nih ngkong, buruan duit kertas/deposan, ente abisin, bntr lg khan ente jg ga bs 
nikmatin lg tuh
komentarnye donk ngkong? tp bener2 "tajam, tepat sasarn & konsisten" ya
jgn ngibulin ane lg yee
 
Kehancuran Uang Kertas Mengikuti Deret Fibonacci... 
http://geraidinar. com/2007/ 12/kehancuran- uang-kertas- mengikuti- deret.html

Bahwasanya uang kertas yang menjadi salah satu pangkal Riba pasti
hancur, ini sudah dijanjikan Allah dalam surat Al Baqarah 276 : “Allah
Memusnahkan Riba dan Mensuburkan Sedeqah...”.

Namun karena para ekonom dan ilmuwan sering mengabaikan peringatan
Al-Qur’an dan mengandalkan teori dan analisa ilmiah semata, maka pada
tulisan ini saya berusaha menjelaskan proses ilmiah kehancuran mata
uang kertas (US Dollar, Rupiah ata apapun namanya) dengan menggunakan
analisa statistik harga Dinar dalam Rupiah dan dalam US$ selama 40
tahun terakhir.

Dalam ilmu statistik ada yang dikenal sebagai Deret Fibonacci, yaitu
deret angka-angka 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89,144, 233,
377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765..dst. Angka-angka ini dihasilkan
dengan cara menjumlahkan dua angka sebelumnya menjadi angka berikutnya.
Contoh angka 5 adalah 2+3 ; angka 8 adalah 5+3 dst.

Apa istimewanya bilangan tersebut ? . Coba Anda bagi mulai angka 34:21 kemudian 
55:34 gunakan kalkulator Anda dan
set menjadi 3 digit di belakang koma – maka hasil pembagian akan
menjadi angka 1.618. Begitupun angka-angka sesudahnya apabila dibagi
dengan angka sebelumnya hasilnya akan menuju angka 1.618 tersebut.

Nah sekarang sebaliknya, bagi angka sebelumnya dengan angka sesudahnya.. .maka 
Anda akan selalu mendapatkan hasil angka 0.618.

Lantas apa istimewanya angka 1.618 dan 0.618 ini?. Ternyata angka ini
banyak sekali kita jumpai di alam dan di tubuh kita. Barangkali ini
antara lain yang diperintahkan Allah kepada kita untuk berpikir dalam
surat Adz Dzaariyaat 21 “Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu
tidak memperhatikan ?”. Ternyata bilangan tersebut juga digunakan Allah
untuk menciptakan keindahan tubuh kita.

Coba ukur bagian tubuh Anda di area-area berikut, maka Anda akan menjumpai 
angka Fibonacci tersebut :

1. Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku.

2. Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala.
3. 
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan 
ujung atas kepala.
4. 
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
5. dst. dst.

Lantas apa hubungannya ini semua dengan kehancuran Rupiah dan Dollar ?.

Allah menjanjikan keteraturan di bumi ini ; coba perhatikan ayat
berikut “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah
sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah”.
(QS. Al Mulk, 67: 3-4).

Dengan keteraturan pulalah Allah menghancurkan apa-apa yang di bumi,
termasuk dalam memusnahkan Riba tersebut. Bahkan proses terjadinya
kiamat-pun terurai secara rinci di Al-Quran dan Al Hadits, kejadiannya
tahap demi tahap.

Di pasar modal, tahun 1937 ada ekonom yang terkenal R.N. Elliot yaang
memperkenalkan teori gelombang yang disebut Elliot Wave Theory. Intinya
naik turunnya harga saham juga mengikuti Deret Fibonacci tadi. Apabila
kita bisa mengetahui kapan puncak yang satu, maka puncak berikutnya
akan mendekati 1.618 kali puncak sebelumnya.

Dalam kaitan dengan nilai Dinar terhadap mata uang kertas Rupiah, titik
puncak yang pertama dalam sepuluh tahun terkahir adalah di tahun 1998,
sekarang sudah melewati puncak kedua. Bisa saja dalam waktu yang tidak
terlalu panjang Dinar akan kelihatan lebih murah lagi, tetapi ini hanya
sementara, selanjutnya akan menuju Deret Fibonacci berikutnya. Anggap
puncak itu sekarang adalah Rp 1,096,900 per Dinar. Maka setelah menurun
beberapa lama, harga Dinar insyaallah akan menuju puncak berikutnya
yaitu 1.618 x Rp 1,096,900 atau berarti Rp 1. 8 juta , berikutnya lagi
Rp 2.9 juta, Rp 4.6 juta, Rp 7.5 juta dst....sampai Rupiah benar-benar
nggak ada nilainya.

Dollar Amerikapun demikian, puncak Harga Dinar tertinggi sebelumnya
terjadi tahun 1980 dengan harga 1 Dinar setara US$ 88. saat ini harga
Dinar yang mencapai US$ 116 masih belum mencapai puncak berikutnya.
Berdasarkan Deret Fibonacci tersebut maka harga Dinar dalam waktu nggak
terlalu lama insyaallah akan mencapai US$ 124. setelah itu akan turun
sebentar, sebelum akhirnya rally menuju puncak-puncak berikutnya yaitu
US$ 200 ; US$ 326, US$ 527 dst...sampai US$ benar-benar tidak ada
nilainya.

Rentang waktu antara puncak satu dengan puncak lainnya bisa panjang
(lihat US Dollar) – bisa pendek (lihat Rupiah)– tetapi polanya jelas
dan jaraknya dari puncak satu ke puncak lain untuk seluruh mata uang
kertas makin lama makin pendek. Ini juga sejalan dengan salah satu
Hadits Rasulullah SAW yang pernah saya baca – mudah-mudahan Allah
mengampuni saya bila saya keliru – yaitu apabila awal tanda kiamat sudah 
terjadi – maka tanda-tanda berikutnya akan beruntun terjadi
dengan sangat cepat seperti jatuhnya butiran rantai kalung yang putus
talinya....

Tanda-tanda kehancuran mata uang kertas sudah sangat jelas...., mudah-mudahan 
kita bisa mengambil pelajaran darinya.

*Catatan : Di pasar internasional yang pernah secara ringkas
menggunakan Deret Fibonacci untuk analisa harga emas adalah Gold Price
Organization, Ilmu duniawinya tulisan ini diilhami oleh analisa di
situs mereka www.goldprice. org - saya hanya berusaha menambahkan sudut
pandang saya sebagai seorang muslim melihat fenomena tersebut.

[Non-text portions of this message have been removed]




________________________________
From: andre andreas <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, November 2, 2008 11:23:15 AM
Subject: [ppiindia] Pergulatan Demokrasi Liberal (membaca sejarah bersama tempo)






Demokrasi Liberal tahun 1950-an adalah
era paling kontroversial dalam perjalanan Republik Indonesia. Ada
yang bilang ini sistem impor dari Barat dan bukan keinginan mayoritas
rakyat. Banyak pula yang mengenangnya sebagai masa paling demokratis.
Mahkamah Agung masih berwibawa. Jaksa dan hakim amat dihormati. Atas
dasar apa Soekarno membubarkannya? (Majalah Tempo, edisi Agustus
2007)



Catatan sejarah masa demokrasi liberal
1950¢an nampaknya masih sangat relevan untuk menjadi pelajaran
perjalanan berbangsa dan bernegara. Dari multi partai, persaingan antar partai, 
remuknya supremasi
hukum, gerakan anti korupsi, kuasa militer, hingga nasionalisasi, adalah 
beberapa
aspek menarik yang bisa kita catat dan pelajari. 




Untuk meneruskan pembacaan kita, tentunya tetap dengan sikap kritis berikut 
dihimpun  link-link laporan khusus Tempo plus kolom Taufik Abdullah, Rocky 
Gerung, Ignas Kleden, Nono Anwar
Makarim, Sebastiaan Pompe, Andi Widjajanto, Thung Ju Land an 
Benedict R.O.G. Anderson. Semoga bemanfaat.




Silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/pergulatan-demokrasi-liberal-sepenggal.html





      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari..
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke