http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009062723022516

      Minggu, 28 Juni 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Tiga Model Atasi Kemiskinan! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya

      "DEBAT calon presiden (capres) putaran dua di Metro TV (25-6) adu konsep 
mengatasi kemiskinan dan pengangguran!" ujar Umar. "Megawati mengajukan konsep 
gotong royong dan pendayagunaan sumber alam! SBY lewat intervensi pemerintah ke 
sistem ekonomi pasar! Sedang JK peningkatan pertanian dan perniagaan yang 
menampung 60% tenaga kerja! Mana yang paling jitu?"

      "Ketiga konsep kalau dijalankan secara fokus, efektif, dan konsisten sama 
jitunya!" jawab Amir. "Tapi cuma jitu dalam konsep! Selama ini juga banyak 
konsep bagus! Masalah kita selalu justru implementasinya--pada tataran praksis! 
Konsep sebagus apa pun, pada tahap pelaksanaannya selalu menyimpang, tak 
mencapai sasaran! Faktor kekurangan pelaksana lapangan yang mumpuni dan 
berdedikasi, menjadi penyebab kegagalan nyaris segala bentuk program! Memang 
ada satu dua kelompok yang berhasil lalu dijadikan window dressing--contoh 
sukses-- program lewat iklan retorika televisi! Tapi mayoritas lainnya, 
menyisakan masalah! Seperti KUT, jadi tumpukan kredit macet!"

      "Tapi 55% dari pengangguran kita tamatan SMP ke atas! Jutaan orang pula 
sarjana!" timpal Umar. "Apakah mereka belum mumpuni dijadikan pelaksana 
lapangan?"

      "Dalam debat capres itu kan dibahas masalah pendidikan yang tidak 
nyambung (link and match) dengan dunia kerja!" tegas Amir. "Akibatnya, untuk 
mendapatkan jumlah yang cukup bagi tenaga pelaksana lapangan buat setiap konsep 
itu, perlu waktu melatih sedikitnya lima tahun! Keburu habis satu masa jabatan 
presiden! Itu belum bicara soal anggaran dan pelatih, butuh waktu pula 
penyiapannya--jika seorang presiden fokus untuk ini, buat jangka panjang bagus, 
tapi prestasi pada masa jabatanya bisa jeblok!"

      "Mungkin itu penyebab usaha pengentasan kemiskinan dan pengangguran 
selama ini hasilnya selalu kurang memuaskan!!" timpal Umar. "Karena 
dilaksanakan secara simbolik lewat program-program makroekonomi, tak bisa 
secara mendasar membangkitkan warga miskin dengan kemampuan mandiri dalam 
kelompok-kelompok organisme yang terpadu sebagai tim kerja dengan panduan 
pelaksana lapangan berdedikasi!"

      "Semua model yang diajukan capres butuh tenaga lapangan yang mumpuni 
membangun kelompok kegiatan terpadu hingga menjadi organisme hidup yang mampu 
survival dan fungsional bagi meningkatkan kesejahteraan setiap anggota 
kelompok!" tegas Amir. "Tanpa itu, semua model cuma bagus dalam konsep, 
suksesnya sebatas retorika!" ***
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke