Komentar:

Ingat jaman Soeharto ada yang ditakuti oleh penduduk Indonesia sebagai wabah 
mati atau kematian yang disebarkan oleh Petrus (penembak misterius). 

Siapa yang memutuskan pemecahan problematika ketidak amanan Rakyat Indonesia 
dengan memberikan kuasa pembunuhan tanpa dasar keputusan pengadilan menurut 
hukum yang berlaku di Indonesia ketika itu kepada si Petrus? 

Sekarang SBY mencoba memecahkan rasa ketidak amanan para turis mancanegara demi 
pengembangan turisme dan kelancaran modal asing mengalir dengan memberi kuasa 
polisi membunuh para "teroris" yang tak jelas juntrungnya. 

Apakah kesemuanya itu bukan akalan politik para penguasa dan kroninya dalam 
tetap memelihara sitkon ketakutan di kalangan Rakyat Indonesia yang berani 
menuntut hak-hak kemanusiaan Indonesia yang dirampas semenjak G30S dari pribadi 
Rakyat dan Bangsa Indonesia. Sebab dengan sitkon demikian dimungkinkan untuk 
tetap mempertahankan peranan militer di seluruh institusi kenegaraan. Artinya 
secara strukturil NKRI diubah menjadi Diktatur Militer dengan UUD-45 yang 
pernah didekritkan kembali oleh Bung Karno di tahun 1957 dan telah diamandemen 
sebagai rubber stamp. 

Saya mengharapkan teman-teman sebaya memikirkan permasalahan ini dengan serius. 
Hususnya para sarjana Muslim dan para 'alim-ulama Muslim yang banyak menyatakan 
kekagumannya kepada para pendahulu Muslimin yang telah berkorban darah, nyawa, 
harta dan ilmu demi kemerdekaan dan kebebasan ummat Muslimin, Bangsa dan Rakyat 
Indonesia.

Salam Hari Raya Ied
A.M
 
  ----- Original Message ----- 
  From: Satrio Arismunandar 
  To: news Trans TV ; kampus tiga ; aipi_poli...@yahoogroups.com ; 
is...@yahoogroups.com ; ppiindia ; Forum Kompas ; nasional list ; HMI Kahmi Pro 
Network ; Pers Indonesia ; technomedia ; sastra pembebasan ; ex menwa UI 2 
  Sent: Saturday, September 19, 2009 13:53 PM
  Subject: [ppiindia] Mengapa teroris top selalu tewas di kamar mandi?


    Posted by: "mhd.husnil" mhd.hus...@yahoo.co.id   mhd.husnil 
  Fri Sep 18, 2009 11:30 pm (PDT) 
  (Dikutip dari milis jurnalisme)

  ada dua hal yang selalu berulang dalam berita terorisme, dan itu agak 
membingungkan saya, sebagaimana terjadi di temanggung, jatiasih, dan solo. 

  pertama, korban mati di kamar mandi. entah kenapa, korban matinya di kamar 
mandi? apakah memang kamar mandi merupakan ruangan teraman dalam rumah? kalo 
memang begitu, apa bedanya para teroris itu dengan maling kacangan yang 
berpikir bahwa kamar mandi merupakan tempat teraman untuk ngumpat dalam rumah. 
lho, katanya teroris itu cerdik, setidaknya memiliki nalar lebih ketimbang 
maling kacangan? 

  kedua, korban itu adalah mantan pelaku terorisme, seperti air setiawan dan 
urwah? dan mereka melakukannya tidak lama mereka berselang keluar dari penjara. 
urwah divonis tujuh tahun, berarti ia baru bebas tahun ini, itu jika dihitung 
dari 2003, tahun terjadinya bom di kedutaan australia. tapi memang urwah 
ditangkap pada tahun itu? 

  mengenai urwah, alasan penangkapannya agak aneh deh. apakah urwah divonis 
tujuh tahun sebagaimana dilansir tempointerkatif atau cuma tiga tahun, seperti 
yang diberitakan liputan 6: http://berita. liputan6. com/daerah/ 200909/244516/ 
Urwah.Anak. Buah.Noordin. Diduga.Tewas

  jika setelah keluar dari penjara para pelaku itu masih memegang ideologi 
terorisme dan hendak bergabung kembali dengan komplotannya, mungkin yang patut 
dipertanyakan: bagaimana jaringannya yakin bahwa ia bukan mata-mata polisi? 
tentu, orang yang pernah ditangkap lebih memiliki kesempatan untuk diawasi 
polisi. apalagi ini kasus terorisme, bukan kelas maling kacangan. 

  dan, sayangnya kita sama sekali tidak mengetahui motif mengapa mereka kembali 
ke komplotannya. soalnya, para pelaku itu mati semua. dan inilah yang disesali 
banyak orang, kenapa mereka mesti mati? kalau mereka hidup kan lebih 
bermanfaat. publik bisa tahu alasan mengapa mereka kembali lagi menjadi 
teroris. itu pun setelah mereka terbukti di pengadilan. 

  salam, 
  Muhammad Husnil 

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke