tindakan main hakim sendiri dari satgas keamanan kjri hongkong sangat 
mencerminkan gaya kekuasaan berdasarkan kekerasan. 10 tahun setelah soeharto 
lengser ternyata tak bisa mengubah karakter kekerasan alat negara, inilah 
contoh buruk dari penguasa yang tak pro rakyat. 

saya memprotes kekerasan alat negara terhadap rakyat indonesia. 

orba bangkit kembali di kjri hongkong!

kata wiji thukul: hanya satu kata, lawan! 

heri latief
amsterdam, 08/09/2009




      
http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan

  http://herilatief.wordpress.com/

http://akarrumputliar.wordpress.com/




--- On Mon, 9/8/08, Mega Vristian <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Mega Vristian <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: URGENT KHABAR DARI HONG KONG
To: "bang Her Belanda" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Monday, September 8, 2008, 3:19 PM

Bang Her ini kejadian minggu kemarin di Hong Kong.
-------------------------------
Kronologi Penganiayan Anggota IMWU ( MURNI DARI IMWU)

Minggu, 7 September 2008

11 am
- Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) melakukan aksi massa guna dengan 
tuntutan utama “Blacklist Agen dan Majikan Pemeras BMI” di Queen Elizabeth 
Stadium, Wan Chai, di Perayaan Hari Kemerdekaan RI yang ke 63. Aksi ini sendiri 
merupakan aksi lanjutan, dari aksi yang digelar pada Minggu, 17 Agustus 2008 di 
kediaman Konjen RI, Aberdeen. 

-Aksi ini dilakukan oleh 61 orang anggota IMWU. Aksi ini sendiri dibagi dua, 
guna memastikan pesan yang ingin disampaikan kepada MENAKERTRANS RI dan Konjen 
RI-Hong Kong. Aksi yang dilakukan didalam dilakukan oleh 10 orang anggota IMWU.

11.15
 am

-MENAKERTRANS RI, Eman Suparno mengisi acara dengan menyanyikan lagu berjudul 
“Sri kapan kowe bali”. Disaat inilah angghota IMWU yang masuk ke dalam 
membentangkan 2 buah spanduk bertuliskan “stop underpayment” dan “blacklist 
agen dan majikan pemeras BMI!”. 3 menit pertama, aksi kelompok pertama di 
hentikan, tidak sampai 10 menit kemudian, petugas keamanan KJRI Hong Kong 
langsung bertindak unutk menghentikan aksi kelompok kedua yang dilakukan secara 
terpencar tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh petugas keamanan unutk 
menhentikan aksi tersebut adalah dengan cara merebut spanduk, mencakar, memukul 
dan menyeret peserta aksi keluar. Saat menyeret peserta aksi tersebut tindakan 
kekerasan yang dilakukan semakin meningkat. Disertai makian seperti “dasar babu 
pelacur”, “kalian monyet”, “bangsat”, “perusuh”, “tidak sopan”, “disini kita 
yang kuasa”, tindakan pemukulan dan plecehan seksual terhadapa peserta aksi
 dilakukan oleh petugas keamanan KJRI HK.

Para korban tindakan pemukulan, cekik, cakar adalah : Sri Mintarti (Wakil Ketua 
IMWU), Santi Yustiani, Antik Pristiwahyudi, Sahlan, Toiman Maryani, Luluh 
Respati. Ganes Prakasiwi, Anggita Rizki. Emiati, Luluh Respati
Korban tindakan penyekapan adalah : Ganes Prakasiwi
Korban yang harus dilarikan kerumah sakit adalah: Ganes Prakasiwi dan Luluh 
Respati
Korban pelecehan seksual adalah: Emiati

12.30 pm

-Ganes, korban penyekapan dilepas akibat tekanan yang dilakukan oleh aksi massa 
dan perwakilan IMWU. Seorang laki-laki yang mengaku anggota DPRD Jawa Timur 
dari Komisi E, mengatakan aksi yang digelar oleh IMWU ini telah membuat malu 
negara Indonesia.  Para korban melaporkan tindakan kekerasan ini ke polisi. 
Aksi massa, tetap dilanjutkan.

14.00 pm

- Aksi bubar.
---------------------------------------------------------------------------
Insiden
 TKW
Franky: KJRI Hong 
Kong Melintir
Vina Martina 
Sianipar - detikNews




 

 



 
 

Jakarta 
- Duta buruh migran Franky Sahilatua menuding bantahan Deplu RI atas kekerasan 
yang menimpa sembilan TKW oleh petugas keamanan KJRI di Hong Kong adalah kabar 
yang dipelintir.

"Itu pelintiran mereka saja (KJRI). Mereka (TKW) yang 
hadir itu punya undangan. Sembilan orang itu bukan penyusup. Mereka datang 
membawa kekecewaan dan ingin mengadu," kata Franky pada detikcom, Senin 
(8/9/2008).

Sebelumnya, Jubir Deplu Teuku Faizasyah mengatakan bahwa 
kejadian itu akibat dari terbatasnya undangan. Petugas KJRI mengamankan enam 
TKW 
yang terdiri dari empat penyusup dan dua undangan yang ikut menggelar 
spanduk.

"Memang pemerintah bisa saja membantah tapi kawan-kawan punya 
undangannya, punya buktinya. Nggak ada yang menyusup masuk, itu pelintiran 
KJRI," tuding penyanyi balada ini.

Akibat peristiwa ini, sembilan TKW 
yang bekerja di Hong Kong tercatat mengalami kekerasan. Berdasarkan keterangan 
Franky, mereka adalah Sri Mintarti (Sekjen Indonesian Migrant Workers 
Union/IMWU), Santi Yustiani, Antik Pristiwahyudi, Sahlan, Toiman Maryani, Luluh 
Respati, GanesPrakasiwi, Anggita Rizki, Emiati.

"Tiga orang yang divisum 
di RS yaitu Ganes, Luluh, dan Santi sudah kembali pulang. Mereka terkena luka 
cakar sampai berdarah, sisanya memar-memar. Tapi semua TKI itu sudah kembali 
bekerja," terang duta migran yang dilantik Serikat Buruh Migran Indonesia 
(SBMI) 
dan International Labour Organization (ILO) pada 13 Juli 2006 ini.

Franky 
yang dikenal sebagai penyanyi asal Surabaya ini belum mendengar adanya tindak 
lanjut KJRI terhadap kasus ini, begitu juga dengan rencana pemberian sanksi 
pada 
petugas yang diduga melakukan tindak kekerasan. "Belum ada sanksi yang saya 
dengar. KJRI hanya membantah, bagaimana mau memberi sanksi pada petugas?" 
katanya.

"Kami menolak keras kekerasan dan pelakunya harus diberikan 
sanksi yang sepadan," desaknya.
(vna/nrl) 
------------------------  
Inilah Kronologi Kericuhan di Hong Kong Versi Deplu 
RI
Ramadhian Fadillah - 
detikNews


Buruh migran di Hong Kong 

 

 



 
 

Jakarta 
- Pemerintah RI membantah pihak keamanan KJRI Hong Kong telah melakukan 
kekerasan dan menyekap 9 buruh migran asal Indonesia. Pihak keamanan KJRI 
justru 
mengamankan aksi buruh yang ricuh.

"Sebenarnya tidak ada kekerasan dan 
penyekapan," ujar Jubir Deplu Teuku Faizasyah kepada detikcom, 
Minggu malam (7/9/2008).

Faizasyah menerangkan pada Minggu pagi tadi ada 
acara Indonesian Day di Gedung Queen Elizabeth, Hong Kong. Acara yang merupakan 
rangkaian peringatah HUT ke-63 RI  ini dihadiri sekitar 3.000 TKI. Hadir dalam 
acara itu Menakertrans Erman Suparno.

Untuk memasuki gedung ini harus 
memakai tiket khusus yang disediakan panitia. "Sebenarnya ada 120.000 orang TKI 
di sana, tetapi karena keterbatasan dana KJRI hanya bisa mengundang 3.000 
orang," jelasnya.

Pihak penyelenggara pun sudah menyediakan tempat khusus 
bagi para pengunjuk rasa di luar gedung. Rangkaian acara ini mulanya 
berlangsung 
dengan tertib.

"Saat acara berlangsung tiba-tiba 4 orang penyusup masuk 
ke dalam gedung, mereka menggelar spanduk," jelasnya.

Faizasyah 
menjelaskan pihak keamanan sudah meminta secara baik-baik agar mereka keluar, 
tetapi para pengunjuk rasa tersebut menolak. Akhirnya petugas keamanan menyeret 
mereka keluar.

"Mungkin dalam proses itu ada yang terjatuh, atau ada yang 
terdorong. Tetapi tidak ada pemukulan apalagi pelecehan seksual," 
jelasnya.

Faizasyah pun menjelaskan jumlah orang yang diseret keluar 
hanya 6 orang. 4 orang yang menyusup masuk dan 2 orang di dalam yang 
ikut-ikutan 
aksi tersebut. 
"Ini laporan yang saya terima," pungkasnya. 


Sebelumnya Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) menjelaskan 9 
perempuan buruh migran Indonesia digebuki petugas keamanan Konjen RI di Hong 
Kong. Gara-garanya, mereka menggelar spanduk 'Stop Underpayment' saat 
Menakertrans Erman Suparno bertemu buruh migran di Gedung Queen Elizabeth, Hong 
Kong. 
(rdf/mei) 
----------------------------------------------------
9 TKI Perempuan Digebuki Satpam KJRI Hong Kong
Nograhany Widhi K - detikNews


Buruh Migran di Hong Kong 

 

 



 
 

Jakarta 
- 9 Perempuan buruh migran Indonesia digebuki petugas keamanan Konjen RI di 
Hong 
Kong. Gara-garanya, mereka menggelar spanduk 'Stop Underpayment' saat 
Menakertrans Erman Suparno bertemu buruh migran di Gedung Queen Elizabeth, Hong 
Kong.

Peristiwa itu diungkapkan duta buruh migran Franky Sahilatua pada 
detikcom, Minggu (7/9/2008). Peristiwa itu terjadi hari ini 
pukul 11.00 waktu setempat.

"Cuma bawa spanduk saja, tidak bikin apa-apa. 
Mereka kan maksudnya mengadu kepada menterinya, agar tahu di Hong Kong masih 
terjadi upah di bawah standar. Eh malah digebuki," ujar Franky.

Hasilnya, 
menurut penyanyi balada ini, dari 9 orang yang digebuki, 4 orang luka-luka dan 
2 
orang lainnya masuk rumah sakit. Namun, Franky masih belum mengetahui semua 
identitas tenaga kerja wanita (TKW) itu.

Petugas keamanan KJRI itu, 
menurutnya, juga warga negara Indonesia.

Menurutnya selama ini para buruh 
migran tidak bisa mengeluh atas ketidakadilan upah di bawah standar, atas 
persekongkolan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan agen-agen TKI 
di Hong Kong. 

"Katanya dianggap pahlawan devisa, tapi diperlakukan nggak 
lebih dari budak, diperas keringatnya, dan dipukuli kalau mau bersuara. Hanya 
mengangkat spanduk dianggap sudah mengganggu," protes dia.

Dia berharap 
Menakertrans Erman Suparno dan KJRI Hong Kong meminta maaf atas perlakuan 
terhadap warganya sendiri ini.

"Pak Erman agak lebih cerdaslah dalam 
menangani departemennya ini," harap Franky.

Serikat Buruh Migran 
Indonesia (SBMI), menurutnya, akan melayangkan protes kepada Menakertrans dan 
Deplu atas insiden Hong Kong ini secepatnya.

Sementara itu, Jubir Deplu 
Teuku Faizasyah dan Direktur Perlindungan WNI Deplu Teguh Wardoyo tidak 
mengangkat ponselnya saat hendak dikonfirmasi detikcom.(nwk/nrl) 






      


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke