Kalau masih nganggap jilbab lebih penting dari kerjaan 
ya tinggal aja di pesantren atawa pindah ke Timur Tengah
Di dunia beradab di abad 21 setiap instansi ada seragamnya
pilihannya tinggal mau patuh atau nggak ...
Jadi SPG sama Satpam aja yang gajinya kecil ada seragamnya
kok sok ngotot ....Emang siapa die.. emangnya tenaganya gak 
tergantikan?! Belagu amat ...

Pakai bikini asal di pantai atau di kolam renang memang kenapa?

Dasar pemabuk agama nggak berkelas lu Tung....
...

--- In ppiindia@yahoogroups.com, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mulai deh, jurus 'ular berkpale due'nya dikluarin
> 
> klo jilbab dilarang aje, komentarnye, "Gak penting babar blas!! 
urusan jilbab aja pakai heboh 
> kayak urusan bangsa dan negara . Kalau gak boleh pakai jilbab ya 
pindah kerja aja. Gitu aja kok repot...
> wuakakkakakak!"
> 
> tp klo urusan orang berbikini seliar2nye, pornografi, pendirian 
gereja seeunaknye aje, melecehkan akidah islam kaya' ahmadiyh, ente 
dukung ..
> 
> wkaka dimas dimas..cucian dech wartawan ga kelas :p
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> From: masdimas62 <[EMAIL PROTECTED]>
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, November 12, 2008 8:04:09 PM
> Subject: [ppiindia] Re: Mendobrak Fobia Jilbab Bersama Wine
> 
> 
> Gak penting babar blas!!
> urusan jilbab aja pakai heboh 
> kayak urusan bangsa dan negara
> Kalau gak boleh pakai jilbab ya pindah kerja aja
> Gitu aja kok repot...
> wuakakkakakak. ...
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED] s.com, si pitung <sipitung68@ ...> 
wrote:
> >
> > mustinye..JIL yg py salah satu slogan 'Memihak pada yang 
minoritas
> dan tertindas' (ga peduli bener atau salah) WAJIB membela hak2 mpok
> wine. Tp knape ye JIL cs diem aje, koq ga cocok ma slogannye hehe
> tanye deh knapeeee?!
> > 
> > 
> > 
> > Selasa, 11 November 2008 pukul 12:14:00
> > Mendobrak Fobia Jilbab Bersama Wine 
> > Wine
> > Dwi Mandella. Nama gadis ini mengingatkan pada mantan istri tokoh
> > pejuang diskriminasi rasial di Afrika Selatan. Gadis inipun gigih
> > melawan diskriminasi yang dialaminya di Rumah Sakit Mitra 
Keluarga
> > Bekasi Barat, Jawa Barat. Bukan diskriminasi rasial, memang, tapi
> > diskriminasi mengenakan pakaian sesuai hati nurani: jilbab.
> > 
> > Apa yang dialami Wine bukan terjadi pada era 1980-an, ketika
> cengkeraman Islamophobia masih kuat. Wine justru mengalami 
perlakuan
> itu pada 2008, ketika Islamophobia telah lama mundur dari pentas;
> ketika karyawati berjilbab sudah menjadi pemandangan biasa.
> > 
> > Kisah
> > malang yang menimpa Wine terjadi tujuh bulan lalu. Ketika itu, 
perawat
> > di Bagian Fisioterapi, Departemen Rehab Medik, RS Mitra, ini, 
masuk
> > kantor mengenakan pakaian dinas yang dilengkapi jilbab dan 
manset.
> > ''Saya absen pukul 08.00 WIB. Pukul 09.00, saya dipaksa membuat 
surat
> > pengunduran diri,'' tutur gadis 26 tahun ini, getir.
> > 
> > RS Mitra
> > menganggap gadis berusia 26 tahun ini melanggar peraturan 
perusahaan
> > pasal 17 ayat 4.2 yang isinya: ''Memakai pakaian seragam kerja 
yang
> > telah ditetapkan berikut perlengkapannya yang sesuai dengan
> > perlengkapan di unit kerja masing-masing. ''
> > 
> > Wine sempat
> > bersitegang dengan Manager HRD RS Mitra, E Setyodewi. ''Saya
> > menggunakan pakaian seragam kerja. Hanya saya tambahkan manset 
warna
> > kulit, serta jilbab warna rambut (hitam), agar tidak terlalu
> > mencolok,'' katanya.
> > 
> > Tapi, Wine mengaku terus ditekan. ''Dewi
> > bicara dengan mata melotot, berkacak pinggang, dan sambil 
menggebrak
> > meja dia mengancam akan mem-black list nama saya dari seluruh 
rumah
> sakit di Jakarta.'' 
> > Wine
> > kemudian dipaksa membuat surat pengunduran diri. ''Saat itu saya
> > membuat surat pengunduran diri dengan alasan dikeluarkan karena 
tidak
> > boleh menggunakan jilbab saat bekerja,'' katanya kepada 
Republika di
> rumahnya, di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 
> > 
> > Tapi,
> > Setyorini menilai pernyataan Wine terlalu ekstrem. Wine kemudian
> > diminta membuat surat pengunduran diri tanpa disertai alasan. 
Wine
> > menolak. Dia meninggalkan tempat itu usai meninggalkan kartu 
pegawai,
> > kartu HMO (kartu berobat), dan kunci loker yang dirampas.
> > 
> > Selanjutnya,
> > RS Mitra mengirimkan surat beberapa kali ke rumah Wine, diakhiri 
dengan
> > surat keputusan bahwa Wine dianggap telah mengundurkan diri 
karena
> > mangkir selama lima hari kerja tanpa keterangan. ''Sudah jelas 
ini
> > permainan pihak rumah sakit, karena mereka tidak mau melakukan
> > pemecatan pada karyawannya, '' kata anak kedua dari empat 
bersaudara ini.
> > 
> > Buka-pasang
> > Wine
> > menjadi karyawan RS Mitra sejak 2004. Dia mulai mengenakan 
jilbab pada
> > 2005. Karena RS Mitra melarang perawatnya berjilbab, selama tiga 
tahun
> > dia hanya mengenakan jilbab saat berangkat dan pulang 
kerja.  ''Batin
> > saya terus bergolak, namun tak berani melawan,'' kata Wine.
> > 
> > April
> > 2008, Wine menunaikan ibadah umrah bersama keluarga. Saat 
itulah, Wine
> > mendapatkan ketetapan hati untuk berjilbab dalam segala keadaan. 
Tapi,
> > baru satu hari mengenakan jilbab, vonis pun jatuh.
> > 
> > Diperlakukan
> > tidak adil, Wine mengontak Tim Pengacara Muslim (TPM). Anggota 
TPM,
> > Budi Santoso, menilai RS Mitra tidak adil. ''Mereka tidak mau 
memecat
> > karyawan karena tidak ingin namanya jelek di mata masyarakat yang
> > mayoritas Muslim. Atau, bahkan enggan memberi pesangon,'' kata 
Budi.
> > 
> > Kepala
> > Disnaker Kota Bekasi, Agus Darma Suwandi, mengatakan RS Mitra 
telah
> > menerapkan aturan yang bertentangan dengan UU Ketenagakerjaan. 
Dia
> > menilai, Wine telah memenuhi ketentuan berseragam di RS itu, 
meski
> > ditambah jilbab dan manset. ''Lagi pula, tidak ada aturan 
spesifik
> > pekerja dilarang mengenakan jilbab,'' kata Agus. 
> > 
> > Kendati
> > merasa mulai enggan kembali bekerja di RS Mitra, dia kini ingin
> > memperjuangkan sesuatu yang melebihi kepentingannya. ''Teman-
teman
> > ingin berjilbab, namun mereka takut. Saya kasihan melihat 
kebebasan
> > kita diinjak-injak. Maka, saya memutuskan untuk berjuang bagi 
mereka,''
> > kata Wine.
> > 
> > Ayah Wine, Ridwan Santoso, mengaku akan terus
> > memerkarakan masalah yang menimpa Wine hingga RS Mitra 
mengizinkan
> > karyawannya berjilbab. ''Kami dizalimi. Pihak RS sangat arogan. 
Kami
> > akan terus berjuang demi tegaknya kebenaran,'' kata Ridwan.
> > 
> > Sampai
> > pekan lalu, Setyodewi tetap berkeras bahwa Wine-lah yang 
mengundurkan
> > diri karena tak dapat mematuhi aturan perusahaan. Setyodewi 
menyatakan
> > Wine akan kembali diterima bekerja di Grup RS Mitra dengan 
berjilbab.
> > ''Maka, permasalahan kami anggap telah selesai,'' ungkap Dewi 
dalam
> press release, Ahad (30/11).
> > 
> > Ke pengadilan
> > Kemarin,
> > Senin (10/11), kembali dilakukan pertemuan antara Komisi D DPRD,
> > Disnaker, Wine, TPM, dan RS Mitra. Sedianya, pertemuan itu 
menjadi
> > pertemuan pamungkas. Tapi, kasus ini malah berlanjut ke 
Pengadilan
> > Hubungan Industrial.
> > 
> > Pengacara RS Mitra, Sonny Martakusuma,
> > mengatakan kasus Wine hanya masalah persepsi. ''Pihak Wine merasa
> > di-PHK, sedangkan RS Mitra menganggap Wine resign,'' katanya. Dia
> menilai masalah tersebut murni masalah ketenagakerjaan, bukan
> diskriminasi.
> > 
> > Mengenai
> > penerimaan Wine untuk kembali bekerja, Sonny menjelaskan bahwa 
jabatan
> > lama Wine di RS Mitra sudah diisi orang lain. Wine, kata dia, 
akan
> > dipekerjakan kembali --dengan mengenakan jilbab dan manset-- di
> > perusahaan lain yang juga satu grup dengan RS Mitra. Perusahaan
> > tersebut bergerak di bidang penyedia kebutuhan rumah sakit mitra 
grup,
> > yaitu PT Estetika Interpresindo.
> > 
> > Menurut Sony, Wine akan tetap
> > menerima gaji dan seluruh fasilitas, termasuk promosi, seperti
> > sediakala. ''Mutasi ini tidak ada hubungannya dengan jilbab,'' 
katanya.
> > Sonny juga mengatakan RS Mitra hanya membicarakan Wine, dan bukan
> > pekerja lainnya.
> > 
> > TPM dan Wine menolak tawaran itu. Budi Santoso
> > meminta Wine dipekerjakan kembali sebagai karyawan Bagian 
Fisioterapi
> > RS Mitra, sesuai keahliannya. Selain itu, TPM juga mengatakan 
bahwa
> > perilaku diskriminatif masih terjadi jika pemakaian jilbab hanya 
untuk
> > Wine. 
> > 
> > Thorik A Thalib dari TPM menilai persoalan Wine, mau
> > tidak mau, sudah berkembang menjadi persoalan keyakinan bersama 
yang
> > diganggu. Dia mempertanyakan motif RS Mitra yang terkesan 
memperpanjang
> > persoalan. ''Sepertinya RS Mitra beriktikad abu-abu.''
> > 
> > Tarik-ulur
> > yang dilakukan RS Mitra tersebut membuat persoalan Wine memang 
bukan
> > persoalan pribadi lagi. Kini, mulai bermunculan solidaritas 
membela
> > hak-hak berjilbab. Kemarin, puluhan orang yang mengatasnamakan 
diri
> > Forum Peduli Jilbab (FPJ), melakukan aksi. Mereka menuntut RS 
Mitra
> > memperbolehkan tenaga kerja memakai jilbab.
> > 
> > Kadisnaker Bekasi,
> > Agus Darma Suwandi, menyatakan mutasi tidak boleh dilakukan agar
> > karyawan tidak kerasan dan keluar dari perusahaan. ''Seragam itu 
wajib,
> > jilbab itu hak, jadi seharusnya RS Mitra memerhatikan hak seluruh
> > pekerjanya,' ' tandas Agus.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> 
>     
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke