Arkilaus sent Syarif Mamardi, diskusi-pembeba...@yahoogroups.com, 
dpr-indone...@yahoogroups.com, forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com, 
f...@yahoogroups.com, komnas_...@yahoogroups.com, komu...@yahoogroups.com, 
politikmahasi...@yahoogroups.com and ppiindia@yahoogroups.com a message on 
Facebook.

Oleh: Arkilaus Arnesius Baho

Banyak kalangan menilai perusahaan asal Amerika yang sudah menguras kekayaan 
alam di Papua ini tidak hanya menimbulkan kelalaian kontrol tetapi juga memicu 
semangat perlawanan rakyat akibat ekspansi neoliberal. Puluhan tahun pula 
selama di Papua, Freeport menyumbang belenggu ketidakadilan dan penjarahan hak 
politik, ekonomi dan kedaulatan negara. Dimana sistem Undang-undang pengontrol 
investasi jadi amburadul, dan bagi rakyat Papua sumbangsih Freeport terkait 
integrasi Papua menuai ketidakadilan dan menjemput anarkisme demokrasi.

Pendudukan Freeport di Papua meletakkan peradaban baru; status Papua secara 
politik beralih dalam pangkuan RI pasca seruan trikora tahun 1963. Investasi 
asing terus membanjiri bumi Indonesia pasca negosiasi produk hukum lunak ( 
UUPMA satu/1967) bagi pengelolaan aset ekonomi bangsa. Jadilah kenyataan, 80 
persen aset tambang di Indonesia di kuasai asing dari segala sektor strategis 
pengelolaan hasil alam di nusantara ini.

Phobia negara-negara berkembang terus menyatukan globalisasi dengan 
kesejahteraan rakyat sudah dilakukan pasca isu-isu gelobalisasi menjamur di 
dunia. Indonesia menjadi negara berkembang di Asia Tenggara yang punya nilai 
lebih secara ekonomis dan suprastruktur rakyat sebagai benteng reformis bagi 
melunaknya keberpihakan negara atau pemerintah mendukung hegemoni imperialis.

Sudah 37 ribu lebih saham milik Perusahaan Trans Nasional ( TNC ) untuk mata 
rantai ekonomi dalam negeri dan dunia. Dimana 21 perusahaan negara di dunia 
pendukung investasi operasi tambang bagi PT. Freeport Indonesia. Dan 150 ribu 
anak perusahaan di dunia yang punya hubungan produksi dibawah payung eksplorasi 
tambang milik freeport pusat di Amerika. Skala operasi terbesar Freeport di 
dunia adalah di Papua \\\" Tembagapura \\\" dengan cadangan emas, batubara dan 
merkuri begitu banyak.

Bagaimana keuntungannya bagi kelangsungan hidup bagi negara..?. Nilai lebih 
adalah tujuan investasi dalam segala hal. Transparansi keuangan Freeport secara 
rutin di publikasikan dekade tahun 2005 sampai sekarang. Kewajiban Freeport di 
tahun 2007 saja, mencapai 2,9 Triliun Untuk Jakarta, 33 Milyar Buat Timika. 
Jika rata-rata penghasilan Freeport mencapai satu trilyun per tahu, maka sudah 
ada devisa puluhan trilyun bagi negara.

Dengan stigma kesejahteraan rakyat dari ekonomi bangsa, tatkala sampai sekarang 
PT. FREEPORT INDONESIA, Operasi : 1967 – sekarang Luas Konsesi 2,6 juta ha, 
termasuk 119.435 ha hutan lindung dan 1,7 juta ha kawasan konservasi. Akankah 
pulau Papua semakin sempit? tidak, fisik pulau begitu luas, tetapi habitat alam 
dan mahluk hidup menjadi rentan dari sapuan penanam saham ini. Tatkala gunung 
gresberg terus dibuat teriwongan dan gailan lubang besar-besar 
nyatanya...Pemerintah Indonesia mewakili ratusan juta penduduk punya utang luar 
negeri sebesar 61.81 Milyar USD yang harus di keluarkan dari kas APBN negara. 
Angka ini semakin memprihatinkan bagi keberpihakan negara akan keberpihakan 
bagi lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan dan pembangunan ekonomi.

Akankah efisien dengan kekuatan ekonomi negara bagi kebutuhan hidup warga 
negara ditengah krisis ekonomi dunia suatu masalah krusial sekarang. inilah 
fakta, kemandirian bangsa dipertanyakan sejauhmana kemungkinan keberhasilan 
bagi kesejahteraan rakyat di dalam ruang kepungan globalisasi saat ini.

Pemutusan hubungan kerja ribuan pegawai perusahaan, dibarengi dengan 
pembentukan daerah pemekaran baru, akankah solutif bagi penanganan 
pengangguran?. Stimulus eksploitasi tambang sejak masuknya Freeport, merambat 
kedalam keberpihakan ruang negara begitu besar bagi keberlangsungan investasi 
ketimbang negara memberi ruang bagi kemandirian bangsa dalam segala hal. 
Undang-undang tata ruang melegitimasi penggusuran dimana-mana dan keyakinan 
bagi Freeport untuk menerapkan sistem security di areal penambangannya. 
Anehnya, security Freeport ( proteksi ) untuk tidak berada di areal tambang 
saja lebih ketat. Memasuki wilayah Freeport harus mengantongi 12 ijin resmi. 
Memalukan sekali dimana undang-undang investasi asing justeru memberi kemudahan 
bagi segenap investasi asing di Indonesia. terbalik bukan?

Realitas negara tidak berpihak kepada kemandirian bangsa inilah, separatisme 
negara terus menjarah aset rakyat, dan merombak kedaulatan bangsa. separatisme 
negara sangat mungkin merekonstruksi kemiskinan permanen, tetapi keberadaan 
kelompok separatis negara ini malah di lindungi negara dan negara memenjarakan 
rakyatnya yang tidak sepakat dengan separatis negara.

Papua titik penting dalam sejarah keterpurukan bangsa Indonesia. Ia, gara-gara 
Freeport masuk di Papua, UU PMA di teken penguasa Jakarta sebagai fondasi utama 
bagi meningginya kelompok separatis negara. Dan gara-gara tuntutan Papua 
merdeka juga, Otonomi Khusus dan Otonomi daerah di berlakukan dengan stimulus 
era reformasi. Belumlah kemajuan didapat, demokrasi tidak begitu utama, hak 
asasi manusia dan ekologi bukanlah ideologi utama bagi para penyelesanggaraan 
negara yang saya tulis \\\" SEPARATISME NEGARA \\\" dimana PT. Freeport adalah 
otak dibalik bertumbuhnya benih-benih penghiatan terhadap kedaulatan rakyat 
Indonesia khususnya rakyat di Papua bagian Barat ( Sorong-Samarai ).

Tulisan ini juga dimuat di Blog;
http://deskpapuabarat.blogspot.com

To reply to this message, follow the link below:

http://www.facebook.com/p.php?i=1405811001&k=3XL6ZVP2SV5MXDDHYAZXV



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke