http://www.republika.co.id/berita/51490/Aneka_Terapi_Warisan_Kedokteran_Islam


Aneka Terapi Warisan Kedokteran Islam

Kontribusi peradaban Islam dalam dunia kedokteran sungguh sangat tak ternilai. 
Di era keemasannya,
peradaban Islam telah melahirkan sederet dokter terkemuka yang telah
meletakkan dasar-dasar kedokteran modern. Dunia Islam juga tercatat
sebagai peradaban pertama yang memiliki rumah sakit yang dikelola
secara profesional.

Dunia kedokteran Islam di zaman kekhalifahan telah mewariskan sederet
peninggalan bagi peradaban modern. Salah satu peninggalan terpenting
dari kedokteran Islam adalah terapi kedokteran. Para dokter Muslim
melalui kitab atau risalah yang ditulisnya telah memperkenalkan aneka
terapi untuk mengobati beragam penyakit.

Para dokter Muslim di era kejayaan mencoba membuktikan hadis Rasulullah
SAW yang menegaskan bahwa ''semua penyakit pasti ada obatnya.'' Lewat
aneka terapi yang dikembangkannya, para dokter Muslim berhasil
menemukan metode penyembuhan penyakit berdasarkan penyebabnya.

Beragam jenis terapi yang dikembangkan kedokteran Islam itu antara
lain; aromaterapi, terapi kanker, kemoterapi, kromoterapi,
hirudoterapi, Parmacoterapi, Pisiterapi, psikoterapi, Pitoterapi,
urologi, litotomi,  dan terapi seksual.

Aromaterapi
Aromaterapi merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai
minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang
bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang.

Stanley Finger dalam karyanya bertajuk Origins of Neuroscience: A
History of Explorations Into Brain Function, mengungkapkan, 
penyulingan uap air  pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu
Sina (980 M – 1037 M). Ibnu Sina menggunakan penyulingan uap air itu
untuk membuat minyak esensial yang digunakan untuk mengobati pasiennya.
Metode pengobatan ini disebut aromaterapi. ''Ibnu Sina pun dijuluki
sebagai orang pertama yang mengenalkan aromaterapi,'' ungkap Finger.

Terapi kanker
Patricia Skinner dalam bukunya  Unani-tibbi, Encyclopedia of
Alternative Medicine, mengungkapkan, dokter pertama yang berhasil
melakukan terapi kanker adalah Ibnu Sina alias Avicenna. Dalam  Canon
of Medicine,   Ibnu Sina  mengungkapkan,  salah satu metode bedah yang
disertai pemotongan atau pembersihan pembuluh darah.

Prof Nil Sari dari Universitas Istanbul, Cerrahpasha Medical School
dalam tulisannya berjudul  "Hindiba: A Drug for Cancer Treatment,
menuturkan, pada abad ke-12 M,  ilmuwan Muslim bernama Ibnu al-Baitar
menemukan ramuan obat kanker atau tumor bernama "Hindiba". Obat kanker warisan 
peradaban Islam itu dipatenkan oleh Prof Nil sari pada 1997.

Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode perawatan penyakit dengan menggunakan zat
kimia. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara
eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
Dalam tulisan berjudul  The Valuable Contribution of al-Razi (Rhazes)
to the History of Pharmacy, disebutkan bahwa kemoterapi pertama kali
diperkenalkan seorang dokter Muslim legendaris bernama al-Razi alias
Rhazes (865 M-925 M) pada abad ke-10 M.

Al-Razi merupakan dokter yang pertama kali memperkenalkan penggunaan
zat-zat kimia dan obat-obatan dalam pengobatan. Zat-zat kimia meliputi
belerang, tembaga, merkuri dan garam arsenik, sal ammoniac, gold
scoria, zat kapur, tanah liat, karang, mutiara, ter, aspal dan alkohol.
 
Kromoterapi
Kromoterapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan
warna-warna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung
terapi utama. Menurut praktisi kromoterapi, penyebab dari beberapa
penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari
system dalam manusia.

Terapi ini ternyata juga dikembangkan Ibnu Sina. Avicenna sudah mampu
menggunakan warna sebagai salah satu bagian yang paling penting dalam
mendiagnosa dan perawatan.  Dalam  The Canon of Medicine, Ibnu Sina
mengungkapkan bahwa "Wwrna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit".

Ia juga telah berhasil mengembangkan grafik hubungan antara warna
dengan suhu tubuh dan kondisi fisik tubuh. Bahkan, Avicenna lebih
lanjut membahas kekayaan warna untuk menyembuhkan dan pertama untuk
membuktikan bahwa warna yang salah yang diusulkan untuk terapi dapat
menyebabkan tidak ada respons dalam penyakit yang spesifik.

Hirudoterapi
Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan
pacet/lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan, yang diperkenalkan
Avicenna dalam karyanya  The Canon of Medicine.   Ibnu Sina juga
mengenalkan penggunaan lintah sebagai perawatan untuk penyakit kulit.
Terapi Lintah menjadi salah satu metode yang disukai masyarakat  Eropa
pada abad pertengahan.

Dalam era lebih maju, pengobatan dengan lntah diperkenalkan oleh
Abd-el-latif pada abad ke-12 M, yang menulis bahwa lintah dapat
digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah operasi
pembedahan. Dia melakukannya, walaupun ia mengerti resiko menggunakan
lintah. Ia memberikan saran untuk pasien bahwa lintah harus dibersihkan
sebelum digunakan dan kotoran dan debu "yang melekat pada lintah harus
dihilangkan" sebelum penggunaan.

"Dia selanjutnya menulis bahwa setelah lintah menghisap darah keluar,
garam harus "diteteskan dibagian tubuh manusia," jelas Nurdeen
Deuraseh, dalam karyanya bertajuk "Ahadith of the Prophet on Healing in
Three Things (al-Shifa’ fi Thalatha): An Interpretational", Journal of
the International Society for the History of Islamic Medicine. 


Dari Fisioterapi Hingga Pitoterapi

 
Fisioterapi
Fisioterapi metode penyembuhan yang menitikberatkan untuk menstabilkan
atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang
terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.

Dokter Muslim mengembangkan metode terapi mulai dengan diet. Jika upaya
itu tidak bekerja pada pasien, dokter akan memberi resep obat dan
pengobatan. Namun, jika masih tidak bekerja, dokter akan  melakukan
operasi bedah. Fisioterapi ditentukan oleh dokter Muslim selalu
mancakup latihan fisik dan mandi.

Dokter Muslim Arab mengembangkan sistem diet secara rinci, yang terdiri
atas kesadaran defisiensi makanan, dan gizi yang sesuai merupakan item
yang penting dalam perawatan. Ezzat Abouleish, dalam bukunya 
Contributions of Islam to Medicine, menjelaskan bahwa obat-obatan
dibagi dalam dua kelompok, yakni obat tunggal/sederhana dan obat
jamak/campuran.

"Mereka mengetahui interaksi antara obat-obatan, mereka pertama
menggunakan obat tunggal, jika gagal, kemudian obat campuran digunakan
yang dibuat dari dua atau lebih campuran, dan jika metode konservatif
gagal, kemudian pembedahan diambil sebagai langkah terakhir," jelasnya.

Psikoterapi
Serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk
mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Dokter Muslim yang
menerapkan psikoterapi adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.  Psikoterapi
merupakan salah satu cabang ilmu terapi dari psikologi Islam. Psikologi
Islam menunjuk kepada  ilmu nafs atau kejiwaan pada dunia Islam,
khususnya selama era keemasan islam (Abad 8 M – 15 M) sampai abad
modern (abad 20 M21 M), dan berhubungan ke psikologi, psikiatri dan
neurosciences.
Fitoterapi

Fitoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak
tumbuh-tumbuhan untuk tujuan medis. Dalam Fitoterapi, Avicenna
memperkenalkan pengobatan menggunakan Taxus baccata L. dalam karayanya
The Canon of Medicine. Dia menyebut ramuan obat ini sebagai "Zarnab" 
yang  digunakan untuk menyembuhkan sakit jantung.

"Ini pertama kali diketahui menggunakan saluran kalsium penghalang
obat, yang belum digunakan di dunia barat Hingga tahun 1960,'' papar 
Yalcin Tekol dalam karyanya  "The Medieval Physician Avicenna Used an
Herbal Calcium Channel blocker, Taxus baccata L.

Urologi
Dokter Muslim dari dunia Islam membuat banyak kemajuan dalam bidang
urologi. "Muhammad ibnu Zakariya Razi memperkenalkan metode-metode
pengobatan saluran air kencing,'' tutur jelas Rafik Berjak dan Muzaffar
Iqbal, dalam karyanya  Ibn Sina - Al-Biruni correspondence", Islam
& Science.

Saat dokter lain berhadapan dengan manajemen pengobatan dan perawatan batu 
ginjal, radang, infeksi, dan gangguan seksual. Mereka merupakan
pemula kemajuan pembedahan mendekati untuk perawatan kencing batu
sebagai  seperti masalah penile dan scrotal, menggunakan teknik yang
masih digunakan oleh ahli fisika/dokter modern. "Mereka juga orang
pertama yang menghasilkan obat penguji untuk perawatan berbagai
penyakitsaluran kencing," jelas Al Dayel dalam karyanya "Urology in Islamic 
medicine".

Litotomi
Abdul Nasser Kaadan PhD, dalam karyanya  "Albucasis and Extraction of
Bladder Stone"   menjelaskan dalam lithotomi, Abu al-Qasim Khalaf ibn
al-Abbas Al-Zahrawi atau dikenal barat sebagai Abulcasis (936 M-
1013M), merupakan orang yang pertama yang berhasil melakukan
pencabutan  saluran kencing dan batu ginjal dari saluran air kencing
menggunakan instrumen/peralatan baru.  she/des/her


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to