terus terang saya tersentuh dg komen saudara2 tercinta ini. semoga kita selalu 
dibimbing ke arah kebaikan utk kmajuan bangsa kita tercinta. amin.
smoga pula kita dikaruniai hati yang penuh kasih, sehingga bisa melihat 
realitas secara lebih positif.

--- In ppiindia@yahoogroups.com, IrwanK <irwank...@...> wrote:
>
> Pak Agus,
> 
> Masalahnya, antek" neolib & kepentingan asing (di RI) menguasai media
> massa..
> masih ingat iklan pro kenaikan harga BBM tahun 2005(?).. para makelar tender
> Blok Cepu yang dengan bebasnya mengklaim sukses.. yeah right, sukses untuk
> diri sendiri.. Dan penguasaan media tersebut berjalan hingga saat ini..
> 
> Konon, di masa penjajahan dulu, para antek & penjajah bekerja sama
> mendeskreditkan
> para pejuang/pembela kemerdekaan, dengan sebutan buruk,
> ekstremist/'terorist' dsb..
> Dan kini sejarah berulang kembali.. dengan tampilan yang dipoles sana sini..
> sehingga menipu sebagian (besar?) rakyat..
> 
> Ada ungkapan yang sangat mengena untuk kondisi ini, yakni:
> 'Barangsiapa tidak mampu membaca sejarah.. niscaya dapat/akan mengalaminya
> kembali'..
> 
> Na'udzubillahi min dzalik..
> CMIIW..
> 
> -- 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> "Better team works could lead us to better results"
> http://irwank.blogspot.com
> 
> Pada 16 April 2009 16:58, A Nizami <nizam...@...> menulis:
> 
> >
> >
> >
> > Harap diperhatikan bahwa AS makmur karena mereka memeras kekayaan alam
> > negara2 lain di seluruh dunia seperti Indonesia di mana 90% migas dikelola
> > oleh perusahaan AS dan sekutunya, begitu pula emas, perak, tembaga, dsb
> > seperti di Freeport di mana mereka mendapat 85% hasilnya sementara Indonesia
> > hanya dapat 15% nya (ini jika kita tidak ditipu). Menurut PENA Rp 2000
> > trilyun/tahun masuk ke kantong asing terutama AS.
> >
> > Ini juga terjadi di Iraq dan Afghanistan di mana perang tsb juga
> > memperebutkan kekayaan alam negara itu.. Tak heran jika pengantar Piza saja
> > di AS gajinya bisa Rp 14 juta/bulan belum termasuk tip sementara di
> > Indonesia manajer saja ada yang gajinya kurang dari rp 2 juta/bulan.
> >
> > Bagaimana pun juga seburam2nya ekonomi di AS, akan lebih buram lagi di
> > Indonesia karena Indonesia adalah negara sapi perah AS. Oleh karena itu tak
> > heran peristiwa bunuh diri sekeluarga juga sudah lama terjadi di Indonesia.
> >
> > Indonesia butuh pemimpin yang punya visi ekonomi yang berpihak pada rakyat
> > dan mandiri. Bukan sekedar budak asing.
> >
> > YouTube - Ibu dan Dua Anaknya Nekat Bunuh Diri
> >
> > 23.05.2008Kisah Sedih akibat himpitan ekonomi kembali terjadi. Seorang ibu
> > di Deli Serdang, Sumatra Utara, nekat bunuh diri bersama kedua ...
> > www.youtube.com/watch?v=WfgNw9on5nM
> >
> > Fokus - Ibu Bunuh Diri Setelah Bunuh 4 Anaknya
> > Seorang ibu rumah tangga di Malang, Jawa Timur berinisial JM nekad membunuh
> > ke 4 anaknya dengan cara memberikan racun. Setelah membunuh ke 4 anaknya,
> > ...
> > www.indosiar.com/fokus/59626/ibu-bunuh-diri-setelah-bunuh-4-anaknya
> >
> > [list_indonesia] [ppiindia] Kemiskinan Memaksa Ibu Bunuh Diri ...
> > Jumat, 17 Desember 2004 Kemiskinan Memaksa Ibu Bunuh Diri Bersama Dua
> > Anaknya MAHFUD (32) tampak lemas. Masih amat segar dari ingatannya kematian
> > Jasih ...
> >
> > www.freelists.org/post/list_indonesia/ppiindia-Kemiskinan-Memaksa-Ibu-Bunuh-Diri-Bersama-Dua-Anaknya,4
> >
> > Ibu Ajak Dua Anaknya Bunuh Diri
> > Ibu Ajak Dua Anaknya Bunuh Diri. Oleh Yuyuk Sugarman Yogyakarta-Seorang ibu
> > bernama Ratinah (30), warga Dusun Ngelo Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, ...
> > www.sinarharapan.co.id/berita/0705/04/sh06.html
> >
> > ===
> >
> > Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
> >
> > ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
> >
> > Informasi selengkapnya ada di:
> >
> > http://www.media-islam.or.id
> >
> > Ingin belajar Islam?
> >
> > Kirim email ke: 
> > syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com<syiar-islam-subscribe%40yahoogroups.com>
> >
> > Jual Rumah Baru di Otista Kampung Melayu Jakarta Timur Rp 650 juta.. Info:
> > http://agusnizami.wordpress.com
> >
> > --- Pada Kam, 16/4/09, Satriyo <lasykarl...@...<lasykarlima%40gmail.com>>
> > menulis:
> >
> > Dari: Satriyo <lasykarl...@... <lasykarlima%40gmail.com>>
> > Topik: {forsimpta} Pelajaran dari Potret Buram AS: apakah faktor ekonomi
> > sedemikian menentukan?
> > Kepada: sd-is...@yahoogroups.com <sd-islam%40yahoogroups.com>,
> > keadilan4...@yahoogroups.com <keadilan4all%40yahoogroups.com>,
> > al-ikh...@yahoogroups.com <Al-Ikhwan%40yahoogroups.com>,
> > insist...@yahoogroups.com <insistnet%40yahoogroups.com>,
> > forsim...@yahoogroups.com <forsimpta%40yahoogroups.com>,
> > syiar-is...@yahoogroups.com <syiar-islam%40yahoogroups.com>
> > Tanggal: Kamis, 16 April, 2009, 2:15 AM
> >
> > Salam,
> >
> > Potret buram negeri adidaya Paman Sam makin nyata saja dengan makin
> > meningkatnya angka bunuh diri yang menyertai pembunuhan atas anggota
> > keluarga pelaku bunuh diri. Adakah bedanya dengan nasib nahas para mantan
> > Caled di Pemilu 2009 Indonesia setelah mereka terlilit hutang atau harta
> > benda ludes bersama raibnya impian mengais harta sebagai wakil rakyat
> > terhormat dan beradab?
> >
> >
> > Benang merahnya sangat mungkin adalah ekonomi. Jadi? Faktor iman mungkin
> > luput dari atensi manusia di manapun selama ini. Pelajaran berharga yang
> > berarti hanya buat mereka yang memang mau memikirkannya.
> >
> > Ayo, jangan wariskan watak dan sikap materialisme kapitalis kepada
> > anak-anak kita, generasi penerus ummat dan bangsa ini.
> >
> > salam,
> > Satriyo
> >
> > --
> > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> > now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
> > >> al-Ra'd [13]: 28
> >
> > http://majalah. tempointeraktif. com/id/arsip/ 2009/04/13/
> > ITR/mbm.20090413 .ITR130022. id.html
> >
> > Bunuh Diri
> > Malaise yang Memicu Pelatuk
> > Kasus penembakan anggota keluarga dan bunuh diri kian banyak ditemukan di
> > Amerika. Akibat tak tahan menanggung krisis ekonomi.
> >
> > Hidup, bagi James Harrison, adalah serpihan tanpa bentuk: pekerjaan sebagai
> > petugas jaga malam tanpa tunjangan tetap, lima anak yang butuh makan, dan
> > seorang istri yang terus-menerus menya­la­kan api pertengkaran.
> >
> > Pekan lalu, Harrison mengakhiri hidupnya yang pepat dengan cara
> > me­ngenaskan. Ia menembak kelima anaknya, yang masih tertidur pulas di kamar
> > mereka, lalu menembak kepalanya sendiri di sebuah mobil.
> > Polisi Pierce County, Auburn, di Negara Bagian Washington, menemukan mayat
> > Harrison di dalam mobil yang mesinnya masih menyala, Sabtu dua pekan lalu.
> > Setelah menyisir lokasi, sekitar delapan jam kemudian mereka menemukan
> > kelima anak Harrison di rumah mobilnya. Empat ditemukan bersimbah darah di
> > tempat tidur dan seorang lagi di kamar mandi. Mereka berusia 6-14 tahun.
> > "Ya, Tuhan! Mereka tampak seperti peri-peri kecil yang sedang tidur," kata
> > Kepala Polisi Paul Pastor.
> >
> > Para tetangga yang tinggal di dekat rumah mobil Harrison mengatakan pria 34
> > tahun itu gemar menyiksa anak. Dua tahun lalu, mereka pernah mengadukan
> > Harrison ke bagian pengawasan anak. "Setiap hari, Anda bisa mendengar
> > anak-anak malang itu menjerit kesakitan," kata Carolyn Bader, seorang
> > tetangga.
> >
> > Beberapa jam sebelum peristiwa pe­nembakan, menurut para tetangga, Harrison
> > sempat bertengkar dengan istrinya, Angela. Teriakan pertengkaran menggema ke
> > rumah-rumah sebelah. Setelah itu, dengan tergesa-gesa sang istri keluar dari
> > rumah.
> >
> > Seorang kerabat Harrison mengatakan pasangan itu sudah lama tak cocok.
> > Kebiasaan Harrison yang gemar memukul dan pekerjaannya sebagai petugas jaga
> > malam di sebuah pabrik dengan gaji kecil dan tanpa tunjangan menjadi pemicu
> > pertengkaran. Sang istri bahkan mengancam akan meninggalkan Harrison.
> >
> > Kasus penembakan ini menggenapi peristiwa serupa yang terjadi dalam
> > beberapa bulan terakhir di Amerika Serikat. Hanya sepekan sebelum kasus
> > Harrison, di Santa Clara, California, Karthik Rajaram membunuh istrinya, dua
> > anak mereka, dan ibu mertuanya, kemudian bunuh diri.
> >
> > Dalam secarik kertas yang ditemukan di sebelah mayatnya, pria yang bekerja
> > sebagai manajer keuangan di anak perusahaan Sony Picture ini mengaku tengah
> > dililit krisis keuangan setelah dipecat dari perusahaan itu. "Ini keputusan
> > yang lebih terhormat," tulisnya.
> >
> > November tahun lalu, seorang pria juga menembak istri, dua putri mereka,
> > dan dirinya di Akron, Ohio. Padahal pria itu dikenal sebagai orang yang
> > santun. Seorang tetangga menceritakan anak-anaknya bahkan belajar piano dari
> > pria itu. Kerabatnya mengatakan pria itu berbuat nekat karena tak menemukan
> > cara membayar kredit rumah setelah diberhentikan dari pekerjaan.
> >
> > Kecenderungan menembak anggota keluarga yang berakhir dengan bunuh diri ini
> > menimbulkan kekhawatiran di kalangan psikolog dan peneliti kejiwaan di
> > Amerika. Dr Edward Charlesworth, psikolog klinis di Houston, bulan lalu
> > mengadakan penelitian tentang korelasi bunuh diri dan krisis ekonomi.
> > Berdasarkan penelitian itu, ia menyimpulkan orang akan cenderung berbuat
> > nekat dalam tekanan ekonomi.
> >
> > Penelitian ini dikuatkan dengan bukti kian naiknya pengaduan yang masuk ke
> > pusat-pusat bantuan pencegahan bunuh diri. Menurut Virginia Cervasio,
> > Direktur Eksekutif Samaritans of New York, yang menangani keluhan bunuh
> > diri, penelepon umumnya mengadu tak mampu lagi menanggung beban hidup
> > setelah krisis keuangan mendera.
> >
> > Sepanjang tahun ini saja, Switchboard of Miami, lembaga bantuan lainnya,
> > merekam 500 panggilan yang ber­isi keluhan senada. "Mereka mengeluh sudah
> > tak punya apa-apa, kehilangan rumah, pekerjaan, mobil," kata Ann Malone,
> > salah satu petugas.
> >
> > Krisis finansial sejak tahun silam memang menghancurkan sendi ekonomi
> > keluarga di negara adidaya itu. Lebih dari empat juta warga Amerika kini
> > menghadapi jatuh tempo utang properti. Mortgage Bankers Association, yang
> > mengurus kredit perumahan, mencatat sudah 500 ribu dokumen penyitaan yang
> > selesai diproses. Tahun ini diperkirakan jumlah itu akan meningkat drastis.
> >
> > "Sejarah menunjukkan kehidupan keluarga Amerika yang mapan memang mudah
> > rapuh jika krisis ekonomi melanda," kata Charlesworth.
> > Angela Dewi (AP, Latimes, Nytimes)
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke