Refleksi : Nanti kalau Pak Boediono menjabat wakil presiden NKRI akan ada banyak pekerjaan, jadi mudah tidak lagi ingat. "Dulu tak ingat sekarang lupa", demikian kata pepatah, jadi harap menjadi maklum adanya.
http://www.pos-kupang.com/read/artikel/29528 Jangan Lupa Kami Pak Boediono PERSDA NETWORK/BIAN HARNANSA Foto keluarga Boediono yang terpajang di salah satu ruang di kediaman Jalan Mampang Prapatan, Jakarta. Sabtu, 27 Juni 2009 | 12:36 WITA ENDE, POS KUPANG.Com -- "Jangan lupa kami kalau Bapak Budiono sudah jadi Wakil Presiden". Demikian kalimat yang terlontar dari mulut salah seorang warga Ende yang berdesakan di antara kerumunan massa saat Cawapres Boediono tiba di Bandara H Hasan Aroboesman Ende, Jumat (26/6/2009). Boediono menanggapi kalimat warga tadi dengan senyum sambil berjalan menghampiri warga dan menyalami mereka. Kehadiran Boediono sudah ditunggu masyarakat. Begitu Cawapres pendaping SBY ini turun dari tangga pesawat, massa di luar pagar bandara langsung melambaikan bendera Merah Putih dan tepuk tangan. Boediono langsung berjalan menuju pagar dan menyalami warga yang mengulurkan tangan mereka dari luar pagar. Dari bandara, Boediono diarak keliling kota Ende. Ratusan sepeda motor dan puluhan mobil mengiringi Boediono dan rombongan. Bahkan ketika tiba di tempat penginapan, massa tetap setia menunggu Budiono di luar Hotel Safari. Warga akhirnya bubar setelah Budiono masuk ke hotel untuk beristirahat. Tim Sukses SBY-Budiono, Rizal Malarangeng kepada Pos Kupang di Hotel Safari-Ende, mengatakan, Boediono ingin melihat kondisi Ende sebagai kota sejarah yang kerap dilupakan. "Kedatangan Pak Budiono tidak semata-mata untuk kampanye tetapi untuk melihat Kota Ende sebagai kota sejarah karena di kota ini Pancasila sebagai dasar negara lahir dari pemikiran Bung Karno ketika beliau diasingkan oleh Belanda ke sini," kata Rizal. Rizal mengatakan kalau Tuhan berkenan dan rakyat mempercayai SBY-Budiono memimpin bangsa Indonesia lima tahun mendatang maka pasangan ini akan memperhatikan masyarakat NTT umumnya, dan Ende khususnya. Ditanya tentang isu neoliberal yang dilancarkan untuk menghadang Boediono, Rizal mengatakan bahwa isu itu sengaja dihembuskan oleh lawan-lawan politik yang tidak suka pada sosok Budiono. "Ada fakta yang harus diketahui bahwa sejak 20 tahun lalu Pak Budiono telah menulis berbagai buku mengenai ekonomi Pancasila. Itu yang tidak diketahui orang," kata Rizal. Sekretaris SDM DPP Partai Demokrat, Fredrikus Lusti Tulis mengatakan kedatangan Budiono ke Ende sebagai bentuk empati beliau kepada masyarakat NTT. Pihaknya menargetkan pasangan SBY-Budiono dapat meriah suara di NTT sekitar 60 hingga 70 persen. Sedangkan Relawan Indonesia Muda (RIM) NTT, Kasimirus Bera Bheri, mengatakan pihaknya menaruh kepercayaan kepada pasangan SBY-Budiono dalam hal pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Hanya pasangan ini yang tegas memberantas KKN. (rom) [Non-text portions of this message have been removed]