Refleksi : Apakah ini harga mati NKRI yang dipuja-puja?

http://cetak.bangkapos.com/etalase/read/18287.html


Jual Tanah Pun tak Cukup Obati Ilham 


edisi: 02/Mar/2009 wib
 
BANGKA POS/RIYADI 
ILHAM, bayi penderita hydrocephalus, buah hati pasangan Lesmanario dan Sarina. 
Foto diambil, Minggu (1/3). "KAMI nggak tahu harus bagaimana, jika anak saya 
terus-terusan seperti ini," ucap Lesmanario (34) sembari menatap sedih pada 
Ilham, buah hati mereka yang baru berusia 45 hari. 
Bayi mungil itu tampak tenang di pangkuan ibunya, Sarina (32) saat Bangka Pos 
Group menyambangi kediaman mereka di RT 10 RW 05 Desa Tempilang Kecamatan 
Tempilang, Minggu (1/3) siang.

Ilham belum mengerti apa-apa kesedihan menyergap kedua orangtuanya. Ia juga tak 
mengetahui penyakit yang bersarang di kepalanya. Saat dibawa konsultasi ke 
dokter rumah sakit di Pangkalpinang, Ilham divonis mengidap hydrocephalus atau 
pembesaran kepala akibat penimbunan cairan di otak.

Pihak rumah sakit pun tak mampu mengobati Ilham karena keterbatasan peralatan 
medis untuk memeriksa dan mengobati penyakit yang kerap menyerang anak-anak 
balita ini. 

Ilham juga tidak bisa dirawat, alasannya, pihak rumah sakit tersebut tidak 
memiliki dokter spesialis bedah syaraf. Lesmana disarankan membawa Ilham untuk 
dioperasi di Jakarta.

"Mendengar keterangan dokter tadi, saya harus bawa anak kami ini ke Jakarta 
untuk dioperasi, kami hanya lemas dan pasrah, kami pun langsung pulang ke 
Tempilang," ucap Lesmanario tampak pasrah.

Lesmanario dan Sarina kini tidak bisa berbuat banyak, melihat kondisi 
pembengkakan di kepala anaknya, dirasa makin bertambah besar hingga memasuki 
hari ke 45.

Soal biaya operasi anaknya, Lesmanario pernah dikasih aba-aba oleh dokter. 
Namun bagi keluarga Lesmanario, jangankan berpikir untuk biaya operasi anaknya, 
yang memakan biaya hingga belasan belasan bahkan puluhan juta rupiah, untuk 
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, harus banting tulang menjadi kuli bangunan 
dan kerja serabutan. 

"Bahkan tanah berikut rumah tempat tinggal kami ini pun, apabila dijual, 
nilainya tidak akan cukup untuk biaya operasi Ilham," kata Lesmanario.

Upaya melalui fasilitas Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) juga sudah 
ditempuh, namun ketika hendak digunakan di rumah sakit, dianggap tidak berlaku. 
"Alasannya, Jamkesda tidak berlaku di luar daerah," katanya.
Selalu Menangis

Anak kedua dari pasangan Lesmanario dan Sarina ini ketika memasuki usia ke 10 
hingga 13 hari setelah lahir, pembawaannya selalu menangis. Kedua orangtuanya 
saat itu belum memahami apa yang dialami anaknya itu, apalagi mengetahui 
penyebabnya.

Lesmanario dan Sarina hanya bisa bertanya-tanya, Keduanya bingung bercampur 
cemas, ada apa gerangan menimpa sang buah hati yang menangis terus menerus 
selama hampir empat hari itu.

"Kami tidak tahu apa yang dialami Ilham. Kalau sakit gejalanya kok belum 
kelihatan, tapi kok nangis terus-terusan. Kemudian anak saya ini saya bawa ke 
orang pintar (dukun--red), setelah itu tidak nangis-nangis lagi," tutur 
Lesmanario.

Ketika memasuki hari ke 15 setelah dilahirkan, secara fisik Ilham mulai 
menunjukkan gejala-gejala kurang lazim, yang terjadi pada diri seorang balita, 
yakni mulai terjadi pembengkakan di kepalanya.

Dari hari ke hari, kepala Ilham semakin membesar. Pembesaran atau pembengkakan 
itu dianggap tidak wajar, apalagi badan bayi itu seolah makin mengecil saja.

Sejak pembengkakan di kepalanya mulai tampak, Ilham sendiri jarang nangis. 
"Nangis kadang dia tengah haus atau lapar, tapi setelah minum ASI, dia diam 
lagi," sambung Sarina.

Di hari ke 35 usia kelahirannnya, Ilham dibawa kedua orangtuanya ke rumah sakit 
di Pangkalpinang. Lesmanario dan Sarina pun tak berdaya menghadapi kenyataan 
buah hati mereka yang ternyata mengidap hydrocephalus.

Ilham pun hanya bisa terbaring lemah di kediaman mereka. Berbagai upaya sudah 
ditempuh, namun usaha itu belum membawa Ilham dapat sentuhan medis. Kini hanya 
uluran dan kepedulian dari para dermawan, yang bisa membantu kesembuhan Ilham. 
"Ya, saat ini kami hanya bisa pasrah," ujar Lesmana. (riyadi)


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to