http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=5885

2009-03-14 
Jelang Konferensi Laut Dunia Potensi Laut Tak Digarap Serius 



[MANADO] Pemerintah belum serius menggarap potensi sektor kelautan, padahal 
wilayah laut Indonesia lebih besar dari daratan. Karena itu, pembangunan sektor 
kelautan dan perikanan harus menjadi mainstream atau arus utama dalam 
pembangunan nasional ke depan.

"Hal ini penting, karena saat ini komitmen membangun sektor kelautan sangat 
minim. Terbukti dengan berbagai aturan dan dana dalam APBN yang terbatas," kata 
Dr Arif Satria, dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam seminar nasional 
bertema Mengelola Potensi Kelautan Demi Masa Depan: Menyongsong World Ocean 
Conference (WOC) 2009. 

Seminar yang dilaksanakan di Manado, Jumat(13/3), oleh Asosiasi Ilmu Politik 
Indonesia (AIPI), menghadirkan sejumlah pembicara, yakni Sekretaris Menko Kesra 
Idroyono Susilo, Sekretaris Menteri Kelautan dan Perikanan Widi Pratikto, 
Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang, ahli ekonomi Dr Alviani, dosen IPB 
Budimawan, dan beberapa pakar dari berbagai perguruan tinggi dan instansi 
terkait lainnya.

Menurut Arif Satria, banyak orang mengatakan bahwa masa depan Indonesia ada di 
laut. Namun, mengapa sektor kelautan dan perikanan belum beranjak menjadi arus 
utama (mainstreaming) pembangunan nasional. Hal itu terlihat, dari berbagai 
kebijakan selama ini, baik dalam bidang pangan maupun energi. 

Tampaknya, sektor perikanan belum menjadi komoditas strategis, seperti beras, 
jagung, kedelai, dan terigu. Buktinya, harga ikan belum menjadi pertimbangan 
dalam kebijakan perdagangan.


Menurunkan Emisi

Sementara itu, Indroyono Susilo mengatakan, sektor kelautan merupakan sektor 
yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, dan juga laut, terutama terumbu 
karang, bisa menurunkan emisi karbon di udara. Karena itu, konferensi kelautan 
dunia di Manado pada 11-15 Mei nanti, menjadi momen sangat penting. [


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke