Skenario Terbaru Terorisme Indonesia, Intelegent Asing Bermain
http://www.maubaca. com/serba-serbi.html
Maubaca.com.- Pengeboman Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton Jum'at (17/7) 
merupakan rangkaian pengeboman di Indonesia yang sampai saat ini belum juga 
ditemukan akar permasalahannya oleh aparat hukum dan  dunia intelegent 
Indonesia.

Kemunduran daya indus dunia intelegent Indonesia bisa dilihat dari pernyataan 
presiden sesaat setelah bom meledak yang menegaskan Bom kuningan terkait 
dengan  sekelompok orang yang tidak menerima hasil pilpres.

Sangat menarik jika kita menelusuri data-data lama yang membahas dunia 
intelegent terutama yang terkait dengan persoalan terorisme di Indonesia. 
Pandangan beberapa anggota komunitas intelegent yang indentitas mereka 
disamarkan sebenarnya dapat memberi gambaran betapa kompleksnya masalah 
terorisme di Indonesia. 

Pandangan serupa dengan angggota kemunitas intelegent juga bisa kita dapatkan 
dari Umar Abduh mantan tapol Anggota Jama’ah Imran.

Menurut Umar Faksi JI radikal itu dipegang oleh Hambali, Zulkarnaen, Dulmatin. 
Azahari kan sudah diketahui bahwa dia adalah anggota Intelejen Polisi Diraja 
Malaysia. Dia dulu pernah sekolah intelejen di MI-6 (Sekolah Intelejen di 
Inggris) selama satu tahun. Jadi JI yang radikal ini dikendalikan oleh para 
intelejen dan mengepung JI yang berfaksi lainnya.

Diakui oleh Umar telah terjadi konspirasi global, seperti Al Faruq dan 
sebagainya. Mereka itu memiliki tingkat konspirasi mulai dari tingkat Asean 
sampai dunia. Negara yang mengendalikan mereka di antaranya MI-6, Italia, 
Belanda, dan semua negara di Asean. Imamnya intelejen ini kan Vatikan. Di sana 
ada sekolah khusus un¬tuk intelejen. Semuanya sekolah intelejen itu kiblatnya 
Vati¬kan. CIA juga mengarah ke Vatikan.

Zulkarnain itu adalah komandan Azahari di seluruh Asia Tenggara. Maka kalau 
dilihat dari segi ini, posisi Azahari itu sebagai apa? Dulu itu Azahari itu 
sama sekali tidak punya nama. Bahkan dia berada di bawah Mantikinya Nasir 
Abbas. Demikian juga dengan Noordin M Top. Lalu bagaimana pola hubungannya, 
bila Azahari adalah Intel dari Diraja Malaysia dan pernah sekolah intelejen di 
Inggris? ( lihat FORUM KEADILAN: No. 31, 4 Desember 2005, hal. 26-31 )

Keterlibatan Intelegent asing juga diperkuat dengan diskusi dalam sebuah blog 
intelegent indonesia yang digagas oleh seorang Intelegent Senior dengan sandi 
senopati wirang.

Dalam diskusi yang telah di onlinekan tanggal 16 Juni 2007 lalu dengan judul 
"Skenario Terbaru Terorisme Indonesia", terungkap secara gamblang kedudukan dan 
skenario terbaru terorisme yang akan diterapkan di Indonesia, dan skenario ini 
setidaknya terbukti dalam pengemboman di dua hotel bergengsi di wilayah 
Kuningan Jakarta.

Berikut transkrip lengkap diskusi para pelaku intelegent dalam blok I-I.


Skenario Terbaru Terorisme Indonesia
Oleh senopati wirang
Watak hangat-hangat tahi ayam Indonesia sangat dipahami oleh mayoritas pengamat 
Indonesia (Indonesianis). Hal ini tentu saja dipahami sepenuhnya oleh intelijen 
asing yang menjadikan Indonesia sebagai tempat bermain yang menyenangkan. Baik 
dari sisi kerjasama maupun upaya merubah wajah Indonesia semuanya menyenangkan.

Dalam menghadapi masalah terorisme, sudah mulai tampak tanda-tanda kembali pada 
posisi normal, dimana masalah terorisme dianggap hal yang kurang penting oleh 
sebagian besar bangsa Indonesia. Tidak lebih dari urusan kriminal sejumlah 
pelaku yang dicitrakan sebagai kelompok Islam garis keras. Hal itu tentu sangat 
mengkhawatirkan bagi pihak yang berkepentingan mengangkat kembali msalah 
terorisme sebagai masalah paling penting di negara ini.

Padahal masalah pembangunan pertanian dan industri serta sejumlah bencana besar 
seharusnya menjadi prioritas utama di negara ini.

Akan sia-sia upaya pemeliharaan ancaman teroris di Indonesia bila tidak ada 
lagi ledakan, dan yang ada hanya kejar-kejaran sperti Tom and Jerry yang sudah 
tahu persis dimana, bagaimana dan bilamana dilakukannya.

Terkait dengan adanya rencananya kelanjutan perang melawan teror yang dimotori 
AS, maka Blog I-I menghimbau kewaspadaan publik atas ancaman bom yang mungkin 
akan terjadi lagi mulai saat ini sampai masa pemilu 2009. Tujuannya jelas untuk 
membela pandangan bahwa terorisme masih ada dan sangat berbahaya di Indonesia.

Blog I-I sudah hampir putus harapan dengan komunitas intelijen nasional dan 
khususnya Kepolisian yang sangat main-main dengan upaya penuntasan gerakan 
teroris. Semua senang bila ada dana segar untuk kegiatan, sementara sasaran 
pelaku teror sudah ada di tangan. Namun ada secercah cahaya karena Blog I-I 
berhasil mendeteksi sejumlah jaring intelijen yang cukup baik dan bekerja 
secara ideal dalam mengungkap keseluruhan skenario terorisme di Indonesia.

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh Tim Kontra Teroris Indonesia adalah bahwa 
akan terus ada kejutan di luar daftar yang sudah dimiliki. Kejutan itu mau 
tidak mau akan berbentuk ledakan. Ini bisa terjadi karena musuh sesungguhnya 
bukanlah sesama bangsa Indonesia yang terpengaruhi untuk melakukan tindakan 
teror, melainkan the puppet master yang bergerak di belakangnya.

Akar Terorisme di Indonesia adalah masuknya agen-agen yang memusuhi Islam serta 
mengarahkan para alumni Mujahid untuk melakukan tindakan teror. Mengapa Blog 
I-I sangat yakin, hal ini tampak dari fakta bahwa para Mujahid asal Indonesia 
pada umumnya adalah orang-orang sederhana yang ingin mengabdikan hidupnya untuk 
tegaknya agama Islam. Sangat tidak benar, bahwa Mujahid Indonesia adalah orang 
miskin dan berpendidikan rendah. Hal ini adalah propaganda musuh Islam yang 
sengaja masuk dalam bentuk informasi menyesatkan. Lihat sendiri bagaimana 
kondisi pejuang asal Indonesia di sebagian wilayah Timur Tengah, mereka adalah 
orang-orang yang tidak mabuk harta seperti kebanyakan pemimpin di negeri ini.

Sekali lagi, kelemahan mereka justru pada lemahnya kewaspadaan bahwa mereka 
diperalat oleh agen-agen penyusup untuk merubah sikap tegas dalam memegang 
ajaran Islam menjadi gerakan teroris. Alasan berupa teror satu-satunya jalan 
karena jalan lain sudah tertutup oleh kapitalisme global adalah rayuan yang 
cukup berhasil. Apalagi bila dihadapkan dengan fakta betapa kuatnya AS dan 
sekutunya, dan tragedi WTC adalah pemicu untuk aktifnya hampir seluruh sel di 
dunia. Padahal sel-sel tersebut sudah dalam genggaman intelijen, termasuk di 
Indonesia. Adalah soal pilihan untuk segera menghancurkan atau menjadikannya 
mainan.
Dari berbagai arah CIA membidik serta menghangatkan suasana perang melawan 
teror di Indonesia. Itulah mengapa BIN pernah memberikan peringatan kepada CIA 
bahwa BIN tahu gerakan mereka melalui salah satu agennya, lihat Sidney Jones. 
Lihat juga Why Sidney Jones. Hal ini menjadi semakin menarik bila kita 
berkunjung ke indymedia
Namun kemudian terjadi kesepahaman dengan rejim SBY untuk memerangi terorisme 
dari berbagai arahnya.

Saran dari Blog I-I, selidiki akar terorisme dengan pengungkapan seluruh 
jaringnya termasuk infiltran yang mendorong alumni Mujahidin untuk melakukan 
tindakan teror.

Hal yang sangat ditakuti adalah apabila seluruh elemen Islam garis keras maupun 
moderat semua sadar dengan permainan intelijen ini, sehingga terbuka dialog 
yang lebih baik. Namun saat ini sudah ada upaya pembentukan konflik antara 
Islam berorientasi internasional dengan Islam asli Indonesia (NU & 
Muhammadiyah), sehingga Islam di Indonesia tidak akan pernah kuat. Hal cukup 
menarik adalah semakin kuatnya pengaruh propaganda liberalisme Islam yang 
sesungguhnya memiliki dasar sederhana nasionalisasi sekulerisme, namun semakin 
kebabalasan dengan menyentuh berbagai aspek kehidupan beragama yang membuat 
marah kelompok Islam tradisional maupun internasional.

Semoga tidak adalagi ledakan, yang sesungguhnya rencananya tidak bergantung 
pada ditangkapnya AD, NMT atau siapapun, karena dengan mudah akan ada pemimpin 
baru yang sudah disusupi oleh infiltran, contoh faktual adalah Umar Farouq.

Kepada segenap komunitas pejuang Jihad yang meyakini perang adalah kewajiban, 
mohon direnungi baik-baik.

Sekian

# posted by senopati wirang : 7:27 AM


Comments:

Setelah sekian lama saya sempat "terbawa" dengan propaganda "kekejaman TNI" 
sehingga agak kurang senang dengan korps tentara dan pendukungnya, harus saya 
akui, tulisan Blok I-I ini kembali membukakan mata saya tentang berpikir 
rasional dan pentingnya nasionalisme.
Saya setuju bahwa NKRI adalah harga mati!!! Mari berpikir makro dan memulainya 
dengen tindakan mikro, semoga semakin banyak warga negara yang sadar pentingnya 
NASIONALISME.
# posted by Anonymous Anonymous : 10:46 AM
 
Hmm.. menurut saya tepat sekali analisa di artikel ini.. dari pengakuan Abu 
Dujana sendiri sewaktu di wawancarai oleh sebuah televisi, bahwa dia pernah 
bertemu dengan Noor Din M Top dan Dr. Azhari, dan mengajak mereka berdua 
bergabung dengan kelompoknya abu dujana (JI). Akhirnya Noordin & Azhari mau 
bergabung, tapi nggak mau mengikuti cara perjuangan nya JI. ..
Jika statement abudujana diatas benar maka ada beberapa kesimpulan, menurut 
saya :
1. Noordin & azhari awalnya bukan bagian dari JI.
2. Bisa jadi noordin dan azhari adalah agen amerika yg sengaja disusupkan ke 
tubuh JI.

Rgds
Mrx.
# posted by Anonymous Anonymous : 10:06 AM

 
@Anonymous berkata...
.....................
Jika statement abudujana diatas benar maka ada beberapa kesimpulan, menurut 
saya :
1. Noordin & azhari awalnya bukan bagian dari JI.
2. Bisa jadi noordin dan azhari adalah agen amerika yg sengaja disusupkan ke 
tubuh JI.

<==== mungkin bisa ditambahkan point ke tiga,yakni : 3. Bisa jadi noordin dan 
azhari adalah agen malaysia yg sengaja disusupkan ke tubuh JI.
# posted by Anonymous bajil : 12:38 PM
 

Saya setuju, terlalu tergesa-gesa mengatakan kalo pelaku bom itu JI. 
Kelihatannya ada kepentingan politik lain dan mereka cuma dimanfaatkan. Anehnya 
juga kenapa pemboman itu terjadinya di Indonesia. Jujur saja saya cuma ingin 
negara kita damai dan aman.
# posted by Anonymous Anonymous : 3:07 AM

 
Anonymous berkata...
--------------------
Anehnya juga kenapa pemboman itu terjadinya di Indonesia.Jujur saja saya cuma 
ingin negara kita damai dan aman. <=== jadi ingat semboyan "Malaysia, Trully 
Asia" :)
# posted by Anonymous bajil : 11:47 AM

 
Tentang JI ada beberapa hal yang perlu di garis bawahi..! Tsar telah mengikuti 
gerakan ini ketika Tsar masih sangat Junior..! ada beberapa Level yang di 
lewati melalui bukti Kesetiaan dan Loyalitas terhadap Organisasi ini Secara 
Umum Tugas Pokoknya adalah mengembalikan Kejayaan Islam..! Akses jaringan 
berdasarkan data yang di miliki pemerintah sekarang adalah benar adanya bahwa 
terjadi Link di wilayah ASEAN yang menjadi basis sentral untuk operasi wilayah 
TIMUR sedangkan Basis Wilayah BARAT adalah AFGANISTAN tetapi sebenarnya pola 
gerakan Operasi Timur dan Operasi Barat adalah berbeda ..! gerakan wilayah 
Barat Cenderung menggunakan cara-cara kekerasan,Head Officer sebenarnya ada di 
Bangladesh Struktur Organization menggunakan Struktur Human Body Structure ala 
Filsuf Yunani. Tentang Head Officer Wilayah Timur benar adanya memang dari 
wilayah Jawa Timur ( Perak). tentang model perekrutan adalah pendekatan Heart 
to Logic in Intelect Area ( sasaran adalah
 universitas ternama yang menghasilkan calon calon kaum intelektual )ini jelas 
berbeda dengan gerakan wilayah Barat yang model perekrutan adalah dengan 
Syari'at yang keras . perbedan model Syari'at dengan Model Hakekat ( model yang 
di gunakan kaum nahdliyin NU )adalah hekekat adalah pendekatan ke hati ..! jadi 
ketika di tilik dari urutan organisasi ada beberapa hal yang menyebabkan JI 
menjadi Target BLACK_SHIP jadi penanganan JI harus lebih berhati2 dari pada 
penganan terhadap EKSEKUTOR TERORISME . Peran Counter Teroris di wilayah NKRI 
sebenarnya sudah mulai tepat jika mulai menggunakan pendekatan ke pesantren 
kaum Nahdliyin karena disini ada suatu Pagar Nasionalis yang di terapkan oleh 
kaum Nahdliyin yang bersih dari Politisasi karena pelajaran Mantiq dan Balaghah 
sebenarnya adalah pendidikan dasar inteligent. Sayang penangkapan Abu Dujana 
tidak di imbangi dengan permainan yang cantik karena ulah oknum anggota D-88 
yang kurang bisa mengendalikan
 emosinya. masalah Kecerdasan Emosi ini harus benar benar menjadi urutan awal 
perekrutan petugas lapangan karena ini adalah menyangkut tolak ukur 
profesionalisme sebuah Korps atau lembaga organisasi. Merujuk pada sebuah 
Statement seorang Mantan JI di sebuah televisi yang berdialog via phone dengan 
HUMAS POLRI ada satu hal yang menarik yang berdasarkan Fakta waktu kami masih 
aktive adalah pemutusan dana Intern ( berasal dari dalam negri) percuma 
eksekutor di tangkapi tapi sumber dana masih ada, Ini yang sulit di ungkapkan 
ketika menyangkut sebuah Jaringan Keuangan Sistem kita adalah Mandul ketika 
berhadapan dengan suatu Sistem Jaringan Underground Financial. kook ngomong 
Sistem Jaringan Underground Financia, laa woong kasus BLBI aja gak selesai 
selesai jangankan BLBI LAPINDO aja belum...? harapan dari Tsar semoga ada 
Bintang yang masih bersinar nan bersih untuk lebih mengungkapkan kasus 
FINANCIAL.! ketimbang EKSEKUTOR karena uang adalah raja, uang adalah
 senjatamu dan tamengmu dan uang juga adalah pembunuhmu..!berhati hatilah 
Rekan-rekan yang masih berlindung dengan seragam atau tidak berseragam lagi 
tentang FINANCIAL.!
# posted by Anonymous Tsar : 2:20 AM

Saya warga negara RI yg ingin kedamaian dan ketentraman di negara kita, tanpa 
adanya campur tangan negara lain.
Ada informasi (kualitas A-1), mengenai andil CIA dalam kasus Bom Bali 1, 
pertama unsur bom mengandung bahan dasar C4 (yg diketahui hanya AS yg memiliki 
dan memproduksi), kedua sebelum kejadian Bom Bali 1, diketahui ada beberapa 
agen CIA sudah berada di di Bali sebelumnya. Dan yang terakhir tentunya adanya 
kepentingan-kepentingan Politik AS untuk menguasai Indonesia.
# posted by Anonymous Anonymous : 7:41 AM 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
 Nah...setidaknya itulah gambaran dunia terorisme di Indonesia berdasarkan 
pandangan para intelegent yang indentitasnya mereka sembunyikan namun bisa 
ketahui jalan pikiran mereka. Bagaimana dengan langkah Polri? kita berharap 
Polri dan Instansi terkait bisa menjawab dan menangani akar persoalan terorisme 
di Indonesia dengan profesional dan tuntas...Amien.. 
 
 
 

From: Redaksi Sumbawanews.com reda...@sumbawanews.com
 propinsi_sumb...@egroups.com, elshintagr...@yahoogroups.com
Date: Saturday, July 25, 2009, 10:34 PM


  









Skenario Terbaru Terorisme Indonesia, Intelegent Asing Bermain

Maubaca.com. - Pengeboman Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton Jum'at (17/7) 
merupakan rangkaian pengeboman di Indonesia yang sampai saat ini belum juga 
ditemukan akar permasalahannya oleh aparat hukum dan dunia intelegent Indonesia.

Kemunduran daya indus dunia intelegent Indonesia bisa dilihat dari pernyataan 
presiden sesaat setelah bom meledak yang menegaskan Bom kuningan terkait dengan 
sekelompok orang yang tidak menerima hasil pilpres.

Sangat menarik jika kita menelusuri data-data lama yang membahas dunia 
intelegent terutama yang terkait dengan persoalan terorisme di Indonesia. 
Pandangan beberapa anggota komunitas intelegent yang indentitas mereka 
disamarkan sebenarnya dapat memberi gambaran betapa kompleksnya masalah 
terorisme di Indonesia.

Pandangan serupa dengan angggota kemunitas intelegent juga bisa kita dapatkan 
dari Umar Abduh mantan tapol Anggota Jama’ah Imran.

Menurut Umar Faksi JI radikal itu dipegang oleh Hambali, Zulkarnaen, Dulmatin. 
Azahari kan sudah diketahui bahwa dia adalah anggota Intelejen Polisi Diraja 
Malaysia. Dia dulu pernah sekolah intelejen di MI-6 (Sekolah Intelejen di 
Inggris) selama satu tahun. Jadi JI yang radikal ini dikendalikan oleh para 
intelejen dan mengepung JI yang berfaksi lainnya.

Diakui oleh Umar telah terjadi konspirasi global, seperti Al Faruq dan 
sebagainya. Mereka itu memiliki tingkat konspirasi mulai dari tingkat Asean 
sampai dunia. Negara yang mengendalikan mereka di antaranya MI-6, Italia, 
Belanda, dan semua negara di Asean. Imamnya intelejen ini kan Vatikan. Di sana 
ada sekolah khusus un¬tuk intelejen. Semuanya sekolah intelejen itu kiblatnya 
Vati¬kan. CIA juga mengarah ke Vatikan.

Zulkarnain itu adalah komandan Azahari di seluruh Asia Tenggara. Maka kalau 
dilihat dari segi ini, posisi Azahari itu sebagai apa? Dulu itu Azahari itu 
sama sekali tidak punya nama. Bahkan dia berada di bawah Mantikinya Nasir 
Abbas. Demikian juga dengan Noordin M Top. Lalu bagaimana pola hubungannya, 
bila Azahari adalah Intel dari Diraja Malaysia dan pernah sekolah intelejen di 
Inggris? ( lihat FORUM KEADILAN: No. 31, 4 Desember 2005, hal. 26-31 )

Keterlibatan Intelegent asing juga diperkuat dengan diskusi dalam sebuah blog 
intelegent indonesia yang digagas oleh seorang Intelegent Senior dengan sandi 
senopati wirang.

Dalam diskusi yang telah di onlinekan tanggal 16 Juni 2007 lalu dengan judul 
"Skenario Terbaru Terorisme Indonesia", terungkap secara gamblang kedudukan dan 
skenario terbaru terorisme yang akan diterapkan di Indonesia, dan skenario ini 
setidaknya terbukti dalam pengemboman di dua hotel bergengsi di wilayah 
Kuningan Jakarta.

Berikut transkrip lengkap diskusi para pelaku intelegent dalam blok I-I.

selengkapnya http://www.maubaca. com/serba-serbi.html















      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke