Jadi, yang dinamakan "demokrasi" itu bukan kehendak Bangsa Indonesia tetapi 
kehendak bangsa asing, tho. 

Jika kita turun ke desa-desa dan ikut mluku atau nggaru di sawah bersama para 
petani penggarap tanah, mereka tetap tidak ngerti tentang "demokrasi". Demikian 
pula bila kita ikut bekerja di pabrik-pabrik milik MNC atau milik kapitalis 
nasioanl kita akan memperoleh informasi dari para karyawan bahwa mereka juga 
tidak ngerti apa itu "demokrasi" dan apa kegunannya buat memperbaiki kehidupan 
mereka. Pengalaman mereka membuktikan bahwa apabila mereka menuntut kenaikan 
upah mereka dihadapkan kepada aparat kepolisian sebagai kriminal, bila mereka 
melakukan pemogokan untuk menuntut hak-hak hidup dan hak kerja mereka 
konsekwensinya adalah PHK dll. Bahkan apabila kita tanyakan kepada Pak Presiden 
SBY dan Wk Presiden J. Kalla tentang apa yang dimaksudkan dengan "demokrasi" 
yang sedang mereka laksanakan itupun mereka tidak akan menjawabnya, apabila 
mereka berani memperbandingkannya dengan isi Mukadimah UUD-45. 

"Demokrasi" adalah suatu yargon politik Yunani pada zaman budaya perbudakan 
sedang merebak di masyarakat perkotaan di wilayah Yunani dan yang memiliki 
HAK-HAK "demokratis" hanyalah warga kota yang berstatus merdeka, BUKAN BUDAK, 
atau tuan budak. Apabila yargon ini diterapkan di Republik Indonesia maka yang 
memperoleh "demokrasi" hanyalah elite kekuasaan dan elite intelektual 
selebihnya adalah menjadi SASARAN "demokrasi" yaitu golongan dan kaum yang 
tertindas dan terperas. 

Lihatlah AS yang sedang memilih presidennya, "demokrasi" yang dilaksanakannya 
adalah "demokrasi" pemilik modal besar dan karena itu "demokrasi" bagi rakyat 
pekerja AS harus DIBATASI dengan berbagai macam peraturan voting yang 
bertingkat-tingkat mempergunakan delegates per Negara Bagian dan Distrik Husus 
dll. Sehingga sesungguhnya "demokrasi" itu adalah suatu MODE PENINDASAN 
terhadap kaum yang lemah secara ekonomi maupun intelektual dan ini adalah suatu 
sejarah rentetan peningkatan kesadaran Homo Habilis ke tingkat 
Homosapiens-sapiens.

Untuk Republik Indonesia yang di dalam konsensus Mukadimah UUD-45 dicantumkan 
bahwa Negara Republik Indonesia adalah suatu BERKAH dari Tuhan Yang Maha Esa 
maka disetujui dilaksanakannya management negara di atas DASAR MUSYAWARAH DAN 
MUFAKAT yang di dasarkan kepada Kebijaksanaan yang 'Adil dan Beradab ('Adil dan 
Beradab ini melibatkan pandangan dasar Islami Al-Ahlaqu al-Karimah). Klausul 
ini adalah klausul Syariah Islamiyah yang terdokumentasi dalam Al-Quranu 
al-Karim. Di sini jangkauannya bukan hanya kaum Muslimin saja tetapi seluruh 
Bangsa Indonesia tanpa membedakan tingkat sosial, politik dan ideologinya. 

"Demokrasi" sesungguhnya bukanlkah impian dan keinginan Bangsa Indonesia yang 
mayoritasnya secara tradisional adalah Muslimin. Kaum Muslimin telah memiliki 
suatu sistem management masyarakat yang lebih canggih dari model Yunani Kuno 
maupun Amerika Serikat dan Eropa Barat. Problim utama bagi kaum Muslimin adalah 
problim KEBERANIAN meninggalkan tradisi Homo Habilis yang DOGMATIS dalam model 
keagamaan dan meng-aplikasikan kekritisan Homosapiens-sapiens dengan 
mengembangkan pemikiran 'ilmiyah kauniyah yang dibimbing oleh firman Quraniyah. 
Dan pemikiran 'ilmiyah kauniyah yang terbimbing inilah yang dianjurkan dan 
ditunjukkan oleh Wahyu Ilahiyah yang diturunkan kepada Muhammad saw.

Benarlah mereka yang mengatakan bahwa "sumbngan asing" itu pasti ada udangnya 
di balik batu "sumbangan" untuk Pemilu 2009.

Wassalam,
A.M


  ----- Original Message ----- 
  From: Sunny 
  To: ppiindia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 04, 2008 7:24 PM
  Subject: Re: [SPAM] Re: [ppiindia] Asing Komitmen Danai Pemilu 2009 37,5 Juta 
Dolar AS


  Umumnya pemerintah asing memberikan bantuan keuangan untuk Pemilu di 
negeri-negeri seperti Indonesia yang dikatakan menjalankan demokrasi.

  ----- Original Message ----- 
  From: A. Marconi 
  To: ppiindia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 03, 2008 7:09 PM
  Subject: [SPAM] Re: [ppiindia] Asing Komitmen Danai Pemilu 2009 37,5 Juta 
Dolar AS

  Jika benar berita mail ini, maka artinya Pemilu Indonesia 2009 adalah dari 
dan untuk kepentingan asing. Demikiannlah hebatnya reformasi demokratis yang 
dilaksanakan oleh TNI-AD setelah Soeharto. Makin jelas bukan?

  ----- Original Message ----- 
  From: IrwanK 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, November 03, 2008 6:04 AM
  Subject: [ppiindia] Asing Komitmen Danai Pemilu 2009 37,5 Juta Dolar AS

  Pertanyaan selanjutnya, capres mana yang mendapat dukungan (terbesar)
  sebagai
  'kompensasi' dana bantuan tersebut? Mana ada makan gratisan? :-(

  CMIIW..

  -- 
  Wassalam,

  Irwan.K
  "Better team works could lead us to better results"
  http://irwank.blogspot.com

  Pada 3 November 2008 10:43, korandigital <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

  > 03/11/2008 09:17 wib - Nasional Aktual
  > Asing Komitmen Danai Pemilu 2009 37,5 Juta Dolar AS
  >
  > Jakarta, CyberNews. Komitmen pendanaan asing untuk program-program
  > pendukung pelaksanaan pemilu 2009 telah mencapai sekitar 37,5 juta dolar AS
  > meski sebagian besar masih belum dicairkan mengingat belum adanya kebutuhan
  > yang mendesak.
  >
  > "Dulu kita hanya menargetkan 30 juta dolar AS. Meski kecil kalau
  > dibandingkan dengan alokasi APBN yang lebih dari Rp3 triliun. Kecil dari
  > kuantitas, tapi dari kualitas itu wujud perhatian mereka dan meningkatkan
  > pengakuan internasional," kata Deputi Kemeneg PPN/Bappenas bidang Politik,
  > Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Bambang Sutedjo di Jakarta, Senin (3/11).
  >
  > "Penggunaannya akan disesuaikan dengan keperluan KPU dan Bawaslu. Jadi yang
  > sangat diperlukan, tapi tidak terdukung dari APBN kita berikan," katanya.
  >
  > Penyumbang terbesar dana pendukung pemilu adalah pemerintah Australia
  > melalui AUSAID, sebesar 27,395 juta dolar Australia untuk dukungan selama
  > lima tahun hingga 2013 mengingat pelaksanaan pemilu-pemilu di tingkat daerah
  > masih akan terus berjalan. Sumbangan sebesar itu diberikan melalui dua
  > jalur, yaitu melalui pembiayaan langsung dan melalui Lembaga PBB untuk
  > program pembangunan (UNDP) dengan Multi Donor Programme (MDP).
  >
  > Jumlah total komitmen yang telah diterima Bappenas melalui MDP UNDP sendiri
  > telah mencapai 11,55 juta dolar AS dari target 15 juta dolar AS, di
  > antaranya berasal dari pemerintah Kanada melalui CIDA (The Canadian
  > International Development Agency) sebesar 2,2 juta dolar AS, pemerintah
  > Belanda sebesar 2 juta dolar AS, dan pemerintah Inggris melalui DFID
  > (Department for International Development) sebesar 1,8 juta dolar AS.
  >
  > Sedangkan pemerintah AS melalui USAID memberikan sekitar 7 juta dolar AS
  > untuk membiayai beberapa kegiatan, di antaranya peningkatan kesadaran
  > publik, transparansi dan partisipasi pemilu, meningkatkan kapasitas
  > perempuan untuk menjadi pemimpin yang efektif, serta penguatan monitoring
  > pemilu yang independen melalui pelibatan masyarakat madani.
  >
  > "Beberapa donor yang siap memberikan komitmennya yaitu Spanyol dan Swedia,"
  > katanya. Sedangkan kegiatan yang akan dibiayai pendanaan asing itu, antara
  > lain penguatan kapasitas untuk partisipasi publik seperti voter 
educationdan voter
  > information, dan penguatan kapasitas administrasi pemilu.
  >
  > (*Ant /CN05*)
  >
  >
  >
  >
  > 
http://suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=16710
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to