http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/11/24/3746.html
*Tujuh Jam, SBY Bisa Baca Empat Buku* Lima: Meski sibuk, *SBY* selalu menyempatkan membaca buku. "Saya pilih buku-buku yang relevan dengan persoalan yang dihadapi bangsa kita," SBY bercerita kepada wartawan Indonesia di sela-sela konferensi pers di Hotel Melia Lima, Peru, Sabtu (23/11) malam waktu setempat. Kalau sudah membaca buku, SBY bisa melahap empat judul hanya dalam tujuh jam. Itu terjadi ketika Presiden dalam penerbangan pulang Beijing-Jakarta, usai menghadiri KTT ASEM di China, bulan lalu. Buku-buku tentang China itu dibeli di Beijing. "Bagus. Itu saya anjurkan. Saya ingin tahu bagaimana China bisa maju seperti sekarang ini," kata SBY. Tiga dari empat judul buku yang dibeli SBY di Beijing itu adalah Five Thousand Years of China History yang mengulas soal jatuh bangun Negeri Tirai Bambu itu. Kemudian China Civilization, mengulas ihwal peradaban. Dan Can China Feed Itself, soal pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduk China yang besar. "Ternyata jawabannya bisa. Indonesia juga bisa memenuhi bahan pangan pokok, seperti beras, jagung, dan insya allah pada saatnya nanti kedelai," ujar SBY. Buku Can China Feed Itself, kata SB Y, ikut menginspirasi Menteri Pertanian Anton Apriantono. Dalam membaca buku, SBY memilih pengarang dan topik yang bisa memberi inspirasi. "Saya baca untuk jadi bagian dari policy development, menjadi bagian dari program dan aksi-aksi yang dilaksanakan pemerintah," SBY menjelaskan. Selain yang telah disebutkan di atas, SBY juga baru saja selesai membaca Saya membaca habis bukunya Joseph E. Stiglitz, baik itu Globalization and it's Discontents karya Joseph E. Stiglitz. Lalu, The End of Poverty dan The Common Wealth: Economics for a Crowded Planet tulisan Jeffry D.Sachs. Buku karya Thomas L.Friedman berjudul Hard, Flat, and Crowded, dan The World is Flat juga menarik bagi SBY. Kepada wartawan yang asyik mendengar kisahnya, SBY menganjurkan mereka membaca buku-buku itu. "Bacalah buku-buku yang betul-betul bisa mengubah cara pandang kita tentang dunia, tentang bangsa kita, tentang masa depan kita," katanya. Saat ini Indonesia sedang dalam masa transformasi besar. "Pengilhaman semacam itu saya kira penting. Membandimngkan kisah sukses atau kegagalan dari negara lain juga penting," SBY menambahkan. (osa/har) [Non-text portions of this message have been removed]