JURNAL TODDDOPULI:
 
 
 
INDONESIA DI KOPERASI RESTORAN INDONESIA PARIS
 
 
Pada 15 Desember 2008 nanti, Koperasi Restoran Indonesia atau SCOP Fraternité,  
yang terletak di jantung ibukota Perancis,  12 rue de Vaugirard,75006 Paris, 
akan merayakan ultanya yang ke-26.Orang-orang Perancis menyebut Koperasi ini 
dengan panggilan singkat: "Indonesia". Jika ia seorang anak manusia, maka pada 
usia 26 tahun ini ia sudah menjadi seorang yang dewasa, walau pun seperti ayah 
saya almarhum "tidak gampang menjadi dewasa". Usia tidak menandakan seseorag 
itu telah dewasa.
 
Pengalaman membangun dan mengembangkan koperasi restoran ini adalah pengalaman 
pergulatan membela harkat dan martabat diri dan Indonesia  "dari tidak ada 
menjadi ada, dari tidak tahu menjadi tahu". Saya katakan bermula "dari tidak 
ada  menjadi ada, dari tidak tahu menjadi tahu", karena sebagai orang-orang 
yang mendirikan dan bekerja di koperasi restoran ini pada awalnya bukanlah 
orang-orang yang pernah bekerja di dunia perestoranan. Mereka adalah wartawan, 
penulis, ahli bedah, nsinyur, dokterk, ekonom, dan kejuruan-kejuruan lain yang 
sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan dunia bisnis dan restoran. Mereka 
datang ke Paris untuk mencari tempat suaka pada masa rezim Orba Soerharto 
mengendalikan Indonesia.  Uang di kocek hanya pas-pasan untuk hidup sehari-hari 
berasal dari bantuan sementara  pemerintah Perancis kepada para suaka 
politik sementara memantapkan status mereka. Bukan suatu bantuan 
permanen. Sementara itu, ijazah-ijazah yang
 dikantongi dari negeri-negeri lain, setinggi apa pun tidak disetarakan dengan 
ijazah Perancis, berbeda dengan perlakukan dari orang-orang berkulit putih  
yang  datang ke Perancis, lari  dari negeri-negeri Eropa Tilur dan Uni Soviet. 
Padahal dari segi keterampilan, orang-orang Indonesia pemegang ijazah tidak 
rendah itu, pasti tidak kalah. [Di sini saya tidak memasuki rincian dan 
bukti-buktinyanya]. Yang  bisa saya katakan bahwa seorang ahli bedah berijaeah 
Ph.D dan praktek bertahun-tahun di rumah sakit, hanya dinilai sebagai pembantu 
jururawat. 
 
Dalam keadaan begini, masalah pekerjaan untuk hidup sebagai anak manusia 
menjadi masalah mendesak dan tidak bisa ditunda-tunda. Dan tentu saja bukan 
pekerjaan yang tidak stabil. Modal yang dipunyai orang-orang ini hanyalah 
kepala, kaki dan tangan. Bermodalkan milik satu-satunya  ini, maka ide pun 
dijual untuk mendapatkan modal guna mendirikan usaha yang disepakati berbentuk 
koperasi dan restoran. Bentuk koperasi dipilih karena bentuk ini akan menarik 
simpati banyak orang dan sesuai dengan semangat kebersamaan. Restoran? Karena 
dengan restoran bisa memberi peluang kerja pada banyak kawan, dan cash-flow 
[aliran uang tunai --?--]-nya cepat. Dari hasil penjualan ide inilah koperasi 
restoran dididirikan dan berlangsung sampai sekarang   
 
Sedangkan pengetahuan ketrampilan, didapat melalui praktek , ditambah dengan 
kursus-kursus singkat mengenai masalah yang diberikan oleh Perhimpunan Koperasi 
Seluruh Perancis. SCOP Fraternité Koperasi Restoran Indonesia salah satu 
anggotanya.
 
Pengalaman membangun dan mengembangkan Koperasi Restoran Indonesia di Paris, 
memberikan saya keyakinan bahwa kemungkinan adalah sebuah pintu terbuka, sebuah 
cakrawala tanpa batas , bahkan tak obah galaksi bagi para pencari. Bahwa "yang 
mengetok akan dibuka, yang mencari akan mendapat",  Ketidaktahuan pun menjadi 
relatif. Dari pengalaman ini dan pengalaman-pengalaman lain di tempat 
berbeda-bedan , saya  juga  melihat bahwa yang terpenting,pertama-tama adalah 
manusia. Bukan uang yang pertama-tama. Jika uang ada tapi manusianya brengsek, 
berapa pun jumlah uang di tangan akan melayang tak menentu.
 
Hal yang barangkali unik juga dibandingkan dengan restoran-restoran lain 
bahwa sejak awal, sejak berdirnya,  selain sebagai tempat bekerja mencari 
sesuap nasi di negeri orang, koperasi restoran ini pun sekaligus merupakan 
sebuah sekolah bagi pekerja-pekerja yang bekerja sambil menyelesaikan sekolah 
S2 bahkan ada yang mau menyelesaikan  S3 mereka? Mengapa saya katakan sebagai 
sebuah sekolah? Karena sambil bekerja, anak-anak muda ini diskusi tentang 
sejarah, politik ,sastra-seni, ekonomi, agama , bahasa, dan lain-lain.... Kalau 
pengamatan saya benar, maka nampak setelah beberapa saat bekerja di Koperasi, 
anak-anak muda ini dalam pemikiran, pemahaman dan  kesadaran mengalami banyak 
perkembangan maju. Dalam cara berpikir mereka lebih kritis. Kalimat-kalimat 
mereka pun mulai terhitung, termasuk dalam memilih kata.
 
Kecuali itu, untuk mendapatkan dana, Koperasi ini dalam statusnya juga 
menyebtkan diri sebagai penggiat danmempromosi budaya Indonesia dan Dunia 
Ketiga. Guna merealisasi ide ini, selain menangani sendiri berbagai pameran 
foto, lulisan, batik, karya-karya perancang mode Indonesia, pemutaran 
slide, menggelarkan tari-tarian Indonesia, dan lain-lain... Koperasi juga 
menggalang kerjasama dengan Travel Agents, Kotapraja dan berbagai LSM serta 
organisasi yang tertarik pada ide serupa. Hal ini berlangsung sampai sekarang. 
Sampai detik ini. Berpegang pada ide di statuta pendiriannnya, maka dalam  
memperingati 26 tahun berdirnya Koperasi Restoran Indonesia,maka Koperasi 
bekerjasama dengan Lembaga Persahabatan Perancis-Indonesia "Pasar Malam",  
berencana akan  memenyelenggarakan pameran foto tentangn Indonesia dan bedah 
buku "l'Indonésie" karya Patrick Blanche [Editions George Naef, Genève, Octobre 
2008, 254 hlm]. Buku luks berkulit tebal ini,
 memperkenalkan Indonesia, terutama pulau-pulau besar tanahair, kecuali 
Kalimantan. Karya penuh foto dan disertai dengan teks ini ditulis sebagai hasil 
perjalanan 11 bulan di berbagai pulau Indonesia. Dari Sumatra sampai Papua. 
Foto-foto Patrick Blanche ini pulalah yang akan dipamerkan di Koperasi pada 
kesempatan peringatan ulta ke-26 pada 15 Desember 2008 nanti. Diharapkan 
orang-orang KBRI Paris yang rencananya seperti biasa diundang secara khusus, 
akan hadir dalam acara ulta ini. Sementara pembicara dari para Indonsianis 
Perancis masih sedang dipastikan.
 
Dari tuturan di atas, akankah berkelebihan menyebut,  bahwa "Indonesia hadir 
selama usia Koperasi di Koperasi Restoran Indonesia "Scop Fraternité" di 
Paris"? Paling tidak demikianlah yang diinginkan dan selalu dicoba 
diujudkan.****
 
 
Perjalanan Kembali, Musim Dingin 2008
-------------------------------------------------------
JJ. Kusni
 
Catatan
Foto terlampir menunjukkan wajah Koperasi Restoran Indonesia "Scop Fraternité", 
12 Rue  Vaugirard 7506 Paris, pada Desember 2006. Wajah ini sekarang sudah 
banyak berobah.


      Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke