http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/05/06/4273.html

Rabu, 6 Mei 2009, 17:50:45 WIB

Pemulihan Ekonomi Indonesia Makin Baik

Jakarta: Kondisi pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi 
krisis perekonomian global mengalami perkembangan yang baik, dan tidak menutup 
kemungkinan kalau trend ini bisa terus dijaga maka inflasi tahunan di sekitar 5 
persen bisa dicapai.

Demikian dikatakan Plt. Menko Perekonomian, Sri Mulyani Indrawati, dalam 
keterangan persnya di ruang pers kepresidenan, Rabu (6/5) sore , usai mengikuti 
rapat terbatas (ratas) kabinet, di Kantor Presiden. Rapat terbatas hari ini 
membahas langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah di bidang perekonomian, 
politik, hukum, keamanan serta di bidang kesejahteraan rakyat.

Didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie, Sri Mulyani mengatakan, ”Posisi kas 
negara pada hari ini berada dalam posisi Rp. 127, 8 trilyun surplus atau valuta 
asingnya 8,8 milyar Dolar AS. Indeks harga saham meningkat dari mulai awal 
mendekati 20 persen. Rupiah sekarang di bawah Rp. 10. 500,-/Dollar AS. Harga 
minyak sudah agak meningkat , 53 .8 Dollar AS/barel dan indeks surat utang 
negara kita yang durasinya 10 tahun sudah dibawah 12 persen, atau tepatnya 11, 
75 persen ,” ujar Sri Mulyani

“Indikator ini, semuanya menggambarkan adanya suatu sentimen yang sangat kuat 
dan confidence konsumen secara umum menguat pada bulan terakhir, ini didukung 
deflasi pada bulan April sebesar 0, minus 0,31. Jadi tidak terjadi inflasi 
tetapi bahkan menurun dari harga-harga umum. Kontribusinya terutama pada beras, 
daging ayam, cabe. Jadi inflasi secara keseluruhan adalah 7,31 persen dan 
Januari sampai April hanya 0,05 ,” ujar Sri Mulyani. Kalau trend ini bisa terus 
dijaga, tambah Sri Mulyani, maka inflasi tahunan di sekitar 5 persen sangat 
mungkin bisa dicapai, dan ini suatu tanda yang baik bagi kondisi pemulihan atau 
menjaga daya beli masyarakat secara umum ,” kata Sri Mulyani

Dalam ratas tersebut , lanjut Sri Mulyani, juga dikonfirmasikan dari sisi 
indikator perdagangan, bahwa retail, terutama makanan, kemudian barang-barang 
seperti pakaian tekstil semuanya mengalami peningkatan yang sangat berarti. 
”Bahkan seperti otomotif termasuk motor juga mulai mengalami peningkatan. Ini 
dikonfirmasi dengan statistik impor kita untuk bahan baku dan bahan penolong 
terutama bulan Maret mengalami kenaikan sekitar 10 persen, dan ini 
menggambarkan bahwa sudah mulai terjadi suatu indikator awal, kegiatan produksi 
mulai meningkat lagi meskipun Januari hingga Maret impor kita mengalami 
kontraksi 36 persen dan Januari – Maret impor kita mengalami penurunan 32 
persen dari sisi nilainya,” ujar Sri Mulyani.


“Kita lihatnya trendnya, kalau seandainya Maret dan April masih akan dalam 
trend yang positif maka sesuai dengan yang disampaikan Mendag, sampai dengan 
akhir tahun volume dari eksport mungkin hanya menurun antara 5 dan 10 persen. 
Jadi masih ada di dalam perkiraan pemerintah ,” pungkas Sri Mulyani.

Selain itu, tambah Sri Mulyani, bidang lain yang disampaikan kepada Presiden 
antara lain RUU JPSK, RUU PPN dimana menunggu jadwal dengan DPR-RI untuk bisa 
membahasnya kembali.”Kita juga membahas hal-hal yang sifatnya reformasi di 
departemen Keuangan, yang disampaikan masih sesuai dengan program-program yang 
selama ini dilaksanakan ,” kata Sri Mulyani. "Saya juga melaporkan bahwa pada 
bulan Mei akan diselesaikan audit oleh BPK terhadap laporan keuagan pemerintah 
tahun 2008, untuk kemudian akan disampaikan kepada DPR, sebelum BPK juga akan 
menyampaikan kepada Presiden,” ujar Sri Mulyani.

Hadir dalam ratas yang dipimpin Presiden SBY itu antara lain Menko Polhukkam 
Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Plt. Menko Perekonomian Sri 
Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertanian 
Anton Apriyantono, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto serta Seskab 
Sudi Silalahi. (win)

 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke