http://www.antara.co.id/arc/2008/11/27/optimalkan-kecerdasan-anak-dengan-edukasi-menyenangkan/


*Optimalkan Kecerdasan Anak dengan Edukasi Menyenangkan*


Banda Aceh (ANTARA News) - Pakar pendidikan anak, Seto Mulyadi menyatakan,
untuk mengoptimalkan kecerdasan anak maka harus melalui cara mendidik yang
menyenangkan anak.

"Dunia anak adalah bermain, yang penuh spontanitas dan menyenangkan. Anak
akan melakukan dengan penuh semangat apabila terkait dengan suasana yang
menyenangkan," katanya di Banda Aceh, Kamis.

Pria yang akrab disapa Kak Seto itu menyampaikan hal itu dalam seminar
bertema "Tingkatkan kualitas didik anak Aceh melalui proses belajar yang
menyenangkan" yang diselenggarakan Biro Psikologi Psikodinamika Banda Aceh.

Menurut Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak itu, belajar bagi
anak dapat dilakukan dengan berbagai cara baik melalui nyanyian, dongeng
maupun bermain.

Dia menyebutkan setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda dan orangtua
harus menghargai prestasinya karena pada dasarnya semua anak cerdas baik
cerdas matematika, menggambar, menyanyi maupun bentuk kecerdasan lainnya.

"Selama ini orangtua yang membuat diskriminasi terhadap anak. Anak dianggap
tidak cerdas jika tidak pintar matematika padahal kecerdasan spektrumnya
sangat luas," katanya.

Kak Seto juga mengungkapkan semua anak pada dasarnya senang belajar hanya
bagaimana cara mengoptimalkannya karena jika suasana dibuat menyenangkan
anak akan senang belajar.

Kekerasan terhadap anak, kurikulum sekolah yang padat dan suasana yang tidak
menyenangkan lainnya menyebabkan anak tidak belajar efektif dan takut
sekolah.

Kekerasan terhadap anak juga kerap terjadi dalam keluarga berupa menjewer
telinga, membentak, mencubit. Selain itu anak juga mendapat kekerasan dari
elektronik.

Menurut Kak Seto dari penelitian dominasi tayangan televisi, iklan
menunjukkan angka tertinggi yaitu 39,74 persen sementara tayangan pendidikan
hanya 0,07 persen.

Anak-anak yang memiliki dasar suka meniru sebenarnya sangat kreatif dan
orangtua serta guru perlu memahami kreativitas yang ada pada diri anak
dengan bersikap luwes dan kreatif pula.(*)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke