Rezim Megawati dapat disimpulkan punya andi dalam tumbalnya dua tokoh penting. 
Jika sekarang, Keadilan bagi Munir adalah Untuk semua pantas di terima semua 
komponen sebab pada jaman yang belum ada pencerahan penegakan HAM Munir sudah 
punya Gigi dan ia Konsisten. Imbasnya adalah sejumlah Justifikasi penegakan HAM 
di terima di Indonesia. 

Tokoh berikut yang Tumbal di Era Megawati Adalah Alm. Theys Hiyo Eluay. 
Kekawatiran Jakarta dibawah Rezim Megawati justeru Kepergian Pejuang Papua 
sangat tragis. Sayangnya, untuk mengungkap tragedi Alm Theys belum meluas di 
Indonesia. 

Alm.Munir dan Theys sama-sama punya nasib yang tragis. Entah kenapa Kasus Theys 
tidak mengemuka di Indonesia...

Ini namanya komponen Negara masih Diskriminasi dalam pembelaan HAM dan kapan 
kah Negara mengutamakan kemerdekaan Berpikir bagi individu maupun kelompok. 
Sudah begitu, masih saja terjadi tindakan sewenang-wenang kaum Militer 
non-Organik tembak orang Papua yang punya hak hidup sama dengan manusi di 
Dunia. Penembakan Opinus Tabuni di Wamena Papua, bentuk nyata Militer di Papua 
belum Tobat walaupun sejumlah pimpinan Militer sedang mengalami masalah Hukum 
dalam kasus pembunuhan Manusia.

Keadilan itu nurani yang abadi adanya...

************************


--- Pada Kam, 4/9/08, tossi20 <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: tossi20 <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [ppiindia] Munir Dibunuh Dua Kali
Kepada: ppiindia@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 4 September, 2008, 9:10 AM










    
            

http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/ KasusMunir/ dua_kali08090\

4



Munir Dibunuh Dua Kali



Aboeprijadi Santoso 04-09-2008



Munir Dibunuh Dua Kali 

<http://download. omroep.nl/ rnw/smac/ cms/munir_ dibunuh_dua_ kali_20080904_ \

44_1kHz.mp3>



Bukan mustahil ada upaya pembunuhan kedua terhadap aktivis hak-hak asasi

manusia Munir, yaitu dalam penerbangan Singapura menuju Amsterdam,

setelah upaya pertama dilakukan di Coffee Bean, Bandara Internasional

Singapura Changi. Demikian Usman Hamid dari Komite Aksi Solidaritas

untuk Munir, KASUM, menanggapi replik Ketua Tim Jaksa Penuntut Umum

Cyrus Sinaga yang disampaikan dalam sidang ketiga terdakwa Mayjen Muchdi

Purwopranjono.



Sidang berlangsung aman, meski dijaga ketat karena hadirnya ratusan

pendukung Munir dan pendukung Muchdi, di antaranya barisan asal Papua

dan preman Betawi. Koresponden Aboeprijadi Santoso melaporkan Tim Jaksa,

dengan panjang lebar, berupaya mematahkan Eksepsi Tim Pembela Terdakwa

pimpinan Mohammad Luthfie.



Di dalam pesawat

Cyrus Sinaga: Apabila diperhatikan dengan cermat, maka locus delicti

dalam surat dakwaan tersebut, telah jelas dan dapat

dipertanggungjawabk an. Di mana sebagai locus delicti pada dakwaan

pertama adalah Kantor Badan Intelijen Negara atau BIN, Jalan Zainul II

Kompleks BIN, Kelurahan Kejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.



Atau pada dakwaan kedua, sebagai locus delicti adalah Room Gate 42,

Coffee Bean Bandara Changi Singapura. Atau setidak-tidaknya dalam

pesawat udara PT Garuda Indonesia Airways, Boeing 747 seri 400,

penerbangan nomor GA 974.



Locus delicti ini tidak boleh dipisahkan antara perbuatan memasukkan

racun arsenikum ke dalam minuman korban almarhum Munir SH, dengan akibat

yang timbul yakni kematian korban di dalam pesawat Garuda Indonesia

Airways penerbangan nomor GA 947



Demikian Jaksa Cyrus Sinaga. Dengan sekali lagi menunjuk pada locus

delicti, atau tempat kejadian tindak pidana, pada kantor Badan Intelejen

Negara BIN dan cafe di Bandara Changi, bahkan sebagai alternatif, juga

di dalam pesawat Garuda tersebut, Jaksa Cyrus Sinaga membuka perspektif

mengenai kasus pembunuhan aktivis hak-hak asasi manusia Munir. Artinya,

dia mengindikasikan adanya konspirasi BIN dan membuka kemungkinan upaya

pembunuhan di dalam pesawat Garuda.



Paparan Jaksa tersebut pertama-tama dimaksud untuk mematahkan eksepsi

tim pembela Mayjen Muchdi PR. Dua hari lalu tim ini menganggap

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang, karena dakwaan Jaksa

dinilai "tidak jelas, tidak cermat dan tidak lengkap". Padahal, demikian

lanjut Jaksa Sinaga, terdakwa Muchdi Pr sendiri telah memahami dakwaan

tersebut.



Jauh dari kenyataan

Cyrus Sinaga: Ketika surat dakwaan dibacakan di persidangan, terdakwa

telah mengatakan sudah mengerti dan jelas isi surat dakwaan. Tetapi

masih jauh dari kenyataan. Yang penting pertama kali terdakwa telah

benar-benar mengerti redaksional surat dakwaan tersebut.



Demikian Sinaga. Oleh karena itu, pengadilan harus menolak eksepsi tim

pembela Muchdi Pr, demikian Jaksa Sinaga menyimpulkan.



Jaksa Cyrus Sinaga: Maka tidak beralasan apabila tim penasehat hukum

terdakwa masih mengatakan bahwa surat dakwaan tidak jelas. Sehingga

keberatan dari tim penasehat hukum terdakwa tersebut haruslah ditolak.



Sidang terdakwa Muchdi akan dilanjutkan 9 September mendatang.



Optimis

Koordinator Komite Aksi Solidaritas untuk Munir, KASUM, Usman Hamid

menganggap tak banyak hal baru dalam dialog Tim Pembela Muchdi dan Tim

Jaksa Penuntut Umum. Namun dia optimistis, rencana munculnya sebanyak 19

saksi dapat menguak banyak hal dari misteri pembunuhan Munir, termasuk

kemungkinan upaya pembunuhan di dalam penerbangan antara Singapura dan

Amsterdam.



Usman Hamid: "Dari penjelasan jaksa tadi saya menangkap saksi yang nanti

akan dihadirkan berjumlah 19 orang. Yang semula saya duga sekitar 13

orang. Mudah-mudahan jumlah yang banyak itu juga mencerminkan banyaknya

alat bukti yang dimiliki oleh pihak kejaksaan untuk membuktikan

keterlibatan terdakwa Muchdi"



Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Tadi disinggung ya mengenai

peracunan, disebutkan di kafe Changi mau pun di pesawat. Sebetulnya di

pesawat tidak pernah dibuktikan, kan?



UH: "Ya, sebenarnya untuk peracunan Munir yang terjadi di dalam

penerbangan pesawat, itu hanya terbukti di tingkat pengadilan pertama

Jakarta Pusat dengan terdakwa Pollycarpus. Namun kemudian dalam putusan

akhir di Mahkamah Agung, lokasi peracunan dipastikan terjadi di bandara

internasional Singapura, yaitu Changi. Tepatnya di Coffee Bean, tempat

di mana Munir bersama Pollycarpus mengkonsumsi minuman. Dan itu sudah

menjadi fakta yuridis



Nah, sekarang yang kedua, tantangan jaksa ke depan membuktikan peran

Muchdi sebagai terdakwa. Memang jelas hubungannya dengan Pollycarpus

sebagai terpidana peracunan Munir. Dan juga kita punya harapan terdapat

keterangan-keterang an saksi yang juga mungkin bisa membantu kita untuk

mengetahui apakah masih ada lagi tepat kejadian perkara di luar yang

terjadi di Changi, Singapura"



Dua kali

RNW: Seperti apa kemungkinannya?



UH: "Ya, kemungkinan misalnya peracunan berikutnya yang terjadi dalam

perjalanan selanjutnya ke Amsterdam, karena perjalanan Munir dari

Singapura menuju Amsterdam juga merupakan suasana yang rawan. Dan selama

ini juga kami meyakini bahwa ada upaya juga di dalam perjalanan itu

untuk memastikan bahwa racun itu betul-betul dikonsumsi oleh Munir dan

bila perlu menambahkan dengan kadar yang lebih luas lagi. Bisa saja

peracunan itu tidak terjadi sekali, untuk memastikan Munir betul-betul

tewas"



Kata Kunci: muchdi <http://www.ranesi. nl/articlesbytag ?tag=muchdi> ,

munir <http://www.ranesi. nl/articlesbytag ?tag=munir> , usman hamid

<http://www.ranesi. nl/articlesbytag ?tag=usman+ hamid>



Top of Form



[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to