nama Tuhannya pasti ALLAH SWT, krn tiada Tuhan selain ALLAH.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali 
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati 
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 
QS103:1-3

waktu adalah sesuatu yg sangat berharga bagi manusia, jika telah berlalu, tdk 
akan pernah kembali, yg tersisa hanyalah penyesalan, yg seringkali tiada 
gunanya lg, terlebih apabila waktu utk hidup di dunia ini telah semakin 
sedikit, sedangkan amal soleh tak byk dikerjakan sedangkan dosa yg telah 
diperbuat seluas bumi & langit.
Manusia tsb pasti benar2 dlm kerugian..




________________________________
From: Satrio Arismunandar <satrioarismunan...@yahoo.com>
To: Syiar Islam <syiar-is...@yahoogroups.com>; aipi_poli...@yahoogroups.com; 
is...@yahoogroups.com; ppiindia <ppiindia@yahoogroups.com>; HMI Kahmi Pro 
Network <kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com>; news Trans TV 
<news-tran...@yahoogroups.com>; kampus tiga <kampus-t...@yahoogroups.com>; 
sastra pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Forum Kompas 
<forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com>; jurnalisme 
<jurnali...@yahoogroups.com>; Anita Cemerlang <anitacemerl...@yahoogroups.com>
Sent: Monday, April 20, 2009 6:31:32 PM
Subject: [ppiindia] Mengapa Tuhan Sampai Bersumpah Atas Nama Waktu?







From: dkadarusman dkadarusman@ yahoo.com
Date: Monday, April 20, 2009, 9:54 AM

Artikel: Mengapa Tuhan Sampai Bersumpah Atas Nama Waktu?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Sumpah palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada tercantum dalam catatan 
sejarah. Dan sang maha patih, memegang teguh sumpah itu hingga dia bisa 
menunaikannya. Orang-orang yang konsekuen tidak sembarangan mengumbar sumpah. 
Sebab, mereka tahu bahwa sumpah itu pantang dilanggar. Dan jika seseorang 
bersumpah, biasanya kita menjadikan sumpah itu sebagai pegangan bagi sebuah 
kepercayaan. Bagaimana seandainya yang bersumpah itu adalah Tuhan? Guru mengaji 
saya disurau dulu menyampaikan sebuah petikan dari kitab suci yang menyatakan 
bahwa Tuhan bersumpah demi waktu. Lho, mengapa kok Tuhan bersumpah demi waktu? 

Dalam sebuah penerbangan international, kami berhenti untuk transit selama dua 
jam disebuah bandara. Para penumpang memanfaatkan waktu 2 jam itu untuk urusan 
masing-masing. Ada yang mampir ke toko buku. Ada yang mejeng di cafe. Dan, 
tentu saja ada yang belanja belanji. Satu jam lima puluh lima menit kemudian 
seluruh penumpang sudah kembali berada di pesawat untuk meneruskan perjalanan. 
Setidaknya begitulah yang dipikirkan orang-orang. Namun, tidak demikian halnya 
dengan data yang ada dalam catatan awak kabin. Sehingga pilot mengumkan bahwa 
pintu pesawat belum bisa ditutup karena masih menunggu 2 orang penumpang yang 
belum kembali. 

Para penumpang lain tidak terlampau peduli dengan pengumuman itu karena toh 
masih ada waktu 5 menit untuk terbang. Namun, ketika lima menit kemudian 
penumpang yang ditunggu itu belum juga kembali, mulai ada yang menggerutu. 
Sepuluh menit sesudah itu; mereka tidak kunjung muncul juga. Sudah ada yang 
mulai marah. Dan sekitar lima belas menit kemudian dari arah depan terdengar 
suara berisik. Oh, rupanya penumpang yang ditunggu-tunggu itu sudah masuk 
kedalam pesawat. Kedua tangan mereka menggenggan beragam barang belanjaan. Dan, 
ketika mereka melintasi gang menuju ketempat duduknya mereka berkata sambil 
cengar-cengir; "Walaaah pada nungguin..., sory sory ya...hihihi. ...." 
mendengar cekikikannya, orang tahu bahwa mereka sama sekali tidak menyesal. 
Dalam hati saya berbisik; "duh, ternyata mereka orang Indonesia... ...."

Dari jaket seragam yang dikenakannya, kita bisa tahu bahwa mereka berangkat 
dalam rombongan. Dan ketika mereka sampai ke kursi bersama rombongannya, 
temannya menegur;"kemana aja sih elo? Penumpang laen udah pada kesel tuch...."

Salah satu orang yang telat itu menjawab;"tapi kita ditunguin 
kaaaann....hihihi. ...." Hati saya kembali menjerit. Ingin rasanya telinga ini 
mendengar penumpang berkebangsaan lain berkata;"Tenang saja mas, kami semua 
tidak mengerti apa yang bangsa anda katakan..... "

Diruang meeting sebuah kantor di Jakarta; seorang penyelenggara rapat duduk 
menunggu. Lalu muncul seorang direktur. "Lho, yang lain pada kemanan nih?"
"Masih belum pada datang Pak," jawabnya.
"Wah, kalau begitu saya balik ke ruangan dulu. Kalau yang lain sudah datang, 
kasih tahu saya." Lalu beliau keluar dari ruang meeting. 

Setelah itu, direktur lain datang. Mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu pergi 
lagi. Direktur lainnya lagi datang. Bertanya lagi. Dan pergi lagi. Akhirnya, 
penanggung jawab rapat yang terbilang paling yunior itu hanya bisa mengurut 
dada.

Pada kesempatan lain, ada rapat sebuah lembaga pelayanan masyarakat. Para tokoh 
diundang untuk hadir membicarakan kepentingan masyarakat. Diundangan tertera 
rapat dimulai jam 19.30 WIB. Anehnya, tepat pada jam itu ditempat rapat baru 
ada 2 orang manusia aneh. Walhasil, rapat dimulai jam sembilan malam. Dan diisi 
perdebatan seru hingga larut malam.

Dua minggu kemudian, rapat lanjutan dilakukan. Seperti biasa, diundangan 
ditulis rapat dimulai jam 19.30 WIB. Kali ini, prestasi dicapai dengan lebih 
baik, karena rapat sudah berhasil dimulai pada jam 20.30 WIB. Lalu, salah 
seorang peserta rapat yang sok sibuk, dan pura-pura menghargai waktu angkat 
bicara. "Bapak pimpinan rapat," katanya. "Saya sangat menghargai rapat ini..." 
katanya. Seluruh mata memandang tajam kearahnya. "Karena," orang itu 
melanjutkan. "Rapat kali ini lebih baik dari rapat sebelumnya. Jika rapat 
sebelumnya kita molor satu setengah jam dari jadwal, namun rapat kali ini hanya 
molor satu jam saja." Semua orang memelototinya seperti melihat alien yang baru 
mendarat di kebun jagung orang.

"Saya berharap semoga rapat mendatang bisa terlambat setengah jam. Dan 
rapat-rapat selanjutnya, bisa terlambat enol menit......" Sang alien mengakhiri 
pidatonya. Setelah itu, terdengar tertawaan nyaris seperti di panggung pentas 
srimulat. Setelah argumen ini dan itu keluar, sang Alien akhirnya menyadari 
bahwa kata-katanya tidak bisa mengubah keadaan. 

Ketiga peristiwa yang saya ceritakan itu adalah kisah-kisah nyata yang 
sungguh-sungguh terjadi didunia ini. Hanya saja, saya sedikit menyamarkannya 
supaya tidak menyinggung kepentingan siapapun. Tapi, jika saya mengingat 
peristiwa-peristiwa itu; saya jadi mulai lebih mengerti; mengapa Tuhan 
bersumpah atas nama waktu. Mungkin saja kita tidak akan mengerti sepenuhnya 
mengapa Tuhan melakukan itu. Tapi, setidaknya itu menunjukkan bahwa Tuhan pun 
sangat prihatin dengan bagaiman cara kita menghargai waktu. Dan menghargai 
orang-orang yang menghargai waktu. 

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangka darusman. com/ 

Catatan Kaki: 
Menjadi orang yang menghargai waktu, kadang-kadang terlihat aneh. Namun, jika 
semakin banyak orang yang bersedia menjadi 'aneh' seperti itu, menghargai waktu 
bisa menjadi sesuatu yang tidak aneh lagi.

[Non-text portions of this message have been removed]


   


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke