http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009101405533116

      Rabu, 14 Oktober 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
'Study Tour' ke Kuburan Kampung! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      WAKIL kepala sekolah (kepsek) usul, "Sebaiknya study tour murid kita kali 
ini ke kuburan kampung kita saja!" ujarnya. "Study tour ke pabrik seperti 
selama ini ternyata cuma memotivasi siswa untuk menjadi buruh pabrik, bukan 
inovator produk baru atau apalagi pengusaha pabrik, yang amat jauh dari 
realitas kemampuan mereka!"

      "Tapi masak lantas study tour ke kuburan?" entak kepsek. "Selain konyol 
jadi tertawaan wali murid, juga rawan kesurupan! Dari mana ide segila itu?"

      "Bukan ide gila!" tangkis wakil. "Ide itu muncul saat menghadiri 
pemakaman tokoh kampung ini yang sukses di Jakarta! Tanpa kita sadari, banyak 
tokoh asal kampung ini sukses di rantau, bahkan luar negeri! Saat meninggal 
jasad mereka dibawa pulang, dimakamkan di kampung asalnya sini! Mereka itu 
pejabat tinggi, politisi nasional, diplomat, pengusaha miliarder!"

      "Tunggu dulu!" potong kepsek. "Kau betul! Tokoh-tokoh itu anak kampung 
ini, dulu murid sekolah ini juga, terbukti bisa sukses di kancah nasional malah 
internasional! Aku setuju itu bisa menjadi inspirasi konkret dan lebih dekat 
emosionalnya untuk memotivasi murid kita! Sama-sama anak kampung ini, kalau 
tokoh-tokoh itu bisa, mereka juga harus bisa! Tapi kita harus kerja keras lebih 
dulu, menyosialisasikan

      esensi ide ini pada wali murid, tokoh masyarakat, aparat setempat, agar 
semua tahu persis ide dasarnya!"

      "Itulah yang ingin kusampaikan tadi!" timpal wakil. "Masalahnya, nyata 
telah terjadi degradasi impian anak-anak kampung ini dari zaman ke zaman! Dulu 
setiap keluar kampung impiannya jadi pejabat tinggi, politisi nasional, 
diplomat, atau pengusaha besar, justru generasi sekarang ke luar kampung 
impiannya cuma jadi kuli pabrik! Kenyataan buruk ini cuma bisa kita tunjukkan 
pada mereka lewat kuburan! Untuk itu juga perlu kita ajak wali murid dan tokoh 
masyarakat ke kuburan, menunjukkan bukti degradasi itu, guna mengubah mindset 
mereka!"

      "Setuju! Sekarang baru kita sadari kenapa leluhur menanamkan tradisi 
membawa pulang jenazah untuk dimakamkan di kampung!" ujar kepsek. "Ternyata itu 
diperlukan untuk retrospeksi lintas generasi, agar warga kampung ini bisa 
mendapat standar kualitas yang telah dicapai generasi pendahulu! Lewat standar 
itu generasi muda harus berjuang mencapai kualitas dan status sosial yang lebih 
baik! Bukan malah melorot jauh di bawah standar yang telah tercapai!"

      "Sekaligus untuk disadari warga kampung, buat apa biaya mahal membawa 
pulang jenazah dari seberang pulau--bahkan dari luar negeri! Pasti tak sekadar 
mengantar bangkai!" timpal wakil. "Study tour ke kuburan bisa menjadi proses 
menalari wisdom leluhur dalam menjaga agar peradaban jangan mundur--seperti 
terjadi kini--kampung asal pejabat tinggi berubah jadi kampung kuli!"
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to