kirain mo jd JUBIRe kaum minoritas kaya' ulil :)



________________________________
From: eka zulkarnain <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Monday, December 1, 2008 8:18:00 PM
Subject: Re: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat Islam saja?

Males euy kalo komen ma situ....

Eka Zulkarnain

--- On Sun, 11/30/08, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: si pitung <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat Islam saja?
To: ppiindia@yahoogroups.com
Date: Sunday, November 30, 2008, 10:43 PM

trus..hasil dr bc2 tulisan ulil pagemane? katanya dah byk wawasane, kaga ada
komentarnye ttg thread ini?




________________________________
From: eka zulkarnain <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, December 1, 2008 1:39:21 PM
Subject: Re: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat
Islam saja?

agama baru apa tuh bang? Islam Liberal? Wah itu sih biasa bang. saya juga
seneng kok baca-baca tulisan Ulil dan tulisan-tulisan lainnya di websitenya
Islam liberal. Bisa menambah wawasan lho bang...


Eka Zulkarnain

--- On Sun, 11/30/08, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: si pitung <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat
Islam saja?
To: ppiindia@yahoogroups.com
Date: Sunday, November 30, 2008, 10:16 PM

kaga sewot siy cuman gemes biz ada salah satu umat agama baru ganggu2 muslim
aje
hehee




________________________________
From: eka zulkarnain <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Monday, December 1, 2008 11:24:05 AM
Subject: Re: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat
Islam saja?

wah ada yang sewot neh...

Eka Zulkarnain

--- On Sun, 11/30/08, si pitung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: si pitung <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat
Islam saja?
To: ppiindia@yahoogroups.com
Date: Sunday, November 30, 2008, 6:06 PM

hehe...lil ulil emange ente kaga tau klo Tuhan, dalam Islam, dikenal dengan
nama
Allah.. Lafaz 'Allah' dibaca
dengan bacaan yang tertentu. Kata "Allah" tidak boleh diucapkan
sembarangan, tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah
saw, sebagaimana bacaan-bacaan ayat-ayat dalam Al-Quran. 

lil, Kami (muslim) ga pernh  menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan.
Umat Islam juga
tidak berbeda pendapat tentang nama Tuhan, bahwa nama Tuhan yang
sebenarnya ialah Allah. Karena 
adanya ilmul qiraat yang berdasarkan pada sanad – yang sampai pada Rasulullah
saw –.

lil, kami (muslim) tidak melakukan apa yg namanya 'spekulasi filosofis'
untuk menyebut nama
Allah, karena nama itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah SWT –
melalui Al-Quran, dan diajarkan langsung cara melafalkannya oleh Nabi
Muhammad saw.

lil, konsep Tuhannya umat islam yakni Allah telah dijelaskan dg sejelas2nya dlm
Alquran bahwa Allah bukanlah Yesus, bukan pula Uzair, bukan pula roh, bukan
pulak manusia yg dpertuhankan. KOnsepnya sdh FINAL & OTENTIK!

lil, ente kaya'na jg kaga tau klo kristen jg ribut sndiri ttg siapa
Tuhannye, siapa pula nama Tuhannye. Ada orang kristen yg TIDAK MENUHANKAN
Yesus.
ada pula kristen yg menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci
Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000.
Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata "Allah" menjadi
"Eloim", kata
"TUHAN" diganti menjadi "YAHWE"; kata "Yesus"
diganti dengan "Yesua",
dan "Yesus Kristus" diubah menjadi "Yesua Hamasiah".

lil, klo ente bolak2 Perjanjian Lama, kaga ada nama Allah TAPI ELOHIM &
Yahweh. trus drmana datangnye ELOHIM jd Allah??? bukan sulap bukan sihir donk. 
Kalo orang kristen arab sah2 aje pk nama Allah krn bhs ARAB dg bhs ibrani msh 1
rumpun SEMIT. bisa jd akar akata elohim sama dg Allah. Sedangkan bhs Indonesia
kaga srumpun ma bhs Arab atau bhs Ibrani, makanye kagak heran orang BARAt
manggil Tuhannye dg sebutan GOD bukan Allah.
Lha trus kristen melayu mo nyebut Tuhannye (Yesus) dg sebutan Allah, nyebutnye
aja dah salah (alah).
dateng drmrna tuh?? emange kaga bs diterjemahin jd ELOHIM atau YAHWEH :p

lil, lama2 ane makin geli & jengkel ma ente :)





________________________________
From: mediacare <[EMAIL PROTECTED]>
To: zamanku <[EMAIL PROTECTED]>; ppiindia@yahoogroups.com;
media-jatim <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, November 30, 2008 8:34:46 AM
Subject: [ppiindia] Re: Apakah istilah "Allah" hanya milik umat Islam
saja?



----- Original Message ----- 
From: Ulil Abshar-Abdalla 
To: KNU-ASK ; Islam Liberal ; Pluralitas 
Sent: Sunday, November 30, 2008 3:01 AM
Subject: [pluralitas- icrp] Apakah istilah "Allah" hanya milik umat
Islam saja?

Apakah istilah "Allah" hanya milik umat Islam saja?

SEORANG perempuan beragama Kristen saat ini sedang menggugat pemerintah
Malaysia dengan alasan telah melanggar haknya atas kebebasan beragama (baca
International Herald Tribune, 29/11/2008).. Mei lalu, saat  balik dari kunjungan
ke Jakarta, Jill Ireland, nama perempuan itu, membawa sejumlah keping DVD yang
berisi bahan pengajaran Kristen dari Jakarta. Keping-keping itu disita oleh
pihak imigrasi, dengan alasan yang agak janggal: sebab dalam sampulnya terdapat
kata "Allah". 

Sejak tahun lalu, pemerintah Malaysia melarang penerbitan Kristen untuk memakai
kata "Allah", sebab kata itu adalah khusus milik umat Islam. Umat
lain
di luar Islam dilarang untuk menggunakan kata "Allah" sebagai sebutan
untuk Tuhan mereka. Pemakaian kata itu oleh pihak non-Muslim dikhawatirkan bisa
membingungkan dan "menipu" umat Islam (Catatan: "Sedih sekali
ya,
umat Islam kok mudah sekali tertipu dengan hal-hal sepele seperti itu?")

Pertanyaan yang layak diajukan adalah: apakah kata "Allah" hanyalah
milik umat Islam saja? Apakah umat lain tidak boleh menyebut Tuhan yang mereka
sembah dengan kata "Allah"? Apakah pandangan semacam ini ada
presedennya dalam sejarah Islam? Kenapa pendapat seperti itu muncul?

Sebagai seorang Muslim, terus terang saya tak bisa menyembunyikan rasa geli,
tetapi juga sekaligus jengkel, terhadap pandangan semacam ini. Sikap pemerintah
Malaysia ini jelas bukan muncul dari kekosongan. Tentu ada sejumlah ulama dan
kelompok Islam di sana yang menuntut pemerintah mereka untuk memberlakukan
larangan tersebut. 

Di Indonesia sendiri, hal serupa juga pernah terjadi. Beberapa tahun lalu, ada
seorang pendeta Kristen di Jakarta yang ingin menghapus kata "Allah"
dalam terjemahan Alkitab versi bahasa Indonesia. Menurut pendeta itu, istilah
"Allah" bukanlah istilah yang berasal dari tradisi Yudeo-Kristen.
Nama
Tuhan yang tepat dalam tradisi itu adalah Yahweh bukan Allah. 

Jika usulan untuk melarang penggunaan kata Allah berasal dari dalam kalangan
Kristen, tentu saya, sebagai orang luar, tak berhak untuk turut campur. Tetapi
jika pendapat ini datang dari dalam kalangan Islam sendiri, maka saya, sebagai
seorang Muslim dan "orang dalam", tentu berhak mengemukakan pandangan
mengenainya. 

Pandangan bahwa istilah Allah hanyalah milik umat Islam saja, menurut saya,
sama sekali tak pernah ada presedennya dalam sejarah Islam. Sejak masa
pra-Islam, masyarakat Arab sendiri sudah memakai nama Allah sebagai sebutan
untuk salah satu Tuhan yang mereka sembah. Dalam Quran sendiri, bahkan
berkali-kali kita temui sejumlah ayat di mana disebutkan bahwa orang-orang
Arab,
bahkan sebelum kedatangan Islam, telah mengakui Allah sebagai Tuhan mereka
(baca
QS 29:61, 31:25, 39:37, 43:87). Dengan kata lain, kata Allah sudah ada jauh
sebelum Islam sebagai agama yang dibawa Nabi Muhammad lahir di tanah Arab.

Begitu juga, umat Kristen dan Yahudi yang tinggal di kawasan jazirah Arab dan
sekitarnya memakai kata Allah sebagai sebutan untuk Tuhan. Para penulis Kristen
dan Yahudi juga memakai kata yang sama sejak dulu hingga sekarang. Seorang
filosof Yahudi yang hidup sezaman dengan Ibn Rushd di Spanyol, yaitu Musa ibn
Maimun (atau dikenal di dunia Latin sebagai Maimonides [1135-1204]) menulis
risalah terkenal, "Dalalat al-Ha'irin" (Petunjuk Bagi Orang-Orang
Yang Bingung). Kalau kita baca buku itu, kita akan jumpai bahwa kata Allah
selalu ia pakai untuk menyebut Tuhan.

Semua Bibel versi Arab memakai kata Allah sebagai nama untuk Tuhan. Ayat
pertama yang terkenal dalam Kitab Kejadian diterjemahkan dalam bahasa Arab
sebagai berikut: "Fi al-bad'i khalaqa Allahu al-samawati wa
al-ard" (baca "Al-Kitab al-Muqaddas" edisi The Bible Society in
Lebanon). Dalam terjemahan versi Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), ayat itu
berbunyi: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". 

Tak seorangpun sarjana Islam yang memakai bahasa Arab sebagai bahasa ibu
mereka, entah pada masa klasik atau modern, yang mem-beslah atau keberatan
terhadap praktek yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun itu. Tak
seorang pun ulama Muslim yang hidup sezaman dengan Maimonides yang memprotes
penggunaan kata Allah dalam buku dia di atas. 

Polemik antara Islam dan Kristen sudah berlangsung sejak masa awal Islam, dan,
sejauh pengetahuan saya, tak pernah kita jumpai seorang "mutakallim<
" atau teolog Muslim yang terlibat perdebatan dengan teolog Kristen atau
Yahudi karena memperebutkan kepemilikan atas kata Allah. (Survei terbaik
tentang
sejarah polemik Islam-Kristen sejak masa awal Islam hingga abad ke-4 H/10 M
adalah buku karangan Abdul Majid  Al-Sharafi, "Al-Fikr al-Islami fi
al-Radd
'Ala al-Nashara", 2007). 

Dalam perspektif historis, pandangan sejumlah ulama Malaysia yang kemudian
diresmikan oleh pemerintah negeri jiran itu, jelas sangat aneh dan janggal
sebab
sama sekali tak ada presedennya. Dipandang dari luar Islam, pendapat ulama
Malaysia itu juga bisa menjadi bahan olok-olok bagi Islam. Sebab, pandangan
semacam itu tiada lain kecuali memperlihatkan cara berpikir yang sempit di
kalangan sebagian ulama. Jika para ulama di Malaysia itu mau merunut sejarah ke
belakang, kata Allah itu pun juga bukan "asli" milik umat Islam. Kata
itu sudah dipakai jauh sebelum Islam datang. Dengan kata lain, umat Islam saat
itu juga meminjam kata tersebut dari orang lain.

Yahudi, Kristen, dan Islam adalah tiga agama yang lahir dari rahim yang sama,
yaitu dari tradisi Ibrahim. Islam banyak sekali mewarisi tradisi dan ajaran
dari
kedua agama itu. Karena asal-usul yang sama, dengan sendirinya sudah lumrah
jika
terjadi proses pinjam-meminjam antara ketiga agama itu. Selama berabad-abad,
ketiga agama itu juga hidup berdampingan di jazirah Arab dan sekitarnya. Tak
heran jika terjadi proses saling mempengaruhi antara ketiga tradisi agama
Ibrahimiah tersebut. Tradisi Kristiani, misalnya, mempunyai pengaruh yang besar
dalam proses pembentukan Islam, terutama dalam tradisi pietisme atau mistik
(baca, misalnya, buku karangan Tarif Khalidi, "The Muslim Jesus: Saying
and
Stories in Islamic Literature", 2001).

Quran sendiri banyak meminjam dari tradisi lain, termasuk dalam konteks
istilah-istilah yang berkaitan dengan peribadatan. Hampir semua istilah-istilah
ritual yang ada dalam Islam, seperti salat (sembahyang) , saum (puasa), hajj,
tawaf (mengelilingi ka'bah), ruku' (membungkuk pada saat salat) dsb.,
sudah dipakai jauh sebelum Islam oleh masyarakat Arab. 

Dengan kata lain, proses pinjam-meminjam ini sudah berlangsung sejak awal
kelahiran Islam. Pandangan ulama Malaysia itu seolah-olah mengandaikan bahwa
semua hal yang ada dalam Islam, terutama istilah-istilah yang berkenaan dengan
doktrin Islam, adalah "asli" milik umat Isalm, bukan pinjaman dari
umat lain. Sebagaimana sudah saya tunjukkan, pandangan semacam itu salah sama
sekali. 

JIKA demikian, bagaimana kita menjelaskan pendapat yang janggal dari Malaysia
itu? Saya kira, salah satu penjelasan yang sederhana adalah melihat masalah ini
dari sudut dinamika internal dalam tubuh umat Islam sendiri sejak beberapa
dekade terakhir. Sebagaimana kita lihat di berbagai belahan dunia Islam
manapun,
ada gejala luas yang ditandai oleh mengerasnya identitas dalam tubuh umat. Di
mana-mana, kita melihat suatu dorongan yang kuat untuk menetapkan batas yang
jelas antara Islam dan non-Islam. Kekaburan batas antara kedua hal itu
dipandang
sebagai ancaman terhadap identitas umat Islam.

Penegasan bahwa kata "Allah" hanyalah milik umat Islam saja adalah 
bagian dari manifestasi kecenderungan semacam itu. Pada momen-momen di mana
suatu masyarakat sedang merasa diancam dari luar, biasanya dorongan untuk
mencari identitas yang otentik makin kuat. Inilah tampaknya yang terjadi juga
pada umat Islam sekarang di beberapa tempat. Kalau kita telaah psikologi umat
Islam saat ini, tampak sekali adanya perasaan terancam dari pihak luar. Teori
konspirasi yang melihat dunia sebagai arena yang dimanipulasi oleh
"kllik" tertentu yang hendak menghancurkan Islam mudah sekali
dipercaya oleh umat. Teori semacam ini mudah mendapatkan pasar persis karena
bisa memberikan justifikasi pada perasaan terancam itu.. 

Keinginan untuk memiliki identitas yang otentik dan "beda" jelas
alamiah belaka dalam semua masyarakat. Akan tetapi, terjemahan keinginan itu
dalam dunia sehar-hari bisa mengambil berbagai bentuk. Ada bentuk yang sehat
dan
wajar, tetapi juga ada bentuk yang sama sekali tak masuk akal bahkan lucu dan
menggelikan. Pandangan ulama Malaysia yang kemudian didukung oleh pemerintah
negeri itu untuk melarang umat Kristen memakai istilah "Allah" adalah
salah satu contoh yang tak masuk akal itu. Sebagaimana saya sebutkan di muka,
secara historis, pandangan semacam ini sama sekali tak ada presedennya. Selain
itu, proses saling meminjam antara Islam, Kristen dan Yahudi sudah berlangsung
dari dulu. 

Bayangkan saja, jika suatu saat ada kelompok Yahudi yang berpikiran sama
seperti ulama Malaysia itu, lalu menuntut agar umat Islam tidak ikut-ikutan
merujuk kepada nabi-nabi Israel sebelum Muhammad --  apakah tidak runyam
jadinya. Orang Yahudi bisa saja mengatakan bahwa sebagian besar nabi yang
disebut dalam Quran adalah milik bangsa Yahudi, dan karena itu umat Islam tak
boleh ikut-ikutan menyebut mereka dalam buku-buku Islam. Sudah tentu, kita tak
menghendaki situasi yang "lucu" dan ekstrem seperti itu benar-benar
terjadi. 

Selama ini umat Islam mengeluh karena umat lain memiliki pandangan yang negatif
tentang Islam, dan karena itu mereka berusaha sekuat mungkin agar citra negatif
tentang agama mereka itu dihilangkan. Masalahnya adalah bahwa sebagian umat
Islam sendiri melakukan sejumlah tindakan yang justru membuat citra Islam itu
menjadi buruk. Menurut saya, pendapat ulama dan sikap pemerintah Malaysia itu
adalah salah satu contoh tindakan semacam itu. Jika umat Islam menginginkan
agar
umat lain memiliki pandangan yang positif tentang agama mereka, maka langkah
terbaik adalah memulai dari "dalam" tubuh umat Islam sendiri. Yaitu
dengan menghindari tindakan yang tak masuk akal. 

Tak ada gunanya umat Islam melakukan usaha untuk mengoreksi citra Islam,
sementara umat Islam sendiri memproduksi terus-menerus hal-hal yang janggal dan
tak masuk akal. 

Ulil Abshar Abdalla

Caveat:  Mohon maaf kepada teman-teman dan pembaca Malaysia, jika tulisan saya
ini terlalu kritis pada pemerintah Malaysia dalam isu yang spesifik ini. Saya
sama sekali tidak berpandangan bahwa sikap pemerintah Malaysia itu mewakili
sikap seluruh umat Islam di sana. Saya tahu, banyak kalangan Islam di sana yang
tak setuju dengan sikap ulama dan pemerintah Malaysia ini.

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

    


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo..com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1.. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3.. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke