http://www.republika.co.id/berita/51265/Antara_Garam_Hipertensi_dan_Jantung


Antara Garam, Hipertensi dan Jantung

GURIH: Waspadai asupan garam yang tinggi dari makanan gurih yang Anda konsumsi, 
seperti semangkuk popcorn atau chips kentang. Hal itu dapat memicu tekanan 
darah tinggi.

JAKARTA-- Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang sangat 
berbahaya, dan menyebabkan kematian. Sayangnya masih banyak orang yang 
menderita hipertensi tidak menyadarinya. Perlu diketahui, asupan garam yang 
berlebihan bisa menjadi pemicu.

Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas 
Indonesia, Dr. santosao Karokaro, SpJP mengatakan hipertensi sering disebut 
sebagai "The silent disease" karena hipertensi tidak memiliki keluhan dan tanda 
khas.

"Orang jarang sekali mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum 
memeriksakan dirinya ke dokter. Diperkirakan satu dari empat orang penderita 
hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya tinggi," ungkap Santoso pada 
peringatan hari hipertensi dunia yang selenggarakan Novartis Indonesia dan 
Yayasan Jantung Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan 
sekunder. Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya 
dengan jelas.

Santoso mengatakan, hipertensi primer disebabkan oleh bertambahnya usia dan 
stres. Sedangkan hipertensi sekunder bisa idkatakan penyebabnya sudah pasti 
misalnya ganjal yang tidak berfungsi dan terganggunya keseimbangan hormon.

Namun yang pasti, lanjutnya, gaya hidup lah yang menjadi faktor utama penyebab 
hipertensi. Misalnya, Pola makan masyarakat yang tidak seimbang.

"Hipertensi dianggap hal yang biasa karena terkait gaya hidup modern. 
Kegemukan, asupan garam yang tinggi, asupan alkohol adalah penyebab hipertensi 
yang banyak ditemukan dari tahun ke tahun," paparnya.

Lebih lanjut Santoso memaparkan hipertensi meningkatkan risiko gagal jantung, 
penyakit jantung koroner,demensia, kerusakan ginjal, stroke, kebutaan dan 
kematian. Juga fakta penting, bahwa seseorang dengan tekanan darah tinggi tidak 
harus menunggu bertahun-tahun  sebelum terjadi komplikasi.

"Hipertensi bisa menyerang tanpa peringatan, dan serangan pertama bisa  
merupakan yang terakhir," imbuhnya.

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah 
sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik 
adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi 
(saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung 
mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).

Kurangi asupan garam

Waspadai asupan garam berlebih karena garam merupakan sumber sodium yang utama 
dan faktor utama penyebab meningkatnya tekanan darah atau hipertensi yang dapat 
berkembang menjadi penyakit-penyakit kardiovaskuler.

Hipertensi terjadi jika ada peningkatan volume darah dan penyemputan pembuluh 
darah yang memaksa kerja jantung untuk memompa darah dan nutrisi. Garam 
menyebabkan tubuh menhan air dengan tingkat melebihi ambang batas normal tubuh 
sehingga dapat meningkatkan volume darah dan tekanan darah tinggi.

Dengan begitu garam menjadi cikal bakal penyakit yang menyebabkan kematian 
nomor satu di dunia yakni jantung. Secara global , menurut data Yayasan Jantung 
Indonesia, tujuh juta jiwa meninggal setiap tahunnya akibat tekanan darah 
tinggi.

Angka kematian ini bisa dicegah dengan merubah pola makan misalnya mengurangi 
asupan sodium. Meskipun sodium terkandung dalam garam namun 80% kandungan 
sodium  terdapat pada makanan yang diproses atau makanan kemasan.

"Mengurangi konsumsi garam menjadi 6 gr per hari dapat menurunkan resiko stroke 
hingga 24%," imbuh Santoso.

Di Indonesia menurut data dari Indonesian Society of Hypertension asupan garam 
harian mencapai 15 gr hingga dua kali liat yang direkomendasikan WHO yaitu 5 
sampai 6 gr per hari. Ada tiga tahap diet rendah garam yakni terdiri dari diet 
ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per 
hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari).

Dengan begitu pengurangan asupan garam secara nasional adalah cara paling cepat 
dan murah untuk mencegah penyakit kardiovaskuler, imbuhnya. Dalam hal ini peran 
aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menurunkan angka kematian akibat 
kardiovaskuler.

Selain pada garam sumber sodium yang perlu diwaspadai berasal dari penyedap 
masakan (MSG). Budaya masyarakat Indonesia dalam menggunakan MSG di setiap 
masakan sangat megkhawatirkan. Belum lagi jajanan bebas seperti bakso, soto 
atau makanan kemasan. Tanpa disadari, asupan garam per hari sangat tinggi yang 
dapat memicu tekanan darah semakin meningkat. (cr1/rin)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to