Klarifikasi Kejadian di Kampung Cina Padang http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/message/77209
Bung Martin yang baik Thongshampah seharian ini jalan dengan walikota Padang, makan siang bersamanya, lalu mendampingi Marie Pangestu menyerahkan sumbangan ke gubernur dan dilanjutkan meninjau seluruh pecinan Kampung Cina. Sorenya rapat di markas Kaypang Padang, menerima kaypang asing dan malam nya baru selesai rapat di gebernuran. Secara umum gubernur menjelaskan tentang rumor diskiminasi kepada Marie Pangestu. Pada intinya beliau minta maaf atas rumour tersebut dan menyatakan hal itu sama sekali tidak benar. "Manalah mungkin" kata gubernur, "kami menyewakan alat 150 juta, sementara yang punya alat alat tersebut seluruhnya justru tinggal di kampung cina itu". "Untuk alat berat, kami juga menyewa dari mereka, bu". Begitu juga supermie dan makanan lainnya, justru merekalah grosirnya, dan kami meminta discount dari mereka di hari hari pertama gempa, jadi bagaimana dibilang di pecinan tidak ada super mie atau bantuan sama sekali". Dan hal ini diulang oleh gubernur pada saat konprensi pers malam ini. "Untuk menunjukkan perhatian pemerintah, sebagian besar kunjungan pejabat diarahkan ke kampung cina oleh gubernur dan walikota. Bahkan ibu gubernur, ibu walikota, berkali kali kunjungan kesana, sebelum rumour, untuk membicarakan bantuan. Yang mereka minta justru adalah police line, bukan bantuan sembako. Begitu juga kunjungan JK dan ibu juga diarahkan kesana. Hanya SBY yang karena keterbatasan waktu, sehingga tidak sempat kesana. Dan sama sekali tidak ada terpikirkan untuk melakukan diskriminasi sebab, cina padang itu sudah lebih padang dari orang padang sendiri", kata gubernur dan walikota. "Mereka keras. dan tegas, kayak Sofyan Wanandi, siapa yang bisa memeras cina model begitu?? Tapi kalau ada satu dua gesekan di lap[angan itu mungkin saja, tetapi tidak ada diskriminasi rasis yang sistematis, yang sangat bertentangan dengan semangat persatuan kita". Dan ketika rumours ini kita sampaikan ke walikota, kemarin, saat itu juga walikota menyempatkan diri berkunjung ulang ke pecinan, bahkan diacarakan oleh Artha Graha Peduli untuk makan bersama disana dengan beberapa tokoh cina, dan sumbangan beras yang ada di truk kemudian justru diangkat dan diturunkan oleh walikota sendiri. Jadi rasanya terlalu jauh rumour yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan tersebut, menurut Thongshampah. Kecuali memang ada motive politik tertentu di balik semua ini, entahlah. Kebetulan satu rombongan dengan Marie Pangestu adalah para pengusaha dan salah satu nya adalah menantu Didi Darwis, yang juga tokoh di kalangan tenglang. Dia sampai geleng kepala melihat situasi sebenarnya di Kampung Cina. Terlalu mengada ada rumours itu katanya, sambil menunjukkan sms yang dari Taiwan dan Singapore. "Ini harus dinetralisir", katanya. Dan kelemahan lain yang Thongshampah lihat adalah, tokoh tokoh cina disana justru kok tidak tampil membaur. Sama sekali tidak ada yang ikut rapat rapat dan bergaul di gubernuran, atau membentuk posko posko lain sebagainya. Sepertinya ada hubungan yang salah disana. Kenapa bisa begitu, inilah yang sedang Thongshampah pikirkan. Apakah cina padang sudah berubah??? Padahal dulu di Medan saat kecil Thongshampah disebut cina padang karena tidak bisa ngomong hokkien. Dan sekarang Thongshampah merasa malu sebagi Cina Padang. Mending jadi Cina Medan sajalah.