**** selama ini kita sering mendengar tentang anggota dpr yang ke luar
negeri, tapi jarang kita dengar mereka mem-presentasi-kan hasil studi
banding mereka di depan publik,  atau bisa saja di buat seperti
tulisan yang di muat di koran, agar semua orang tahu kwalitas kerja
mereka selama berkunjung ke LN.

sebenarnya yang aneh bagi kita, adalah demokrasi indonesia kan
berdasarkan pancasila, sedangkan pancasila di gali oleh pendiri bangsa
sendiri kok bisa-bisanya dibandingkan dengan luar negeri yang nggak
tahu tentang pancasila ...  aneh kan .....  mengapa sih harus studi
banding kalau indonesia bisa membuat demokrasi dan systemnya
berdasarkan kekhasan indonesia sendiri . . .


salam,




--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ada 11,5 juta rakyat Indonesia yang kelaparan/busung
> lapar. Kok tega2nya 12 anggota DPR studi banding dgn
> uang saku Rp 3 juta/hari (di luar hotel)?
> 
> Pakai dong Google, mahasiswa Indonesia di sana, dan
> KBRI. Atau kalau memang harus, cukup 2 orang saja.
> 
> Sebaiknya PPI tetap menyambut mereka dengan spanduk
> demo yang gede "STOP PLESIRAN DPR! ADA JUTAAN RAKYAT
> YANG KELAPARAN"
> 
> --- heri latief <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> 
> > saya salut dengan keberanian dari ppi belanda
> > mengkritik secara tegas proyek jalan2 si wakil
> > rakyat dari senayan.
> > 
> > salam, heri latief
> > amsterdam
> > 
> > --- Iyn [EMAIL PROTECTED], Chalik
> > Hamid <chalik.hamid@> wrote:
> > 
> > --- Pada Sel, 7/10/08, awind <j.gedearka@>
> > menulis:
> > 
> > Dari: awind <j.gedearka@>
> > Topik: [nasional-list] PPI Belanda Kecam Anggota DPR
> > RI ke Eropa
> > Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> > Tanggal: Selasa, 7 Oktober, 2008, 6:41 PM
> > 
> > http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/
> > DPR_plesiran_ eropa20081007
> >  
> > 
> > PPI Belanda Kecam Anggota DPR RI ke Eropa
> > 
> > Radio Nederland Wereldomroep
> > 07-10-2008
> > 
> > PPI Belanda Kecam Anggota DPR RI ke Eropa 
> > 
> > 
> > PPI, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda
> > memprotes keras rencana kunjungan anggota DPR ke
> > Eropa dalam rangka studi banding ke Bank Sentral
> > Jerman. Menurut Yohanes Widodo, Sekretaris Jenderal
> > PPI Belanda di Den Haag, kunjungan ini tidak lebih
> > dari plesiran. DPR mencerminkan wakil rakyat yang
> > kehilangan rasa sensitivitasnya, ujarnya kepada
> > Radio Nederland Wereldomroep. 
> > 
> > Yohanes Widodo [YW]: PPI Belanda sebagai bagian dari
> > masyarakat Indonesia, terus terang kami merasa
> > prihatin, merasa muak bahkan marah melihat perilaku
> > anggota DPR, yang katanya terhormat, ternyata tidak
> > memiliki hati nurani dan tidak punya rasa malu
> > menurut kami. 
> > DPR mencerminkan wakil rakyat yang kehilangan
> > sensitivitasnya. Jadi mereka tidak memiliki sense of
> > crisis di tengah suasana tanah air yang sedang
> > mengalami permasalahan berat, terkait dengan
> > kemiskinan dengan hutang luar negeri yang mencapai
> > 134 milyar dolar Amerika. Kami protes karena DPR
> > tidak malu jalan-jalan dengan hutang. Jadi mereka
> > menghabiskan uang yang sebenarnya itu adalah hutang
> > negara. 
> > Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Lalu
> > alternatifnya apa ya? Soalnya kabarnya anggota DPR
> > kan mau melakukan studi banding. Apa salahnya dengan
> > study banding ini? 
> > 
> > Study banding 
> > 
> > YW: Kegiatan study banding itu sangat tidak efektif,
> > karena yang disebut dengan studi itu tentu tidak
> > cukup hanya dengan seminggu. Kami yang student satu
> > tahun, dua tahun dan sebagainya pun, kami merasa
> > bahwa kami masih kurang dalam hal ini. 
> > RNW: Lalu solusinya apa?
> >  
> > YW: Lebih ke teknis sebenarnya. Kalau ingin tetap
> > tujuannya adalah mencari ilmu dan dalam rangka studi
> > harusnya DPR punya staf ahli yang bisa memberikan
> > informasi, yang bisa memberikan pencerahan dan apa
> > pun yang dibutuhkan oleh anggota DPR dalam hal
> > menambah informasi dan menambah pengetahuannya. Jadi
> > mereka tidak perlu harus datang ke negara, misalnya
> > ke Jerman, tapi mereka bisa mencari staf ahli banyak
> > juga student dan mungkin juga doktor-doktor yang
> > studi di luar negeri dan mereka bisa digunakkan
> > begitu. 
> > 
> > RNW: Lalu langkah-langkah kongkrit yang ingin
> > diambil PPI Belanda apa? 
> > 
> > YW: Secara langsung memang kami tidak melakukan
> > sesuatu. Karena mereka datang tidak mampir ke
> > Belanda, jadi kami tidak misalnya memboikot
> > langsung, misalnya ketika mereka datang ke bandara.
> > Tetapi kami menghimbau teman-teman di Jerman, dan
> > juga teman-teman student yang lain bahwa tolong
> > diawasi itu kerja teman-teman DPR itu, supaya mereka
> > tidak melakukan hal-hal yang sangat memalukan. 
> > 
> > Terus terang ini kan bukan pertama kali terjadi
> > anggota DPR yang plesiran. Tahun 2005, PPI Belanda
> > sudah menemukan atau memergoki anggota DPR yang baru
> > saja belanja dengan menenteng tas yang bermerek
> > Gucci dan sebagainya. Dan sekarang masih ada
> > foto-foto mereka di website PPI di Belanda,
> > ppibelanda.org. Jadi terus terang ini sesuatu yang
> > kita merasa kok nggak kapok-kapok juga ini,
> > teman-teman DPR ini. 
> > RNW: Inisiatif PPI Belanda ini juga mendapat
> > dukungan dari PPI di negara Eropa lain, misalnya PPI
> > Jerman? 
> > 
> > Peran PPI
> > 
> > YW: Kita punya jejaring PPI Eropa dan kita up date
> > informasi ini, dan kita diskusikan juga
> > masukan-masukan yang kira-kira apa yang bisa kita
> > ambil dari sini. Dan secara langsung terkait dengan
> > peran kita juga sebagai student, sebagai PPI.
> > Sebenarnya fungsi studi banding itu bisa kita ambil
> > begitu. Dan masalahnya adalah apakah DPR punya niat
> > untuk merangkul kita, supaya kerja mereka bisa kita
> > bantu juga begitu. 
> > 
> > RNW: Apakah menurut Anda langkah PPI Belanda ini
> > akan bisa efektif? 
> > YW: Bahwa ini bisa menghentikan perilaku mereka saya
> > tidak bisa jamin. Tetapi bahwa sebagai penjaga
> > moral, sebagai gerakan moral, dan sebagai opini
> > publik, saya pikir apa yang kami lakukan adalah
> > membuka mata bangsa Indonesia, bahwa ini loh
> > wakil-wakilmu, ini loh wakil rakyat yang terhormat
> > itu perilaku mereka begini dan yang mereka lakukan
> > tidak ada hasil sama sekali. 
> > 
> > Berkali-kali mereka studi banding tetapi hasilnya
> > tidak ada. Kalau kita studi, kita punya thesis, kita
> > punya disertasi, kita punya skripsi. Tapi mereka
> > study apa hasilnya? Itu pun mungkin kita nggak
> > pernah lihat, apalagi di tingkatan implementasi.
> > Mereka tidak ada sesuatu yang kelihatan kasat mata
> > dari hasil mereka. 
> > 
> > Kata Kunci: DPR, Eropa, Jerman, plesiran, PPI
> > Belanda, studi banding, Yohanes Widodo
> > ______
> > 
> > 
> > 
> >       
> > http://progind.net/
> > kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk
> > keadilan
> > 
> >   http://herilatief.wordpress.com/
> > 
> > http://akarrumputliar.wordpress.com/
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> >       
> > 
> > [Non-text portions of this message have been
> > removed]
> > 
> > 
> 
> 
> ===
> Paket Umrah Mulai Rp 15,4 juta
> Informasi selengkapnya ada di:
> http://www.media-islam.or.id
> 
> Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS
> 
> Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252
> 
> Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari
Telkomsel 
> Informasi selengkapnya ada di http://syiarislam.wordpress.com
> 
> 
>      
___________________________________________________________________________
> Dapatkan nama yang Anda sukai!
> Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>


Kirim email ke