+++++ Tan malaka yang nulis tentang pengerahan massa tapi gak pernah 
punya massa, pahlawan yang hidup 2/3 dalam persembunyian puluhan kali 
ganti nama...yang memerangi republik yang didukung rakyat...


--- In ppiindia@yahoogroups.com, andre andreas <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 34 artikel menarik seputar Tan Malaka
> 
> http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/09/tan-malaka-bapak-
republik-revolusi.html 
> 
> 
> Majalah Tempo dalam edisi khusus Kemerdekaan mengangkat profil Tan 
Malaka : Bapak Republik Yang Dilupakan. Tidak tanggung-tanggung edisi 
Tan Malaka ini terdiri dari 26artikel yang ditulis oleh wartawan 
Tempo dan 8 kolom/opini yang ditulis oleh pengamat/pakar dari Asvi 
Warman Adam hingga Ignas Kleden. 
> 
> Beberapa petikan penting soal Tan Malaka, sehingga terlalu gegabah 
kalau kita mengabaikan edisi khusus tempo ini, mengabaikan Tan 
Malaka .....
> 
> ”Ia menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik 
Indonesia) pada 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta, yang 
menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) sebagai pleidoi di depan 
pengadilan Belanda di Den Haag (1928), dan Bung Karno, yang menulis 
Menuju Indonesia Merdeka (1933)”.
> 
> “Buku Naar de Republiek dan Massa Actie (1926) yang ditulis dari 
tanah pelarian itu telah menginspirasi tokoh-tokoh pergerakan di 
Indonesia. Tokoh pemuda radikal Sayuti Melik, misalnya, mengenang 
bagaimana Bung Karno dan Ir Anwari membawa dan mencoret-coret hal 
penting dari Massa Actie.”
> 
> “Bagi Yamin-yang kemudian bergabung dengan Tan dalam kelompok 
Persatuan Perjuangan-Tan tak ubahnya Bapak Bangsa Amerika Serikat, 
Thomas Jefferson dan George Washington: merancangkan Republik sebelum 
kemerdekaannya tercapai”
> 
> "W.R. Supratman sudah membaca seluruh buku Massa Actie itu," kata 
Hadidjojo. Muhammad Yaminlah yang memaksa Sugondo memberikan waktu 
bagi Supratman memainkan lagu ciptaannya di situ. Lalu bergemalah 
lagu Indonesia Raya, lagu yang terinspirasi dari bagian akhir Massa 
Actie: "Lindungi bendera itu dengan bangkaimu, nyawamu, dan tulangmu. 
Itulah tempat yang selayaknya bagimu, seorang putra tanah Indonesia 
tempat darahmu tertumpah”
> 
> “Ia hidup dalam pelarian di 11 negara. Ia memiliki 23 nama palsu. 
Ia diburu polisi rahasia Belanda, Jepang, Inggris dan Amerika 
Serikat”.
> 
> “Ketika memperingati sewindu hilangnya Tan Malaka pada 19 
Februari 1957, Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdul Haris 
Nasution mengatakan pikiran Tan dalam Kongres Persatuan Perjuangan 
dan pada buku Gerpolek (Gerilya Politik Ekonomi) menyuburkan ide 
perang rakyat semesta. Perang rakyat semesta ini, menurut Nasution, 
sukses ketika rakyat melawan dua kali agresi Belanda. Terlepas dari 
pandangan politik, ia berkata, Tan harus dicatat sebagai tokoh ilmu 
militer Indonesia. “
> 
> “....jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan 
pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan 
revolusioner, Tan Malaka. (testamen Soekarno)”
> 
> “Di seputar Proklamasi, Tan menorehkan perannya yang penting. Ia 
menggerakkan para pemuda ke rapat raksasa di Lapangan Ikada (kini 
kawasan Monas), 19 September 1945. Inilah rapat yang menunjukkan 
dukungan massa pertama terhadap proklamasi kemerdekaan yang waktu itu 
belum bergema keras dan "masih sebatas catatan di atas kertas". Tan 
menulis aksi itu "uji kekuatan untuk memisahkan kawan dan lawan". 
Setelah rapat ini, perlawanan terhadap Jepang kian berani dan 
gencar”. 
> 
> Ketua Partai Komunis Indonesia, D.N. Aidit, mengatakan sumber 
kegagalan pemberontakan 1926 antara lain kurang persiapan dan minim 
koordinasi. "Tapi, selain itu, ada orang seperti Tan Malaka, yang 
tidak melakukan apa pun, hanya menyalahkan setelah perlawanan 
meletus," kata Aidit. Dia juga menyebut Tan sebagai Trotskyite, 
pengikut Leon Trotsky (lawan politik Stalin), "sang pemecah belah". 
> 
> ”Musso bersumpah menggantung Tan karena pertikaian internal 
partai”.
> 
> "Kongres memberi tepuk tangan yang ramai pada Tan Malaka, seolah-
olah telah memberi ovasi padanya," tulis Gerard Vanter untuk harian 
De Tribune. "Itu merupakan suatu pujian bagi kawan-kawan kita di 
Hindia yang harus melakukan perjuangan berat terhadap aksi kejam." 
(Konggres Komintern ke 4)
> 
> Tan Malaka adalah Che Guevara Asia â€" Harry Poeze (penulis gigih 
Biografi Tan Malaka)
> 
> 
> Silah mengakses ke seluruh 34 artikel tersebut dibawah ini, klik
> 
> http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/09/tan-malaka-bapak-
republik-revolusi.html 
> 
> Semoga bermanfaat
> 
> Salam hangat
> Andreas Iswinarto
> 
> 
> Artikel seputar Tan Malaka :
> DIA YANG MAHIR DALAM REVOLUSI , Jalan Sunyi Tamu dari Bayah, Kisruh 
Ahli Waris Obor Revolusi, Si Mata Nyalang di Balai Societeit, Gerilya 
Dua Sekawan,  Kerani yang Baik Hati, Naskah dari Rawajati, Bolsyewik 
yang Terbuang, Peniup Suling bagi Anak Kuli, Bertemu Para Bolsyewik 
Tua, Dukungan untuk Pan-Islamisme, Gerilya di Tanah Sun Man, 
Penggagas Awal Republik Indonesia , No Le Toqueis, Jawa!, Tumpah 
Darahku dalam Sebuah Buku,  Macan dari Lembah Suliki, Cita-cita 
Revolusi dari Tanah Haarlem, Sobatmu Selalu, Ibrahim, Trio Minang 
Bersimpang Jalan, Perempuan di Hati Macan, Wawancara Setelah Mati, 
Persinggahan Terakhir Lelaki dan Bukunya, Misteri Mayor Psikopat, Tan 
Malaka, Sejak Agustus Itu, Tan Malaka: Nasionalisme Seorang Marxis, 
Tan Vs Pemberontakan 1926-1927, Republik dalam Mimpi Tan Malaka, 
Pemberontak dari Alam Permai Minangkabau , Madilog: Sebuah Sintesis 
Perantauan, (Bukan) Seseorang dalam Arus Utama Revolusi , Warisan Tan 
Malaka
>


Kirim email ke