Assalamu’alaikum wr.wb. 

Saudara Pitung yang terhormat, 



kmaren ane nulis bgini: 

TAPI laen soal, misalnye ada orang yg ngaku muslim bilang, surga bukan monopoli
muslim. Nah yg ini harus dimintain tanggungjawabnye, jgn cuma

asal nyerocos kaya' petasan ceplik.  tunjukkin dalil ALQURAN &
AsSUNNAHnye!

Jadi ane ngarepin bang eka jgn nyerocos aje, tp bs nunjukkin dalil ALQURAN
& AsSUNNAHnye! ok?

mudah2an paham ni..

 

++++ Bang di dalam Al-Qur’an dan Hadist-Hadist shahih tidak ada perkataan satu
kalimat pun yang menegaskan bahwa Surga itu untuk orang yang keyakinannya di
luar agama Islam. Karena Al-Qur’an adalah kitab suci pemeluk agama Islam. Namun
di kalangan kaum Ulama terdapat perdebatan yang  mempertanyakan bagaimana
dengan manusia-manusia yang lahir dan meninggal dunia sebelum kelahiran agama
Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW sebagai nabi, rasul dan utusan Allah SWT.
Pasalnya ada ayat yang menyatakan bahwa surga hanyalah untuk orang-orang
beriman! Nah orang-orang yang beriman ini apakah hanya untuk orang yang
beragama Islam atau termasuk non-Islam yang telah lahir dan meninggal dunia
sebelum Islam turun? Ada
ulama yang mengatakan bahwa yang masuk surga itu adalah orang-orang yang
beriman yang telah lahir dan meninggal dunia di era Nabi Ibrahim, Musa, dan
Nabi Isa. Namun ada juga yang menyatakan bahwa surga itu hanya untuk
orang-orang Islam dan orang-orang

 non-Islam yang masih hidup semasa agama Islam turun dan masuk Islam.

         

== hehe...kalem bang, kerisauan abang, insya Allah ane jelasin. Maklum msh
pagii, agak ngantuk, nguaaap dlu yee, uaaaaghh!

ane stuju di awal kalimat bang eka nulis "Bang di dalam Al-Qur’an dan
Hadist-Hadist shahih tidak ada perkataan satu kalimat pun yang menegaskan bahwa
Surga itu untuk orang yang keyakinannya di luar agama Islam"

berarti surga monopoli orang yg beriman & beramal soleh donk ? mohon
konfirmasinya bang.

tp ane agak stuju klo alasannya HANYA krn Alquran merupakan kitab sucinya
muslim, padahal Alquran diturunkan oleh Allah sbg peringatan utk semesta alam
(QS38:87). Alquran tdk bicara hanya kpd muslim tp jg kpd orang yg kafir, dari
bangsa manusia & jin.

Tidak ada perdebatan di kalangan ulama mengenai 'nasib' manusia2 yg lahir &
meninggal sebelum Muhammad saw diangkat menjadi Rasul Allah. Rasulullah saw
pernah ditanya oleh salman al farisi (abang kenal khan?), bagaimana mengenai
'nasib' teman2nya apakah msk surga atau neraka, beliau ra menceritakan tata
cara sholat & ibadahnya, maka turunlah ayat QS2:62 sebagai penegasan bahwa
orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat shaleh akan mendapat
pahala dari Allah SWT. Tafsir2 ulama besar pun tdk ada yg berbeda, Hamka dlm
tafsir Al-Azhar mengatakan mengenai ayat ini (Qs2:62), Sesungguhnya orang-orang
yang beriman(pangkal ayat 62).  Yang dimaksud dengan orang beriman di sini
ialah orang yang memeluk Agama Islam, yang telah menyatakan percaya kepada Nabi
Muhammad s.a.w. dan akan tetaplah menjadi pengikutnya sampai Hari Kiamat: Dan
orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabiin; yaitu tiga golongan
beragama yang percaya juga kepada Tuhan 'tetapi' telah dikenal dengan nama-nama
yang demikian.. 

Kata 'tetapi' menunjukkan kondisi spesial atau di luar standar.  Artinya,
tidaklah lazim jika seorang manusia yang beriman pada ajaran Tauhid yang lurus
untuk disebut sebagai Yahudi, Nasrani atau Shabi'in.  Akan tetapi, meski
kasus ini tidak lazim, namun adakalanya terjadi juga. Maka simaklah penjelasan
selanjutnya dari Hamka, Mengenai agama Yahudi, Hamka menjelaskan lebih jauh
bahwa nama 'Yahudi' itu sendiri terambil dari nama Yehuda, yaitu salah seorang
anak Nabi Ya'qub as.   Oleh karena itu, Yahudi lebih merupakan sebuah
agama keluarga daripada agama untuk manusia pada umumnya.  Jika sebutan
'Yahudi' memang diperuntukkan bagi sebuah bangsa atau keluarga, maka memang 
dimungkinkan
adanya 'Yahudi yang beriman' dan 'Yahudi yang tidak beriman', karena batasan
antara istilah 'Yahudi' dan 'Bani Israil' memang sangat tipis sekali.

Agama Nasrani, atau kaum Nashara, juga terambil dari suatu bangsa, yaitu yang
berasal dari daerah kelahiran Nabi Isa as., yaitu Nazaret (dalam bahasa Ibrani)
atau Nashirah (dalam bahasa Arab).  Beberapa ulama berpendapat bahwa
istilah Nasrani memang berasal dari nama desa Nashirah, antara lain menurut
pendapat Ibnu Qatadah dan Ibnu Abbas.  Adapun nama 'Shabi'in akar katanya
bermakna 'keluar dari agama asalnya'.  Oleh karena itu, Rasulullah saw.
pun pernah disebut sebagai seorang shabia karena telah mencela-cela berhala
yang disembah oleh kaumnya.  Penjelasan ini menunjukkan bahwa bisa jadi
ada orang yang dikenal sebagai seorang Nasrani atau Shabi'in, padahal ia
sebenarnya beriman kepada Allah SWT.  Demikianlah pendapat Hamka.

Bang Eka pernah dengar nama pendeta Bahira, yaitu pendeta yang pertama kali
memberitahukan kenabian Rasulullah saw. kepada Abu Thalib. Tokoh yang satu ini
tak bisa dibilang Muslim, namun sulit juga untuk disebut kafir..  Oleh
karena itu, ia tetap dikenal sebagai seorang pendeta Nasrani.  Adapun
urusan aqidah dalam hatinya adalah urusannya sendiri dengan Allah SWT. 
Yang jelas, sebagaimana kata Buya Hamka, jika mereka benar-benar memegang teguh
ajaran para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw., maka insya Allah mereka
dikategorikan beriman di sisi Allah. Tentunya jgn bang eka bandingkan pendeta
bahira dg umat nasrani & yahudi sekarang hehe..

Jadi bang Eka, barangsiapa yg beriman kpd nabi Musa as (sebelum Muhammad saw
diutus), maka mereka adalah orang yg beriman, berang siapa yg beriman kpd Isa
AlMasih maka merekapun disebut orang yg beriman (QS3:52), maka mereka tdk perlu
resah & bersedih hati, krn mereka termasuk orang yg beriman & beramal
soleh. Berbeda ketika Rasulullah saw diutus menjadi Rasul Allah, maka berlaku
hukum spt yg disabdakan oleh beliau saw yaitu “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada
di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik ia Yahudi ataupun Nasrani
yang mendengarku kemudian ia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus
dengannya kecuali dia termasuk penghuni-penghuni neraka.” (HR Muslim).  

Oh iye penjelasannya agak melebar krn bang eka meluaskan tema diskusi ini, ane
minta bang eka fokus utk membahas tema 'surga bukan monopoli muslim' bagi umat
non-muslim saat ini yaitu setelah Muhammad saw diutus, bukan sebelumnya.

sebagai bahan perbandingan, bang eka bs baca tafsir al-mishbahnya Quraisy
shihab atau al-manarnya Rasyid ridha.



++++Jawab:

1 Bang Pitung yang terhormat, sebagai seorang Muslim sekali
lagi saya menegaskan bahwa saya meyakini adanya surga dan neraka sebagaimana
yang telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an. Terima kasih atas penjelasannya yang
panjang lebar dan penjelasan itu mudah-mudahan bermanfaat bagi saya untuk
menambah ilmu pengetahuan saya sebagai pemeluk Muslim dan bagian dari
silaturahmi saya dengan sesama Muslim. Dan Alhamdulillah saya sudah pernah
membaca tafsir Quraisy Shihab meskipun bukunya cuma warisan dari orang tua dan 
beberapa buku agama Islam lainnya. 



Tapi saya tidak mau mengomentari hal ini lebih jauh. Pasalnya kriteria
siapa-siapa dan golongan siapa saja yang masuk surga itu adalah milik Allah
SWT. Tiada seorang manusiapun  yang bisa mendahului kuasaNya. 



== kebetulan tadarus-an Qur'an ane ampe surat
al-araf, ane bacain ayatnya supaya bang eka ga usah malu2 & sungkan2 lg utk
memberi peringatan,  "Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan
kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu
memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang beriman". QS7:2





bang eka:

TUNG, SALAH SATU ORANG MUSLIM YANG MENYATAKAN BAHWA SURGA

BUKAN MONOPOLI MUSLIM ITU ANE.! 



+++ Tunjukkin dalil Alquran-asSunnah nye!

++++ Bang Pitung, hendaknya Anda membaca kalimat tersebut secara utuh. Anda
sebaiknya membaca kelanjutan dari kalimat tersebut. Saya sudah menegaskan di
atas bahwa tidak ada ayat Al-Qur’an maupun hadist-hadist sahih yang menyatakan
secara tegas surga juga buat orang non-Islam. Sebagai manusia makhluk sosial
saya menyatakan bahwa orang-orang yang tidak memeluk agama Islam (non-Muslim)
juga menyatakan bahwa hanya orang-orang dari golongan merekalah yang masuk
surga, di luar golongan itu tidak masuk surga. Misalnya, klaim ini juga
dinyatakan oleh para pemeluk agama Kristiani. Pernyataan saya itu adalah bagian
dari ‘hubungan saya dengan manusia’ bukan dengan hubungan saya dengan Sang
Khalik menurut keyakinan saya sebagai pemeluk agama Islam. 

      Jadi kalau Anda menuntut bahwa tunjukkan dalil
Al-Qur’an dan As-Sunnahnya, ya tidak ada. Pasalnya, saya sudah menegaskan bahwa
tidak ada dalil Al-Qur’an dan Sunnah yang ‘tegas-tegas’ menyatakan bahwa surga
juga buat golongan non-Muslim. Saya ingin memberikan catatan kepada Bang Pitung
yang terhormat bahwa tidak semua pernyataan tentang nilai-nilai agama itu harus
didukung tegas-tegas di dalam sebuah tulisan melalui dalil-dalil Al-Qur’an dan
hadist shahih. Kalau penulis/kita mengetahuinya dan mencantumkannya memang
lebih bagus. Tapi jika kita memang memahami ajaran agama kita dan mengetahui
isi ajaran tersebut, kita akan sependapat dengan pernyataan tersebut.

       Misalnya; ajaran agama Islam memerintahkan
umatnya untuk hidup bersih, bertutur kata sopan dan santun, berbudi pekerti
tinggi dan menghormati orang tua dan orang-orang yang lebih tua.. Dan Islam
mengajarkan kepada kita agar kita jangan memfitnah karena fitnah itu lebih
kejam dari pembunuhan. Kalau Anda mempelajari agama Islam, Anda akan tahu bahwa
semua itu diajarkan di dalamnya. Kalau Anda tidak mempelajari, Anda akan ngotot
terus minta dalil Al-Qur’an dan Hadistnya. Nah, tidak perlu kan saya pertegas 
lagi lewat dalil Al-Qur’an
dan hadistnya?. Soalnya saya pun tidak selalu membawa Al-Qur’an dan Hadist
kemana-mana. Dan mengutip sebuah ayat Al-Qur’an dan Hadist pun tidak
sembarangan bukan?



== Muslim disebut demikian krn mereka adalah orang2 yg tunduk, patuh kpd dalil
(Alquran & AsSunnah), mereka senantiasa sami'na wa atho'na, "Kami
dengar dan kami taati." mereka adalah orang-orang yg mengikuti dalil bukan
orang yg membuat2 dalil. Kita sepakat bahwa tidak ada 1 pun dalil dlm Alquran
maupun AsSunnah yg menyatakan non-muslim akan msk surga, berarti seharusnya
bagi seorang muslim yg sebenar2nya patuh & taat kpd dalil akan berkata,
surga memang monopoli muslim.

Persoalan apakah non-muslim mengklaim mengenai surga, biarlah itu menjadi
urusan mereka, sbg muslim, kita TIDAK membenarkan klaim mereka, toh sdh jelas
mana yg HAQ, mana yg BATIL, sesuatu yg tdk bisa disamakan & dicampuradukkan.

Sampai di sini, ane sepakat dg bang eka, tp sayangnya bang eka malah
membenarkan klaim mereka, shingga bang eka walau sadar tdk menemukan 1 dalilnya
pun dlm Alquran & asSunnah (yg mendukung klaim mereka) akhirnya
berkesimpulan "SALAH SATU ORANG MUSLIM YANG MENYATAKAN BAHWA SURGA BUKAN
MONOPOLI MUSLIM ITU ANE!"

mudah2an ucapan bang eka ini sanggup dipertanggungjawabkan di hadapan Allah
swt, krn bang Eka berkata2 mengenai hal yg ghaib (surga-neraka) tdk berdasarkan
kpd dalil Alquran & asSunnah. Bagaimana mungkin muslim yg paham thd ajaran
agamanya bisa berkata bahwa non-muslim bs saja msk surga dg pertanyaan2 yg
ambigu & penuh kebingungan, seolah-olah menyerahkan kpd Allah, pdhl Allah
telah menegaskan hal tsb, sejelas2nya spt terangnya matahari di siang hari,
"NAH, KALAU TERNYATA ORANG DI LUAR ISLAM MASUK SURGA ATAU NERAKA? ITU

URUSAN ALLAH SWT".  Allah swt tdk pernah mengatakan spt yg bang eka
katakan, tdk ada sdikitpun kebimbangan di hati muslim, bahwa Alquran &
asSunnah menegaskan bahwa surga hanya diwariskan kpd orang yg beriman &
beramal soleh sedangkan orang kafir tdk akan masuk surga hingga unta msk ke
lubang jarum QS7:40.

Lalu darimanakah dalil yg menjadi sandaran bagi seorang muslim membuat
ksimpulan bahwa non-muslim alias Kafir akan msk surga pdhl Alquran &
asSunnah tidak mengatakan hal tsb? darimana, primbon? bible? weda? atau jgn2
datang dari bisikan syetan? darimana bang eka yg terhormat? apakah ini yg
disebut logika? apakah logika bisa mengalahkan WAHYU? naudzubillah min dzalik!

 

++++Jawab:

1 Bang Pitung, hendaknya Bang Pitung membaca lagi kalimat
dan pernyataan saya yang saya tulis untuk menjawab pernyataan Anda sebelumnya.
Berikut ini akan saya kutipkan lagi:

“Sebagai manusia makhluk sosial saya menyatakan bahwa
orang-orang yang tidak memeluk agama Islam (non-Muslim) juga menyatakan bahwa
hanya orang-orang dari golongan merekalah yang masuk surga, di luar golongan
itu tidak masuk surga. Misalnya, klaim ini juga dinyatakan oleh para pemeluk
agama Kristiani. Pernyataan saya itu adalah bagian dari ‘hubungan saya dengan
manusia’ bukan dengan hubungan saya dengan Sang Khalik menurut keyakinan saya
sebagai pemeluk agama Islam.” 

 

2 Bang Pitung, sebagai makhluk sosial kita dihadirkan pada
banyak fakta dan kenyataan bahwa klaim tentang surga dan neraka oleh non-Muslim
itu ada. Lalu apakah saya membenarkan fakta itu? Ya saya membenarkan fakta
tentang klaim itu. Lantas apakah saya meyakini bahwa ‘ORANG NON-MUSLIM ITU AKAN
MASUK SURGA DAN NERAKA?’ menurut saya itu adalah konsumsi hubungan saya dengan
Allah SWT. Tidak perlu saya beberkan menjadi konsumsi Anda. Saya kira, Anda
terlalu gampang mengambil kesimpulan. 

 

3 Terima kasih Bang Pitung telah menilai kadar akidah saya
dengan Sang Khalik Allah SWT. Persoalan tanggung-jawab atau tidak? Biarlah itu
rahasia Sang Khalik terhadap saya nanti karena apapun amal perbuatan saya di
dunia ini pada saat nantinya akan dipertanggungjawabkan oleh hamba Tuhan itu
sendiri dengan Sang Khalik bukan? Dia Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Bukan
kepada manusia, betul kan?


 

5 Saya hanya ingin mengingatkan kepada rekan-rekan, ajaran
agama apapun jika sudah masuk ke dalam ranah sosial pemeluk lain akan selalu
bertabrakan. Hendaknya kita senantiasa hati-hati apakah pernyataan-pernyataan
yang kita keluarkan itu tepat dimasukkan ke dalam sebuah lingkungan tertentu.
Pasalnya terdapat ayat Alquran yang menyatakan ”Bagimu agamamu, bagiku
agamaku.” Ayat ini berkaitan dengan etika dan relasi sosial antarpemeluk
keyakinan agama yang berbeda. 

     Jangankan ke
dalam ranah pemeluk lain, di kalangan seiman pun kerap terjadi benturan. Apalagi
di lingkungan milis seperti [EMAIL PROTECTED]
yang diikuti oleh berbagai lapisan sosial. Jadi hendaknya, ini saran saya saja,
hendaknya setiap pernyataan tentang keimanan dan kepercayaan disampaikan dengan
kata-kata yang santun, penuh budi pekerja luhur dan menjunjung etika sosial. 
Bukankah
Allah SWT telah berfirman di dalam surat
Al Qalam [68]: 10-11), "Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi menghina. Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur
fitnah". Larangan itu dipertegas lagi oleh dua hadis Nabi saw. yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadis pertama berbunyi, "Orang yang
beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya berkata baik. Atau, (jika tidak
bisa) lebih baik diam". Dan hadis kedua, “Orang yang disebut Muslim adalah
orang yang bisa menjaga tangannya dan lisannya.”

 

4 Terima kasih atas segala masukannya semoga kita semua
dimuliakan oleh Allah SWT. Dan selamat menjalankan Ibadah Puasa dan selamat
Bulan Ramadhan. 



Eka Zulkarnain

--- On Sun, 9/7/08, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: si pitung <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ppiindia] Surga bukan monopoli Islam - Jawaban utk Pitung
To: ppiindia@yahoogroups.com
Cc: "eka zulkarnain" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sunday, September 7, 2008, 10:46 PM

Assalamu’alaikum wr.wb. 
Saudara Pitung yang terhormat, 
Maaf kalau saya sekarang tidak menggunakan logat Betawi. Karena apalah arti 
sebuah dialek bahasa yang penting isi komunikasi saya dimengerti. 
Jawaban saya ada di bawahnya ya Bang…

== waalaikumsalam, ga pa pe bang, nyang penting enjoy aje.


kmaren ane nulis bgini: 
TAPI laen soal, misalnye ada orang yg ngaku muslim bilang, surga bukan monopoli 
muslim. Nah yg ini harus dimintain tanggungjawabnye, jgn cuma
asal nyerocos kaya' petasan ceplik.  tunjukkin dalil ALQURAN & AsSUNNAHnye!
Jadi ane ngarepin bang eka jgn nyerocos aje, tp bs nunjukkin dalil ALQURAN & 
AsSUNNAHnye! ok?
mudah2an paham ni..
 
++++ Bang di dalam Al-Qur’an dan Hadist-Hadist shahih tidak ada perkataan satu 
kalimat
 pun yang menegaskan bahwa Surga itu untuk orang yang keyakinannya di luar 
agama Islam. Karena Al-Qur’an adalah kitab suci pemeluk agama Islam. Namun di 
kalangan kaum Ulama terdapat perdebatan yang  mempertanyakan bagaimana dengan 
manusia-manusia yang lahir dan meninggal dunia sebelum kelahiran agama Islam 
yang dibawa oleh Muhammad SAW sebagai nabi, rasul dan utusan Allah SWT. 
Pasalnya ada ayat yang menyatakan bahwa surga hanyalah untuk orang-orang 
beriman! Nah orang-orang yang beriman ini apakah hanya untuk orang yang 
beragama Islam atau termasuk non-Islam yang telah lahir dan meninggal dunia 
sebelum Islam turun? Ada ulama yang mengatakan bahwa yang masuk surga itu 
adalah orang-orang yang beriman yang telah lahir dan meninggal dunia di era 
Nabi Ibrahim, Musa, dan Nabi Isa. Namun ada juga yang menyatakan bahwa surga 
itu hanya untuk orang-orang Islam dan orang-orang
 non-Islam yang masih hidup semasa agama Islam turun dan masuk
 Islam.
         
== hehe...kalem bang, kerisauan abang, insya Allah ane jelasin. Maklum msh 
pagii, agak ngantuk, nguaaap dlu yee, uaaaaghh!
ane stuju di awal kalimat bang eka nulis "Bang di dalam Al-Qur’an dan 
Hadist-Hadist shahih tidak ada perkataan satu kalimat pun yang menegaskan bahwa 
Surga itu untuk orang yang keyakinannya di luar agama Islam"
berarti surga monopoli orang yg beriman & beramal soleh donk ? mohon 
konfirmasinya bang.
tp ane agak stuju klo alasannya HANYA krn Alquran merupakan kitab sucinya 
muslim, padahal Alquran diturunkan oleh Allah sbg peringatan utk semesta alam 
(QS38:87). Alquran tdk bicara hanya kpd muslim tp jg kpd orang yg kafir, dari 
bangsa manusia & jin.
Tidak ada perdebatan di kalangan ulama mengenai 'nasib' manusia2 yg lahir & 
meninggal sebelum Muhammad saw diangkat menjadi Rasul Allah. Rasulullah saw 
pernah ditanya oleh salman al farisi (abang kenal
 khan?), bagaimana mengenai 'nasib' teman2nya apakah msk surga atau neraka, 
beliau ra menceritakan tata cara sholat & ibadahnya, maka turunlah ayat QS2:62 
sebagai penegasan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan 
berbuat shaleh akan mendapat pahala dari Allah SWT. Tafsir2 ulama besar pun tdk 
ada yg berbeda, Hamka dlm tafsir Al-Azhar mengatakan mengenai ayat ini 
(Qs2:62), Sesungguhnya orang-orang yang beriman(pangkal ayat 62).  Yang 
dimaksud dengan orang beriman di sini ialah orang yang memeluk Agama Islam, 
yang telah menyatakan percaya kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan akan tetaplah 
menjadi pengikutnya sampai Hari Kiamat: Dan orang-orang yang jadi Yahudi dan 
Nasrani dan Shabiin; yaitu tiga golongan beragama yang percaya juga kepada 
Tuhan 'tetapi' telah dikenal dengan nama-nama yang demikian.. 
Kata 'tetapi' menunjukkan kondisi spesial atau di luar standar.  Artinya, 
tidaklah lazim jika seorang manusia yang beriman pada
 ajaran Tauhid yang lurus untuk disebut sebagai Yahudi, Nasrani atau Shabi'in.  
Akan tetapi, meski kasus ini tidak lazim, namun adakalanya terjadi juga. Maka 
simaklah penjelasan selanjutnya dari Hamka, Mengenai agama Yahudi, Hamka 
menjelaskan lebih jauh bahwa nama 'Yahudi' itu sendiri terambil dari nama 
Yehuda, yaitu salah seorang anak Nabi Ya'qub as.   Oleh karena itu, Yahudi 
lebih merupakan sebuah agama keluarga daripada agama untuk manusia pada 
umumnya.  Jika sebutan 'Yahudi' memang diperuntukkan bagi sebuah bangsa atau 
keluarga, maka memang dimungkinkan adanya 'Yahudi yang beriman' dan 'Yahudi 
yang tidak beriman', karena batasan antara istilah 'Yahudi' dan 'Bani Israil' 
memang sangat tipis sekali.
Agama Nasrani, atau kaum Nashara, juga terambil dari suatu bangsa, yaitu yang 
berasal dari daerah kelahiran Nabi Isa as., yaitu Nazaret (dalam bahasa Ibrani) 
atau Nashirah (dalam bahasa Arab).  Beberapa ulama berpendapat bahwa
 istilah Nasrani memang berasal dari nama desa Nashirah, antara lain menurut 
pendapat Ibnu Qatadah dan Ibnu Abbas.  Adapun nama 'Shabi'in akar katanya 
bermakna 'keluar dari agama asalnya'.  Oleh karena itu, Rasulullah saw. pun 
pernah disebut sebagai seorang shabia karena telah mencela-cela berhala yang 
disembah oleh kaumnya.  Penjelasan ini menunjukkan bahwa bisa jadi ada orang 
yang dikenal sebagai seorang Nasrani atau Shabi'in, padahal ia sebenarnya 
beriman kepada Allah SWT.  Demikianlah pendapat Hamka.
Bang Eka pernah dengar nama pendeta Bahira, yaitu pendeta yang pertama kali 
memberitahukan kenabian Rasulullah saw. kepada Abu Thalib. Tokoh yang satu ini 
tak bisa dibilang Muslim, namun sulit juga untuk disebut kafir..  Oleh karena 
itu, ia tetap dikenal sebagai seorang pendeta Nasrani.  Adapun urusan aqidah 
dalam hatinya adalah urusannya sendiri dengan Allah SWT.  Yang jelas, 
sebagaimana kata Buya Hamka, jika mereka
 benar-benar memegang teguh ajaran para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad 
saw., maka insya Allah mereka dikategorikan beriman di sisi Allah. Tentunya jgn 
bang eka bandingkan pendeta bahira dg umat nasrani & yahudi sekarang hehe..
Jadi bang Eka, barangsiapa yg beriman kpd nabi Musa as (sebelum Muhammad saw 
diutus), maka mereka adalah orang yg beriman, berang siapa yg beriman kpd Isa 
AlMasih maka merekapun disebut orang yg beriman (QS3:52), maka mereka tdk perlu 
resah & bersedih hati, krn mereka termasuk orang yg beriman & beramal soleh. 
Berbeda ketika Rasulullah saw diutus menjadi Rasul Allah, maka berlaku hukum 
spt yg disabdakan oleh beliau saw yaitu “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di 
tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik ia Yahudi ataupun Nasrani 
yang mendengarku kemudian ia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus 
dengannya kecuali dia termasuk penghuni-penghuni neraka.” (HR Muslim).  
Oh iye
 penjelasannya agak melebar krn bang eka meluaskan tema diskusi ini, ane minta 
bang eka fokus utk membahas tema 'surga bukan monopoli muslim' bagi umat 
non-muslim saat ini yaitu setelah Muhammad saw diutus, bukan sebelumnya.
sebagai bahan perbandingan, bang eka bs baca tafsir al-mishbahnya Quraisy 
shihab atau al-manarnya Rasyid ridha.


Tapi saya tidak mau mengomentari hal ini lebih jauh. Pasalnya kriteria 
siapa-siapa dan golongan siapa saja yang masuk surga itu adalah milik Allah 
SWT. Tiada seorang manusiapun  yang bisa mendahului kuasaNya. 

== kebetulan tadarus-an Qur'an ane ampe surat al-araf, ane bacain ayatnya 
supaya bang eka ga usah malu2 & sungkan2 lg utk memberi peringatan,  "Ini 
adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di 
dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada 
orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman".
 QS7:2


bang eka:
TUNG, SALAH SATU ORANG MUSLIM YANG MENYATAKAN BAHWA SURGA
BUKAN MONOPOLI MUSLIM ITU ANE.! 

+++ Tunjukkin dalil Alquran-asSunnah nye!
++++ Bang Pitung, hendaknya Anda membaca kalimat tersebut secara utuh. Anda 
sebaiknya membaca kelanjutan dari kalimat tersebut. Saya sudah menegaskan di 
atas bahwa tidak ada ayat Al-Qur’an maupun hadist-hadist sahih yang menyatakan 
secara tegas surga juga buat orang non-Islam. Sebagai manusia makhluk sosial 
saya menyatakan bahwa orang-orang yang tidak memeluk agama Islam (non-Muslim) 
juga menyatakan bahwa hanya orang-orang dari golongan merekalah yang masuk 
surga, di luar golongan itu tidak masuk surga. Misalnya, klaim ini juga 
dinyatakan oleh para pemeluk agama Kristiani. Pernyataan saya itu adalah bagian 
dari ‘hubungan saya dengan manusia’ bukan dengan hubungan saya dengan Sang 
Khalik menurut keyakinan saya sebagai pemeluk agama Islam. 
     
 Jadi kalau Anda menuntut bahwa tunjukkan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnahnya, ya 
tidak ada. Pasalnya, saya sudah menegaskan bahwa tidak ada dalil Al-Qur’an dan 
Sunnah yang ‘tegas-tegas’ menyatakan bahwa surga juga buat golongan non-Muslim. 
Saya ingin memberikan catatan kepada Bang Pitung yang terhormat bahwa tidak 
semua pernyataan tentang nilai-nilai agama itu harus didukung tegas-tegas di 
dalam sebuah tulisan melalui dalil-dalil Al-Qur’an dan hadist shahih. Kalau 
penulis/kita mengetahuinya dan mencantumkannya memang lebih bagus. Tapi jika 
kita memang memahami ajaran agama kita dan mengetahui isi ajaran tersebut, kita 
akan sependapat dengan pernyataan tersebut.
       Misalnya; ajaran agama Islam memerintahkan umatnya untuk hidup bersih, 
bertutur kata sopan dan santun, berbudi pekerti tinggi dan menghormati orang 
tua dan orang-orang yang lebih tua.. Dan Islam mengajarkan kepada kita agar 
kita jangan memfitnah
 karena fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Kalau Anda mempelajari agama 
Islam, Anda akan tahu bahwa semua itu diajarkan di dalamnya. Kalau Anda tidak 
mempelajari, Anda akan ngotot terus minta dalil Al-Qur’an dan Hadistnya. Nah, 
tidak perlu kan saya pertegas lagi lewat dalil Al-Qur’an dan hadistnya?. 
Soalnya saya pun tidak selalu membawa Al-Qur’an dan Hadist kemana-mana. Dan 
mengutip sebuah ayat Al-Qur’an dan Hadist pun tidak sembarangan bukan?

== Muslim disebut demikian krn mereka adalah orang2 yg tunduk, patuh kpd dalil 
(Alquran & AsSunnah), mereka senantiasa sami'na wa atho'na, "Kami dengar dan 
kami taati." mereka adalah orang-orang yg mengikuti dalil bukan orang yg 
membuat2 dalil. Kita sepakat bahwa tidak ada 1 pun dalil dlm Alquran maupun 
AsSunnah yg menyatakan non-muslim akan msk surga, berarti seharusnya bagi 
seorang muslim yg sebenar2nya patuh & taat kpd dalil akan berkata, surga memang 
monopoli muslim.
Persoalan
 apakah non-muslim mengklaim mengenai surga, biarlah itu menjadi urusan mereka, 
sbg muslim, kita TIDAK membenarkan klaim mereka, toh sdh jelas mana yg HAQ, 
mana yg BATIL, sesuatu yg tdk bisa disamakan & dicampuradukkan.
Sampai di sini, ane sepakat dg bang eka, tp sayangnya bang eka malah 
membenarkan klaim mereka, shingga bang eka walau sadar tdk menemukan 1 dalilnya 
pun dlm Alquran & asSunnah (yg mendukung klaim mereka) akhirnya berkesimpulan 
"SALAH SATU ORANG MUSLIM YANG MENYATAKAN BAHWA SURGA BUKAN MONOPOLI MUSLIM ITU 
ANE!"
mudah2an ucapan bang eka ini sanggup dipertanggungjawabkan di hadapan Allah 
swt, krn bang Eka berkata2 mengenai hal yg ghaib (surga-neraka) tdk berdasarkan 
kpd dalil Alquran & asSunnah. Bagaimana mungkin muslim yg paham thd ajaran 
agamanya bisa berkata bahwa non-muslim bs saja msk surga dg pertanyaan2 yg 
ambigu & penuh kebingungan, seolah-olah menyerahkan kpd Allah, pdhl Allah telah 
menegaskan hal tsb,
 sejelas2nya spt terangnya matahari di siang hari, "NAH, KALAU TERNYATA ORANG 
DI LUAR ISLAM MASUK SURGA ATAU NERAKA? ITU
URUSAN ALLAH SWT".  Allah swt tdk pernah mengatakan spt yg bang eka katakan, 
tdk ada sdikitpun kebimbangan di hati muslim, bahwa Alquran & asSunnah 
menegaskan bahwa surga hanya diwariskan kpd orang yg beriman & beramal soleh 
sedangkan orang kafir tdk akan masuk surga hingga unta msk ke lubang jarum 
QS7:40.
Lalu darimanakah dalil yg menjadi sandaran bagi seorang muslim membuat 
ksimpulan bahwa non-muslim alias Kafir akan msk surga pdhl Alquran & asSunnah 
tidak mengatakan hal tsb? darimana, primbon? bible? weda? atau jgn2 datang dari 
bisikan syetan? darimana bang eka yg terhormat? apakah ini yg disebut logika? 
apakah logika bisa mengalahkan WAHYU? naudzubillah min dzalik!

         


----- Original Message ----
From: eka zulkarnain <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, September 5, 2008 2:47:44 PM
Subject: [ppiindia] Surga bukan monopoli Islam - Jawaban utk Pitung


Assalamu’alaikum wr.wb. 
Saudara Pitung yang terhormat, 
Maaf kalau saya sekarang tidak menggunakan logat Betawi. Karena apalah arti 
sebuah dialek bahasa yang penting isi komunikasi saya dimengerti. 
Jawaban saya ada di bawahnya ya Bang…
 
 
kmaren ane nulis bgini: 
TAPI laen soal, misalnye ada orang yg ngaku muslim bilang, surga bukan monopoli 
muslim. Nah yg ini harus dimintain tanggungjawabnye, jgn cuma
asal nyerocos kaya' petasan ceplik.  tunjukkin dalil ALQURAN & AsSUNNAHnye!
Jadi ane ngarepin bang eka jgn nyerocos aje, tp bs nunjukkin dalil ALQURAN & 
AsSUNNAHnye! ok?
mudah2an paham ni..
 
++++ Bang di dalam Al-Qur’an dan Hadist-Hadist shahih tidak ada perkataan satu 
kalimat pun yang menegaskan bahwa Surga itu untuk orang yang keyakinannya di 
luar agama Islam. Karena Al-Qur’an adalah kitab suci pemeluk agama Islam. Namun 
di kalangan kaum Ulama terdapat perdebatan yang 
 mempertanyakan bagaimana dengan manusia-manusia yang lahir dan meninggal dunia 
sebelum kelahiran agama Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW sebagai nabi, rasul 
dan utusan Allah SWT. Pasalnya ada ayat yang menyatakan bahwa surga hanyalah 
untuk orang-orang beriman! Nah orang-orang yang beriman ini apakah hanya untuk 
orang yang beragama Islam atau termasuk non-Islam yang telah lahir dan 
meninggal dunia sebelum Islam turun? Ada ulama yang mengatakan bahwa yang masuk 
surga itu adalah orang-orang yang beriman yang telah lahir dan meninggal dunia 
di era Nabi Ibrahim, Musa, dan Nabi Isa. Namun ada juga yang menyatakan bahwa 
surga itu hanya untuk orang-orang Islam dan orang-orang
 non-Islam yang masih hidup semasa agama Islam turun dan masuk Islam.
         Tapi saya tidak mau mengomentari hal ini lebih jauh. Pasalnya kriteria 
siapa-siapa dan golongan siapa saja yang masuk surga itu adalah milik Allah 
SWT. Tiada
 seorang manusiapun  yang bisa mendahului kuasaNya. 


bang eka:
TUNG, SALAH SATU ORANG MUSLIM YANG MENYATAKAN BAHWA SURGA
BUKAN MONOPOLI MUSLIM ITU ANE.! 

+++ Tunjukkin dalil Alquran-asSunnah nye!
++++ Bang Pitung, hendaknya Anda membaca kalimat tersebut secara utuh. Anda 
sebaiknya membaca kelanjutan dari kalimat tersebut. Saya sudah menegaskan di 
atas bahwa tidak ada ayat Al-Qur’an maupun hadist-hadist sahih yang menyatakan 
secara tegas surga juga buat orang non-Islam. Sebagai manusia makhluk sosial 
saya menyatakan bahwa orang-orang yang tidak memeluk agama Islam (non-Muslim) 
juga menyatakan bahwa hanya orang-orang dari golongan merekalah yang masuk 
surga, di luar golongan itu tidak masuk surga. Misalnya, klaim ini juga 
dinyatakan oleh para pemeluk agama Kristiani. Pernyataan saya itu adalah bagian 
dari ‘hubungan saya dengan manusia’ bukan dengan hubungan saya dengan Sang 
Khalik menurut keyakinan saya sebagai pemeluk
 agama Islam. 
      Jadi kalau Anda menuntut bahwa tunjukkan dalil Al-Qur’an dan 
As-Sunnahnya, ya tidak ada. Pasalnya, saya sudah menegaskan bahwa tidak ada 
dalil Al-Qur’an dan Sunnah yang ‘tegas-tegas’ menyatakan bahwa surga juga buat 
golongan non-Muslim. Saya ingin memberikan catatan kepada Bang Pitung yang 
terhormat bahwa tidak semua pernyataan tentang nilai-nilai agama itu harus 
didukung tegas-tegas di dalam sebuah tulisan melalui dalil-dalil Al-Qur’an dan 
hadist shahih. Kalau penulis/kita mengetahuinya dan mencantumkannya memang 
lebih bagus. Tapi jika kita memang memahami ajaran agama kita dan mengetahui 
isi ajaran tersebut, kita akan sependapat dengan pernyataan tersebut.
       Misalnya; ajaran agama Islam memerintahkan umatnya untuk hidup bersih, 
bertutur kata sopan dan santun, berbudi pekerti tinggi dan menghormati orang 
tua dan orang-orang yang lebih tua. Dan Islam
 mengajarkan kepada kita agar kita jangan memfitnah karena fitnah itu lebih 
kejam dari pembunuhan. Kalau Anda mempelajari agama Islam, Anda akan tahu bahwa 
semua itu diajarkan di dalamnya. Kalau Anda tidak mempelajari, Anda akan ngotot 
terus minta dalil Al-Qur’an dan Hadistnya. Nah, tidak perlu kan saya pertegas 
lagi lewat dalil Al-Qur’an dan hadistnya?. Soalnya saya pun tidak selalu 
membawa Al-Qur’an dan Hadist kemana-mana. Dan mengutip sebuah ayat Al-Qur’an 
dan Hadist pun tidak sembarangan bukan?
         

ANE SEBAGAI ORANG ISLAM MEYAKINI ADANYA SURGA
DAN NERAKA DAN GANJARAN-GANJARAN YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH SWT KEPADA UMAT
MANUSIA BERDASARKAN KRITERIA YANG DITENTUKAN OLEH ALLAH SWT SEPERTI YANG ALLAH
SWT SYARATKAN DI AL’QURAN DAN SEPERTI YANG TERTULIS DI DALAM HADIST-HADIST
SHAHIH. 

+++ akur  bgt bang! berdasarkan KRITERIA Alquran & asSunnah. Mudah2an bang eka
 konsisten nih.



      TAPI TUNG, KEYAKINAN BAHWA ADANYA SURGA DAN NERAKA ITU BUKAN DIYAKINI 
OLEH ORANG ISLAM
AJE. SEMUA ITU JUGA DIYAKINI OLEH ORANG-ORANG YANG BERAGAMA DI LUAR AGAMA
ISLAM. NAH, KALAU TERNYATA ORANG DI LUAR ISLAM MASUK SURGA ATAU NERAKA? ITU
URUSAN ALLAH SWT. DIA YANG MAHA MENGETAHUI, MAHA MENDENGAR, MAHA PERTIMBANGAN,
MAHA PENGAMPUN DAN SEGALA MAHA LAINNYA.  

+++ wkaka..wkaka....kalimat pembukaan ente dah bener tu, lurus kaya jln tol, 
koq malah msk ke jln tikus lg nih?
bang eka, kite lagi ngomongin 'surga-neraka menurut kriteria Alquran & 
asSunnah', baru bntr aje dah lupa ni.
tulisan di atas ini, yg ane sebut cuap-cuap ala petasan ceplik wkaka...wka 
kakaka..
ane kaga pernah urusan, sbodo teuing ma keyakinan non-muslim thd surga-neraka. 
bhs gaulnye EGP!
Jadi, klo bang eka meyakini bahwa non-muslim mnurut Alquran & asSunnah msk 
surga, silahken tunjukkin
 buktinye.
Koq malah muter2 aje nih diskusi wka wka..kaka, lagian bang eka, klo bicara 
atas nama Islam WAJIB berdasarkan nash yg shahih, bukan 
berdasarkan asumsi, dugaan, hayalan atau lamunan aje, ente dah ngelamun tuh, 
laper ye nunggu bedug :p
 
++++ Bang Pitung yang budiman, saya sudah pertegas pernyataan abang ini di atas 
mengenai surga bagi non-Muslim di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. 


MEMANG BENAR BAHWA AL’QURAN MENEGASKAN BAHWA ORANG-ORANG ISLAM YANG BERIMAN 
MENDAPATKAN
JAMINAN SURGA DAN YANG TIDAK BERIMAN DICEMPLUNGIN KE NERAKA. DAN DITEGASKAN
BAHWA SURGA ADALAH UNTUK ORANG-ORANG ISLAM SAJA. BAHKAN ALQUR’AN MENEGASKAN
SURGA BUKAN DIPERUNTUKKAN BAGI ORANG-ORANG ISLAM TIDAK BERIMAN. JADI, ORANG
ISLAM YANG TIDAK BERIMAN AJE NGAK MASUK SORGE APELAGI ORANG DI LUAR AGAMA
ISLAM. BEGITU LOGIKANYE..

+++ menurut bang eka, yang bener itu nash Alquran atau logike abang? abang koq 
malah ngikutin logike siy
 drpd nash Alquran, nih buktinye 'TUNG, SALAH SATU ORANG MUSLIM YANG MENYATAKAN 
BAHWA SURGA BUKAN MONOPOLI MUSLIM ITU ANE.!'
ente cari nash Alqurannye ye, ane tungguin..
maaf bang, yg laen diabaian aje dlu, biar FOKUS ye
 
++++ Hahaha bang Pitung yang terhormat, Anda pasti tidak mengerti arti kalimat 
saya di atas ya? Bang berlogika itu sudah dipakai puluhan abad oleh manusia. 
Logika dan berpikir adalah bagian dari kehidupan manusia. Kalau manusia tidak 
berpikir dan berlogika kita tidak akan seperti sekarang ini, di mana manusia 
mengalami evolusi. Para ulama Islam pun di dalam menerjemahkan hadist-hadist 
dari para perawi menggunakan pikiran dan logika sehingga tercipta penggalian 
ajaran-ajaran agama. Sehingga mereka bisa membedakan mana Hadist yang Shahih, 
mana yang tidak. 
         Seperti sudah saya bilang bang Pitung ‘BERAGAMA TANPA MEMAKAI HATI DAN 
AKAL PIKIRAN AKAN MENCIPTAKAN KEKERDILAN
 RELIJI’. Kalimat ‘logikanye’ di dalam tulisan di atas adalah untuk mempertegas 
sebuah pernyataan yang saya tuangkan di atas setelah saya memberikan penjelasan 
panjang lebar. (Tidak perlu kan diajari bahasa Indonesia yang baik dan benar?)
       Muter-muter? Siapa yang muter-muter? Anda mungkin Bang Pitung yang masih 
bingung dengan ajaran agama Islam itu sendiri sehingga pernyataan saya yang 
sangat sederhana Anda bilang muter-muter. 
 
 
Wassalamulaikum, 
Eka Zulkarnain, Jakarta


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links








      


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke