banyak lagi, adalah
nama-nama netral yang dipakai baik orang Kristen maupun Islam

  [3] Irish Habib al-Masri, Qishah Al-Kanisah al-Qibthiyyah. Jilid I ( Cairo :
Maktabah al-Mahabbah, 2003), hlm. 20-33. Lihat juga: A. Wessels, Arab and
Christian? Christian in the Middle East (Kampen: Kok Pharos Publishing House,
1995), him. 126.

  [4] 4Lihat panduan Shalat dalam Gereja Orthodoks Koptik: A/-Ajabiyya:
As-Sab'u Sha/awot An-Nahtriyyah wa Lailiyyat ( Cairo : Maktabah
al-Mahabbah,2001).

  [5] 5AI-Qush Yoanis Kamal, Tartib UshbO' A/-A/om (Oar al-Jilli
ath-Thaba'ah,2001).

  [6] Munculnya tradisi tattoo salib di tangan, pertama kali berasal dari masa
penganiayaan. Tanda itu menjadi semacam kode sesama umat Kristen demi
keselamatan mereka dari para penganiaya mereka. Karena Gereja Koptik Mesir pada
zaman Romawi menjadi gereja yang teraniaya, maka tarikh Koptik yang ditandai
dengan peredaran bintang Siriuz, disebut dengan Tahun Kesyahidan (Anno Martyri),
yang tidak termasuk tahun syamsiah (matahari) ataupun qamariyah (bulan), tetapi
disebut tahun kawakibiyah (tahun bintang).

  [7] Kata "musyakirin awi ala ..." (Terima kasih banyak atas...)
adalah dialek khas Mesir, kata "awi" asalnya dari: "qawwi"
(besar), dalam bahasa Arab klasik: "Syukran 'ala... " (terima
kasih atas...), atau "Alfu syukran 'ala ..." (beribu terima kasih
atas...)

  [8] Mashrabia adalah jendela kecil yang terbuat dari kayu dan dihias dengan
ukiran halus, biasanya digunakan oleh anak-anak gadis orang kaya untuk mengintip
keluar tetapi orang tidak bisa melihat ke dalam.

  [9] Fakta bahwa seluruh gereja-gereja di Timur, baik Ortodoks maupun Katolik
ritus Timur. melaksanakan salat tujuh waktu baik sebelum maupun sesudah Islam
dengan jelas dicatat Aziz S. Atiya, History of Eastern Christianity (Nostre
Dome. Indiana : University of Nostre Dame Press, Lt.). Demikialah catatan Aziz
S. Atiya mengenai pelestarian ibadah ini pada tiap-tiap Gereja: Orthodoks
Koptik: "These seven hours consisted of the Morning prayer, Terce, Sext,
None, Vespers, Compline and the Midnight prayer...." (hlm. 128).
  Mengenai Gereja Orthodoks Syria , "...keep usual hours from Matins to
Compline, with they describe as the 'protection prayer' (Suttara) before
retiring" (hlm. 124).. Sedangkan Gereja Maronit di Lebanon: "Seven in
number., they are the Night Office, Matins, Third, Sixth and Nine Hours, Verpers
and Compline" (hlm. 414). Lebih lanjut. mengenai Shalat Tujuh Waktu ini
dalam bahasa Arab.. lihat: Mar Ignatius Afram al-Awwal Borshaum (ed.), Al-Tuhfat
al-Ruhiyyahi fi ash-Shalat al-Fardhiyyah ( Aleppo . Suriah: Dar al-Raha Ii
an-Nasyr. 1990).

  [10] Marqus Dawud (ed.), Al-Dasquliyyah, ar Ta'alim arï Rusul ( Cairo :
Maktabah al-Mahabbah, 2003), Bab: Auqat Shalawat (Waktu-waktu Salat), hlm.
171-172.

  [11] Lih. Artikel saya: Bambang Noorsena, "Ramadhan di Cairo", di
Surabaya Post, 20 Agustus 2004, yang dimuat kembali di www.iscs.id





[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1.. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3.. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke