Cendrawasih Pos
3 Juli 2009




Bintang Kejora Berkibar di 5 Tempat

Kapolda: Itu Untuk Cari Perhatian Saja 

JAYAPURA - Meski Polda Papua telah melakukan antisipasi terhadap 1 Juli yang 
diklaim merupakan HUT Organisasi Papua Merdeka, ternyata Bendera Bintang Kejora 
yang merupakan simbol Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan telah berkibar 
di 5 tempat berbeda di wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom.


Setidaknya, Bendera Bintang Kejora dilaporkan telah ditancapkan di depan pagar 
SMPN 5 Keerom di Kampung Yanamaa, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, sekitar pukul 
03.00 WIT kemarin. Tidak jauh dari tempat tersebut, ditemukan juga Bendera 
Bintang Kejora Dikibarkan di Kampung Workwama, Perkebunan Kelapa Sawit Pir 2 
Arso, tepatnya di perbukitan dengan ketinggian sekitar 50 meter dari jalan 
utama. 


Selain itu, dikabarkan juga, bendera bercorak cerah itu berkibar sekitar pukul 
05.45 WIT di dua tempat terpisah di Sentani, Kabupaten Jayapura, yakni di atas 
sebuah gunung di belakang Koramil. Bendera di pasang badan salib. Sementara 
Bendera Bintang Kejora lainnya dikibarkan di ujung landasan Bandara Sentani, 
Kabupaten Jayapura. 


Tidak hanya itu, bendera milik OPM tersebut diduga juga telah dikibarkan di 
sebuah tempat di Waena, yakni di daerah perbatasan antara Kota Jayapura dengan 
Kabupaten Jayapura. Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, 2 Bendera Bintang 
Kejora yang dilaporkan berkibar di Sentani diperkirakan telah dikibarkan sejak 
malam harinya dan baru diketahui pukul 06.00 WIT pagi hari, dan barang bukti 
berupa bendera tersebut khususnya di atas bukit langsung diamankan oleh pihak 
Koramil Sentani.


Kapolres Jayapura, AKBP Mathius Fakhiri SIK, saat dikonfirmasi, membenarkan 
adanya aksi pengibaran bendera pada dua titik tersebut.
"Ya memang ada informasi yang kami dengar seperti itu adanya pengibaran bendera 
di Bandara Sentani dan di atas bukit di belakang Koramil Sentani," ungkapnya 
kepada Cenderawasih Pos disela-sela anjangsana di Panti Asuhan dan Pondok 
Pesantren YPKP Sentani, Rabu, (1/7).
Kata Kapolres, meski mengetahui ada informasi pengibaran bendera, namun barang 
bukti (BB) belum ditemukan. Untuk itu, penyidik akan mengkonfirmasikan ke pihak 
Koramil guna mengetahui secara pasti tentang permasalahan pengibaran Bintang 
Kejora itu. 
Termasuk siapa saja yang mengetahui akan persoalan itu diharapkan 
partisipasinya memberikan informasi, termauk barang bukti kepada penyidik. 
"Namun persoalan itu akan tetap ditindaklanjuti untuk mengetahui siapa 
sebenarnya pelaku dan dalang utama pengibaran Bintang Kejora tersebut," jelas 
Kapolres Fakhiri.


Menanggapi adanya pengibaran Bendera Bintang Kejora ini, Ketua Dewan Adat 
Papua, Forkorus Yomboisembut menandaskan, bila dilihat dari 
pengalaman-pengalaman sebelumnya aksi pengibaran bendera itu bukan dilakukan 
oleh masyarakat adat Papua, tapi pihak lain yang dengan sengaja memanfaatkan 
situasi yang ada guna mengkambing hitamkan orang atau organisasi tertentu. 
Kedua, jika memang orang adat Papua yang mengibarkan, maka orang itu digunakan 
oleh para penguasa yang memiliki kuasa, uang dan fasilitas yang kemudian oknum 
itu menjadi agen provokasi.


"Saya lihat ini bermuara bagaimana penguasa itu menjerat organisasi tertentu ke 
masalah hukum. Contohnya saja yang dulu ditemukan di kantor DAP ada senjata, 
padahal mana ada kami punya senjata?," tandas Forkorus di kediamannya, kemarin.
Menurutnya, setelah organisasi tersebut dijerat hukum, maka langkah selanjutnya 
penguasa itu membersihkan orang tadi gunakan itu guna tidak diketahui siapa 
yang menjadi pelaku yang sebenarnya.


Ditegaskan, jika dilihat dari lokasi pengibarannya, yaitu di belakang Koramil 
di Sentani, sudah pasti itu adalah orang pintar bukan orang bodoh. Dan orang 
itu sudah pasti diiming-iming dengan janji. "Ya nyatakan bahwa pada dasarnya 
skenarionya sudah diatur sedemikin bagus untuk memojokan organisasi tertentu 
yang bertujuan memberikan efek jera," tukasnya lagi.


Ia juga mempertanyakan bahwa kenapa selama ini jika pihak TNI yang menemukan 
dan menahan BB Bintang Kejora. Nah ini jelas suatu kejanggalan karena TNI 
tugasnya bertempur, dan kenapa itu tidak diserahkan ke Polisi yang punya 
kewenangan untuk melakukan penyidikan itu.
Ditambahkannya, setahu dirinya jika TPM menaikan Bintang Kejora, mereka tidak 
menaikan di belakang Kantor Koramil dan lainnya, tapi mengibarkan di markasnya 
atau tempat-tempat yang sudah dikhususkan. Dan itupun melalui prosesi penting, 
contohnya menyanyikan lagu kebangsaan.
Terkait dengan itu, diharapkan kepada masyarakat Papua supaya tetap tenang, 
jangan terpengaruh dengan isu yang tidak bertanggungjawab, jangan ikut jadi 
agen profokasi, supaya tidak terlibat dalam kasus hukum, karena itu tidak ada 
untungnya.


Sementara untuk Bendera Bintang Kejora yang berkibar di dua tempat di Kabupaten 
Keerom sempat diturunkan oleh anggota Polres Keerom setelah mendapatkan 
informasi dari masyarakat, selanjutnya diamankan ke Mapolres Keerom bersama 
kayu sekitar 3 meter yang digunakan untuk menancapkan bendera tersebut. 
Diketahui, bendera tersebut diperkirakan berukuran 1 meter x 72 cm. Hingga kini 
pelaku pengibaran belum diketahui, diduga mereka langsung melarikan diri 
setelah mengibarkan bendera tersebut, seperti kejadian-kejadian sebelumnya. 


Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto saat dikonfirmasi membenarkan 
adanya pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut. Hanya saja, Kapolda mengakui 
baru mendapatkan laporan pengibaran bendera bintang kejora tersebut di dua 
tempat di Keerom. "Sesuai laporan yang saya terima hanya di daerah Keerom saja, 
itupun sudah diantisipasi," kata Kapolda Bagus Ekodanto di Lapangan SPN 
Jayapura usai upacara HUT Bhayangkara ke-63, 1 Juli 2009 kemarin.


Kapolda mengatakan informasi yang diperolehnya, bahwa pengibaran bendera 
Bintang Kejora itu ditempatkan di depan pagar sekolah SMPN 1 Keerom dan 
beberapa meter jalan arah bukit di Kampung Workwama, Keerom.
Kapolda menilai pelaku yang mengibarkan merupakan masyarakat yang tidak puas, 
karena kesejahteraan atau hal lainnya sehingga melakukan hal tersebut. "Itu 
bentuk mencari perhatian saja," ungkap Kapolda. 


Yang jelas, tegas Kapolda Bagus Ekodanto, pelaku pengibaran Bendera Bintang 
Kejora tersebut, jelas melakuakn pelanggaran terhadap ketertiban umum. " Mereka 
melanggar ketertiban umum, maksudnya dalam arti kepentingan orang per orang, 
bukan kelompok. Yang pasti, dilakukan oleh orang perorang dan sampai saat ini 
belum ada yang mengaku bertanggungjawab," ujarnya. 


Sementara itu ditanya kekuatan TPN/OPM di Papua? Kapolda mengakui belum tahu 
secara persis, namun yang jelas kelompok tersebut ada di Tingginambut, 
Kabupaten Puncak Jaya, perbatasan Papua New Guinie (PNG) namun relatif kecil 
jumlahnya. 
Kapolda menegaskan bahwa pada peringatan HUT Bhayangkara 1 Juli 2009 ini, jauh 
relatif aman di seluruh Papua, apalagi kesadaran masyarakat juga makin 
meningkat, karena mereka mengetahui bahwa pengibaran Bendera Bintang Kejora 
tersebut merupakan kepentingan orang-orang tertentu saja. 
Khusus di Tingginambut, Puncak Jaya, Kapolda mengungkapkan bahwa 3 hari lalu, 
sempat terjadi insiden penembakan terhadap iring-iringan masyarakat yang 
membawa bahan makanan lewat jalan dari dari Wamena-Mulia, namun namun tidak ada 
korban jiwa dan hanya mengenai kendaraan saja. "Tim saya dari Brimob juga sudah 
lidik di Tingginambut," ujarnya. 


Terkait dengan pengamanan Pemilu presiden yang sudah dekat, Kapolda menambahkan 
pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan KPU Provinsi Papua untuk mempersiapkan 
Pemilu lebih baik, sehingga pihaknya berharap pelaksanaan Pilpres lebih baik 
dari Pemilu legislatif beberapa bulan lalu. "Semoga tidak terjadi ( gangguan 
keamanan, red) dan kita terus lakukan upaya untuk mengantisipasinya," imbuhnya. 
(nls/bat) 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke