--- On Wed, 9/16/09, ChanCT <sa...@netvigator.com> wrote:

From: ChanCT <sa...@netvigator.com>
Subject: #sastra-pembebasan# Fw: Skenario Runtuhnya WTC
To: "HKSIS" <hk...@yahoogroups.com>
Date: Wednesday, September 16, 2009, 12:55 AM






 




    
                  

----- Original Message ----- 

From: G Young 

To: sa...@netvigator. com 

Sent: Wednesday, September 16, 2009 11:54 PM

Subject: Skenario Runtuhnya WTC 



From: ahmad antawirya <ahmadantawirya@ yahoo.co. id>

Date: Friday, September 11, 2009, 1:41 PM



Jumat, 11 September 2009 pukul 01:33:00

Skenario Runtuhnya WTC 



Presiden AS, George W Bush, segera mengumumkan bahwa serangan itu dilakukan 
oleh teroris Muslim, pimpinan Usamah bin Ladin. Maka, tanpa memerlukan 
penyelidikan seksama, dengan alasan memburu pimpinan Alqaidah itu, Bush 
memerintahkan penyerbuan ke negara Muslim Afghanistan. Gilirannya, Irak 
diduduki dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal (yang kemudian ternyata 
tidak terbukti).



Hasan Syukur (Wartawan)



Setiap 11 September, rakyat Amerika mengenang tragedi runtuhnya menara kembar 
World Trade Centre (WTC) di New York, AS, yang memakan banyak korban. Gedung 
kembar itu hancur luluh bagaikan gedung tua yang diledakkan oleh bahan peledak 
dari dalam setelah ditabrak dua pesawat terbang komersial. Hari itu, jaringan 
televisi AS meliput secara live dari lokasi peristiwa. Tayangan itu terbidik 
dari beberapa sudut dan terlihat langsung oleh jutaan pemirsa televisi. Pers AS 
lalu seperti menyanyikan lagu koor, mengutip keterangan resmi: 'Menara itu 
runtuh diserang oleh teroris Muslim yang digerakkan oleh Usamah Bin Laden dari 
Afghanistan' . Tapi, tak semua pers mengikuti koor itu.



Theiry Meyssan, seorang jurnalis asal Prancis mencoba melihat peristiwa itu 
secara objektif. ''Saya akan menjungkirbalikkan seluruh versi resmi serangan 11 
September 2001,'' katanya. 

Hasil  investigative reporting -nya itu kemudian ia tuangkan ke dalam sebuah 
buku berjudul  9/11 The Big Lie America , diterjemahkan penerbit Jalan Lurus 
dengan judul,  Bohong Besar Amerika , Bandung, 2003.



Inilah cerita versi Thierry Meyssan: Kedua pesawat itu diidentifikasikan oleh 
FBI sebagai Boeing 767. Pesawat itu menghantam tepat pada sasarannya. Peristiwa 
ini sangat musykil. Dipandang dari ketinggian yang jauh, sebuah kota akan 
tampak seperti selembar peta dan semua acuan visual yang lazim menjadi hilang. 
Untuk menabrak menara, pesawat perlu dipraposisikan pada ketinggian sangat 
rendah. 'Karya' itu merupakan prestasi luar biasa bahkan pilot yang sangat 
berpengalaman pun sulit melakukannya. Konon yang melakukannya adalah pilot yang 
baru lulus latihan.



Namun, ada satu cara untuk mendapat hasil demikian, yakni memakai rambu tuntun 
dari radio. Suatu sinyal yang dipancarkan dari sasaran, menuntun pesawat itu. 
Tak perlu banyak orang di pesawat dalam kendali pilot otomatis. Bahkan, 
pembajak sama sekali tidak dibutuhkan. Pesawat itu berada di bawah kendali  
remote control , mengendalikan pesawat tanpa pilot.



Setelah ditabrak, Menara Kembar runtuh sendiri. Sebuah komisi penyidik 
menyimpulkan bahwa terbakarnya bahan bakar pesawat menimbulkan panas yang 
melelehkan struktur logam utama kedua bangunan. Teori ini disangkal keras oleh 
Assosiasi Pemadam Kebakaran New York dan Journal Profesional, Fire Engineering 
bahwa struktur bangunan tersebut tahan api. Para petugas pemadam kebakaran 
malah mendengar ledakan di lantai dasar bangunan. Pakar terkenal dari Institut 
Pertambangan dan teknologi, Van Romero pun mengamininya. ''Keruntuhan itu 
diakibatkan oleh bahan peledak,'' katanya.



Pada hari yang sama, Departemen Pertahanan mengeluarkan pengumuman singkat 
''Pentagon diserang teroris pada pukul 09.38,'' kata Menteri Pertahanan Donald 
H. Rumsfeld. Pers AS pun heboh. Namun, ketika mau meliput peristiwa itu, para 
wartawan diusir dari tempat kejadian dengan alasan agar tidak menghalangi 
operasi penyelamatan. Toh, wartawan AP, Tom Horan, berhasil mendapatkan 
foto-foto ekslusive dari sebuah gedung dekat lokasi kejadian.



Kepala Staf Gabungan, Jenderal Richard Myers, mengindikasikan bahwa pesawat 
terbang bunuh diri itu adalah Boeing 757-200. Pukul 08.55 waktu setempat, 
Boeing itu turun ke ketinggian 29.000 kaki. Dua pesawat tempur F-16 segera 
melesat untuk mencegat Boeing itu, tapi katanya kehilangan jejak.



Menurut Meyssan ini tak masuk akal. ''Bagaimana percaya sebuah pesawat jet 
berbadan tambun bisa mengecoh dua pesawat tempur yang memburunya?' ' Seandainya 
si Boeing berhasil mengatasi rintangan pertama pun, dengan mudah akan ditembak 
jatuh saat mendekati Pentagon. Pasalnya, di pangkalan udara Saint Andrew di 
sekitar Pentagon, berpangkalan Wing Tempur 113 Angkatan Udara dan Wing Tempur 
serang 321 Angkatan Laut. Masing-masing dilengkapi pesawat tempur F-16 dan 
F/A-18. Di atap gedung itu pun dipasang penangkis serangan udara dan 
rudal-rudal supercanggih. Mereka tentu tak akan pernah membiarkan sang Boeing 
menghampiri Pentagon.



Pesawat raksasa itu tiba-tiba mendekati tanah, seperti akan mendarat, langsung 
menabrak Gedung Pentagon. Anehnya tanpa merusak tiang lampu dan 
bangunan-bangunan di sekitarnya. Moncong pesawat masuk ke pintu gerbang yang 
tengah direnovasi. Keterangan resmi ini, menurut Meyssan, meragukan. Tabrakan 
keras itu pastilah menimbulkan kebakaran besar, lalu pesawat menjadi onggokan 
gosong.



''Jika merujuk pada foto dari AP, Anda akan melihat tidak dijumpai bangkai 
pesawat di sana. Bahkan, sebuah gir roda pesawat pun tak tampak. Padahal 
pemotretan itu dilakukan di menit-menit pertama ketika mobil pemadam kebakaran 
tiba dan petugas belum menyebar,'' tulis Meyssan dalam bukunya itu. Diduga 
suara berdesing dan runtuhnya atap salah satu pintu gerbang Pentagon itu 
disebabkan oleh rudal tipe AGM. Jenis rudal ini menyerupai sebuah pesawat 
terbang sipil kecil, memang. Tapi, bukan pesawat terbang. Demikian Meyssan.



Lepas dari kontroversi itu, Presiden AS, George W Bush, segera mengumumkan 
bahwa serangan itu dilakukan oleh teroris Muslim, pimpinan Usamah bin Ladin. 
Maka, tanpa memerlukan penyelidikan seksama, dengan alasan memburu pimpinan 
Alqaidah itu, Bush memerintahkan penyerbuan ke negara Muslim Afghanistan. 
Gilirannya, Irak diduduki dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal (yang 
kemudian ternyata tidak terbukti).



Kenapa Bush menuding Muslim? Rupanya Bush mendapat bisikan dari Samuel Philip 
Huntington. Pandangan negatif penasihat gedung putih terhadap Islam ini 
tertuang dalam sebuah artikel yang dimuat di media  Foreign Affairs yang terbit 
pada musim panas 1993 dengan judul ''The clash of Civilization' '. Artikel yang 
memancing polemik ini kemudian diterbitkan dalam bentuk sebuah buku pada 1996. 
Menurut Huntington, setelah Uni Sovyet (ideologi komunis) runtuh, musuh 
berikutnya adalah Islam. Sudut pandang negatif terhadap Islam inilah yang 
rupanya diyakini Presiden Bush. Bush lalu mendeklarasikan perang atas nama 
membasmi teror.



Sejak dulu Indonesia negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini adalah 
negeri yang aman. Bangsa yang yakin bahwa agama adalah rahmat bagi sekalian 
alam. Tapi, sejak deklarasi Bush itu, tiba-tiba bom-bom canggih berledakan 
merobek ketenangan negeri 'jamrud Khatulistiwa' itu dan memakan banyak korban 
orang tak berdosa. Lalu pesantren dituding biang teror. Orang-orang berjenggot, 
berpakaian gamis dengan celana menggantung dicurigai. Ujung-ujungnya, kegiatan 
dakwah harus diawasi. Mungkinkah malapetaka ini bagian dari skenario global 
untuk menyudutkan Islam?



Republika cetak hari ini, 11 September 2009 http://republika. co.id/koran/ 
24/75709/ Skenario_ Runtuhnya_ WTC



------------ --------- --------- --------- --------- --------- -



No virus found in this incoming message.

Checked by AVG - www.avg.com 

Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.93/2365 - Release Date: 09/12/09 
06:37:00



[Non-text portions of this message have been removed]




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke