Numpang FW kabar gembira dari dunia perfilmkan Indonesia:
 
 
Dari:
 
"avi" <alvira.zair...@citi.com






 

Sahabat,

Ada satu Film Keluarga pilihan untuk liburan sekolah Juni mendatang, judulnya 
“Garuda di dadaku” produksi SBO Film dan Mizan Production. Film ini akan 
diputar di bioskop tgl 18 Juni nanti.

Ini bukan iklan parpol Gerindra pastinya, dan jangan pula membayangkan Tora 
Sudiro ikut main di film ini dengan memamerkan tattoo garuda di dadanya, nanti 
jadinya cuma dagelan aja. 

Tapi film ini bercerita tentang impian seorang anak kelas 6 SD (Bayu-diperankan 
oleh Emir Mahira. Ciamik banget main bolanya..) untuk menjadi bintang sepak 
bola dan bagaimana kerja keras dan sepak terjangnya untuk mewujudkan impian 
tersebut.

Film ini menghibur dan juga sarat pembelajaran bagi:

1. Orangtua. Yang disentil disini adalah egoisme orangtua (di film ini kakek 
Bayu-diperankan oleh Ikranagara. Aktingnya teatrikal dan top oom..). Masih 
banyak orangtua yang memaksakan kehendaknya agar si-anak menjadi seperti yang 
diinginkan, tanpa memikirkan minat, bakat dan potensi si-anak (mungkin beberapa 
teman masih ingat tulisan saya tentang “Minat, bakat dan potensi anak” yang 
pernah saya post via email dahulu). 

2. Anak. Jika minat, bakat dan potensi sudah jelas, maka kejarlah cita-cita 
yang sejalan dengan itu!!. Bicarakan dengan orangtua. Karena pencapaian 
cita-cita yang sesuai dengan minat, bakat dan potensi kita akan lebih terasa 
mantab (pake ”B” biar lebih mantab lagi).

3. Manajer dan pelatih sepak bola. Di film ini seorang manajer cilik nya (Heri 
diperankan oleh Aldo Tansani. Natural banget aktingnya..) terlihat sangat 
mendukung lahir batin disamping ”menjual” si pemain sepak bola. Prof banget 
deh.. Ada juga pelatih sepak bola yang bersikap tegas, idealis tapi tetap 
manusiawi (diperankan oleh Ari Sihasale).

4.. Pemerintah. Semoga Pemerintah peka terhadap kenyataan di sekitar kita. 
Anak-anak membutuhkan ”lahan” bermain. Jangan hanya memikirkan ”lahan” untuk 
para investor saja.

Yang juga patut dicermati adalah ocehan-ocehan sang supir (Bang Duloh 
diperankan oleh Ramzi. Kocak tapi gak melenceng.. bagus..). Walaupun sangat 
lugu dan sederhana tetapi maknanya dalam. Seperti ucapannya: ”memang kalau 
berhenti main bola, persahabatan juga berhenti?”. Dalem banget..
Lalu ada lagi kalimat dari tukang bersih-bersih kuburan seperti ini: ”Jangan 
lari dari masalah, karena akan menimbulkan masalah baru”.. He..he.. bener 
banget.. Ini mengajarkan kita untuk tidak gentar meghadapi masalah dan pikirkan 
jalan keluarnya.

Tapi ada scene di film ini yang mengganggu saya, yaitu waktu Bayu mandi. 
Jebar-jeburnya bikin ciut hati.. boros air banget. Trus satu lagi, waktu Bang 
Duloh mencuci mobil, pake air dari selang. Ini bikin miris, lagi-lagi boros 
air.. Ayo dong upayakan dan tularkan terus hemat air.. green life style..

Menurut saya yang awam tentang film, film ini film yang bagus, karena selain 
menghibur juga mendidik. Bahasa kerennya “Entertaining & Inspiring” kali ya? 
Dialognya ringan dan natural. Kelakarnya juga masih dibilang ”normal”. Tidak 
vulgar seperti kebanyakan ditayangkan di TV. 

Orang-orang di belakang layar film ini adalah Shanty Harmayn/Produser, 
dedengkot JIFFest. Pecinta film pasti tahu nama ini. Beliau juga produser 
film-film Banyu Biru, Pasir Berbisik dll. Lalu Ifa Isfansyah/Sutradara. 
Walaupun ini film panjang layar lebar pertamanya tapi ia berhasil 
mengarahkannya menjadi film yang oke punya. Penulis skenario nya Salman Aristo. 
Gak asing kan? Beliau juga penulis skenario film Ayat-ayat Cinta dan Laskar 
Pelangi.

Masih ingat tentang film ”Laskar Pelangi”?. Itu film pertama dari Mizan 
Production. Dan Film “Garuda di dadaku” ini adalah film kedua nya. Bisa jadi 
film-film yang menghibur tapi punya pesan moral adalah trademark yang dibangun 
oleh Mizan Production. 
Selamat ya Mas Putut!! Pantas diacungi jempollah kalau begitu!! Karena kalau 
kita lihat film-film Indonesia sekarang, MasyaAllah, baca judulnya aja malu, 
apalagi nontonnya. Atau demam horor yang sangat tidak mendidik. Disana pocong 
disini pocong..hallaaahh..
Semoga Mizan Production tetap di jalur yang baik-baik.

Biasanya film-film dan sinetron di Indonesia sifatnya “latahan”. Ada film 
bertema horor, yang lainnya bikin film horor juga. Yang satu berjudul nama 
orang, lainnya bikin judul nama orang lagi. Kok rasanya kurang kreatif ya?

Nah, tapi kali ini saya berharap ada banyak yang latah dengan membuat film yang 
bagus begini. Menghibur dan mendidik, entertaining and inspiring.. Gak pa-pa 
deh.. Latah tapi demi kebaikan bangsa.. he..he. 

Ayo..ayo.. para produser film.. bikin film2 yang bagus lagi ya...
(sambil nunggu film bagus lainnya yg akan lahir, kita nonton film bagus ini 
dulu.. tgl 18 Juni 2009 :-))

Salam,
Alvira
email addr: bun...@yahoo.com

(posted on FB/alvira zairina & MP/benji101.multiply.com) 
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke