sumpah pemuda terjadi di jaman belanda, itu artinya para aktifis muda jaman 
dulu itu berani mati, waktunya hanya 2 tahun setelah pembrontakan 26 yang 
menggegerkan hindia belanda muncullah sebuah "front perjuangan" kaum muda yg 
berjuang atas nama nusa, bangsa dan bahasa..., apa gaungnya semangat sumpah 
pemuda di jaman 28 itu sampai saat ini masih terasa oleh anak muda di jaman 
reformasi yg udah basi ini?

salam, heri latief
amsterdam


http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan

  http://herilatief.wordpress.com/

http://akarrumputliar.wordpress.com/




--- On Sat, 10/25/08, Dian Su <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Dian Su <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: 80th SUMPAH PEMUDA.
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, October 25, 2008, 2:57 PM

Nurdiana: 
    
           LANTANGKAN  DENDANG 
            MEMBELA  INDONESIA 
  
 
Menyongsong
80 Tahun Sumpah Pemuda. 
  
Di cakrawala gemerlapan Bimasakti, 
bintang dan bulan pun jadi saksi, 
maha jelita masa remaja, 
hidup memateri jasa abadi, 
langgeng tersimpan dalam sejarah, 
di biru-dalam Laut Banda, 
di hijau-tinggi Gunung Kerinci, 
terpendam di arus Sungai Musi, 
berkilau di riak Danau Maninjau, 
bergema di alun Danau Toba 
tersebar di ribuan pulau, 
kisah mulia pemuda bangsa. 
  
Dalam sejarah: 
betapa jaya Gajahmada, 
berikrar tumpahkan Sumpah Palapa: 
idamkan kesatuan Nusantara.  
  
Di awal abad duapuluh: 
masa bergolak pancaroba, 
bagai Krakatau muntahkan lahar, 
tampil pemuda generasi baru, 
penuh damba impian mulia, 
dari terpencar jadi bersatu, 
bersumpah setia satu cita,  
membidani lahirnya bangsa. 
  
Satu nusa, Satu bangsa, Satu bahasa: 
INDONESIA, 
buka halaman sejarah baru, 
untuk merdeka melangkah maju. 
  
Perwira ksatria pemuda pejuang, 
pantang menyerah menentang penjajah, 
tumpahan darah pahlawan korban, 
berbuahkan INDONESIA merdeka. 
  
Menakjubkan dan mempesona, 
Untaian Zamrud Khatulistiwa, 
bertabur wangi mawar melati, 
berhias cemara hijau abadi. 
  
Dari Timur sampai ke Barat, 
bersatu padu seluruh rakyat, 
hidup selaras seperasaan, 
satu hati sepenanggungan.  
  
Jelita wanita pakai kebaya, 
bersarung batik bersanggul anggun, 
merdu gamelan suling kecapi, 
indah Serimpi dan tari Seudati. 
  
Kerling mata penari Bali, 
molek gadis bersolek manis, 
lenggok lenggang Gambang Semarang, 
nyamankan hati nikmat dipandang.  
  
Seronok kroncong salueng talempong,  
Rantak Kudo Randai si Marantang, 
kaba panjang dendang rang Minang, 
Manortor rang Batak sambil berdendang. 
  
Riuh gemuruh Tari Barongsai, 
petasan dibakar diarak ramai, 
nyaman indah irama kasidah, 
diiringi rebana bertalu merdu.  
  
Tepak Tilu tarian Sunda, 
Tari Lenso lenggokkan badan, 
girang berjoget rang Jakarta, 
bangga bangsa kaya budaya. 
  
Mpu Tantular yang bijaksana, 
wariskan Bhinneka Tunggal Ika, 
berbeda, satu jua, 
lambang persatuan INDONESIA. 
  
Kini saatnya, 
perlu dibela,  
janganlah rela,  
budaya kita,  
jadi budaya, 
negeri onta. 
  
Di kala terpuruk buatan orba, 
bangkitkan lagi remaja ksatria, 
buka mata lawan pembodohan, 
selamatkan pusaka para pahlawan, 
bela kesatuan dan kepribadian, 
dari ancaman pemerosotan. 
  
Berdendang kita berdendang, 
bela warisan pahlawan bangsa, 
INDONESIA jadi gemilang, 
berkat hikmat Sumpah Pemuda.   
  
  
  
25 Oktober 2008.




      


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke