’SBY Minta Saya Jangan Kendor’’ 
 
 
APA yang dilakukan Ruhut Sitompul terkait dengan pernyataannya yang selalu 
kontroversial sepertinya sudah mendapat restu dari SBY.
  
Ruhut dan Rizal Mallarangeng dikenal sebagai Tim Bayonet yang dibentuk kubu 
SBY-Boediono. Tim Bayonet ini bertugas menyerang kubu lawan lewat kata pedas 
dan keras. 
  
Kepada Indonesia Monitor, Ruhut menjelaskan panjang lebar soal keberadaan Tim 
Bayonet. Berikut petikannya? 
  
Apakah benar Tim Bayonet itu ada? 
Tim bayonet itu sebetulnya sebutan dari teman-teman di tim sukses SBY-Boediono. 
Saya bersama Rizal Mallarangeng ada didalamnya. 
  
Apa peran anda didalam Tim Bayonet? 
Saya dituntut memerankan peran antagonis untuk memancing emosi lawan. Tugas 
utama meng-counter isu-isu miring yang merusak citra SBY-Boediono. Namun yang 
menjadi catatan adalah, kita tidak pernah menyerang lebih dulu dan tetap 
mengedepankan etika dan sopan santun. Kalau tim yang santunnya kan ada Pak Anas 
Urbaningrum, Pak Marzuki Ali. 
  
Apakah ‘insiden Arab’ sudah direncanakan? 
Begini, dari lubuk hati yang paling dalam, saya memohon maaf pada semua pihak. 
Kenapa sampai terjadi insiden tersebut. Itu karena Fuad Bawazier yang 
memulainya lebih dulu. Saya sudah cukup santun dan sabar mendengarkan 
pernyataan Fuad yang selalu mengatakan SBY tidak memliki prestasi apa-apa, 
bahkan Boediono dikatakan sebagai Ayatullahnya Neolib. Maka wajar apabila kita 
counter. 
  
Betul kalau anda disuruh minta maaf oleh Ketua umum Hadi Utomo? 
Di Tim Sembilan, saya bisa dikatakan kader Demokrat yang bukan pengurus harian 
yang dekat dengan Ketua Umum Hadi Utomo. Saya sudah ceritakan semuanya, beliau 
sangat paham dan mengerti dengan posisi saya saat itu. 
  
Apakah ada Rapat Badan Kehormatan Partai Demokrat yang khusus membahas masalah 
Anda? 
Buktinya saya masih duduk di Tim 9. Dan rapat tersebut sebetulnya tidak ada. 
Karena kita sudah sepaham dengan apa yang sebenarnya terjadi. 
  
Bagaimana dengan SBY? Pada saat Kasus Mubarok 2,5 persen, SBY mewakili partai 
langsung meminta maaf, sedangkan pada saat ‘Insiden Arab’ SBY biasa-biasa saja. 
Kenapa? 
SBY tahu betul dan paham dengan tugas saya. Bahkan dalam kampanye terbuka 
pertama di PRJ pada kamis (4/6) kemarin. Di depan ketua umum dan tim sembilan 
lainya, SBY mengatakan, Ruhut kamu jangan sampai kendor. Maju terus dan lakukan 
tugas yang saya perintahkan. Nah, saya pikir itu adalah buah kerja keras yang 
didasari rasa ikhlas yang saya lakukan selama ini. Jadi Beda dengan kasusnya 
Mubarok. 
  
■  Dimas Ryandi 
http://www.indonesi a-monitor. com/main/ index.php? option=com



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke