ABS dari dulu singkatan dari Asal Bos Senang..
Kalau sekarang bisa diartikan: Asal Bukan Si ini, si itu, si anu dll..
Jadi kalau pake logika itu, kita gak boleh punya presiden..
Hehehe..

Tidak valid tapi diumbar.. PARADOKS!!!

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com

Pada 5 Februari 2009 11:44, Sunny <am...@tele2.se> menulis:

>   Jawa Pos
> [ Selasa, 03 Februari 2009 ]
>
> Sutiyoso Menilai SBY Terburu-buru Soal ABS
>
> Apa komentar Sutiyoso? jenderal purnawirawann bintang tiga yang sudah
> mendeklarasikan diri akan maju sebagai capres itu menilai SBY terlalu
> terburu-buru menyampaikan isu ABS di forum penting setingkat rapim TNI pekan
> lalu. "Saya justru sangat yakin netralitas Tentara Nasional Indonesia
> terjaga," kata Mantan Pangdam Jaya itu.
>
> Gerakan Asal Bukan S di militer sebenarnya tak ada dan justru permainan
> politik jelang perhelatan April itu. "ABS bisa saja termasuk saya juga yang
> namanya pakai huruf S. Sultan juga pakai S," ujarnya.
>
> Mestinya, kata mantan gubernur DKI Jakarta itu, presiden tak bicara
> mengenai ABS. "Kalau memang nggak ada, mestinya nggak usah dibicarakan.
> Antar-angkatan akan ada kecurigaan. Membuat kita berpikir semua," katanya.
>
> Apakah Anda tersinggung? "Oh, tidak. Kita ini purnawirawan yang sudah tahu
> kalau keutuhan NKRI harus kita jaga. Tidak ada masalah," tegasnya. Meski
> begitu, menurut Sutiyoso, dirinya masih meminta bantuan jasa pengawalan
> prajurit. "Kalau ada TNI aktif bantu kita mengawal, itu kan biasa saja.
> Boleh-boleh saja. Mereka juga tidak akan punya hak pilih toh," katanya.
>
> Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu
> justru santai menanggapi isu ABS. Ryamizard yang datang saat Rakernas PDIP
> di Solo pekan lalu itu menilai, ABS bukan sebagai singkatan dari "Asal Bukan
> S". "ABS itu setahu saya Asal Bapak Senang," ujar Ryamizard, lalu tertawa.
>
> Dia setuju bahwa purnawirawan TNI yang berpolitik tidak boleh menarik-narik
> militer aktif dalam politik praktis. "Kalau menarik keluarga purnawirawan,
> ya boleh-boleh saja. Namun, menarik bekas anak buah jelas tidak boleh," kata
> Jenderal yang dikenal dekat dengan Megawati Soekarnoputri tersebut.
>
> Jika ada purnawirawan yang mengajak militer aktif berpolitik, menurut
> Ryamizard, sepantasnya diberi sanksi oleh Persatuan Purnawirawan TNI AD.
> "Itu tadi hukumannya kebijaksanaan ketua (PPAD). Kalau saya bicarakan di
> sini, nanti dia tersinggung. Tapi setahu saya, itu tidak ada," lanjutnya.
> (rdl/tof)
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke