Air Mata Seorang Ayah

By: agussyafii

Walaupun dirinya seorang ayah, ditengah kesibukkannya mencari nafkah tidak 
membuatnya melupakan nilai-nilai keagamaan yang diyakininya. Godaan sebagai 
pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena bertentangan dengan nuraninya. 
Kalaupun menerima sesuatu yang membuat hatinya bimbang, dia tak segan datang ke 
rumah Amalia untuk berdiskusi dengan saya. Kami sering mendiskusikan bahwa 
nilai-nilai agama adalah panduan hidup yang baik bagi kehidupan kita. 'Manusia 
diberikan pilihan hidup sehingga kebahagiaan kita tergantung pilihan hidup 
kita,' begitu ucapnya.

Sekalipun usianya telah lanjut, keinginannya untuk belajar agama begitu sangat 
kuat sehingga kami seringkali larut malam bertukar pikiran. Dia sangat 
menyakini bahwa apa yang dikerjakannya akan mempengaruhi kehidupan keluarganya. 
Itulah sebabnya mendidik anaknya agar rajin sholat lima waktu, bershodaqoh dan 
kepekaan sosial terhadap lingkungan sudah ditanamkan sejak dini. 

Pernah ada satu peristiwa yang begitu kuat menyadarkan dirinya betapa Maha 
Besarnya Sang Khaliq. Anaknya yang pertama, teramat dicintainya sakit. 
Tiba-tiba perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir 
panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak 
kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup 
anaknya tinggal 60% saja. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. 
'Siapa yang mengatur hidup mati kita mas? apakah dokter itu yang mengatur? kok 
berani-beraninya mereka menyebutkan tinggal 60% hidup anak saya,' begitu 
tanyanya. Berkali-kali saya mengingatkan untuk berserah diri kepada Alloh SWT 
namun air matanya tak dapat disembunyikan.

Saya mengajaknya berdoa. Dua malam berturut-turut kami bersama anak-anak Amalia 
berdoa untuk kesembuhan putranya mampu melewati operasi yang hendak dijalankan. 
Tak lupa dirinya menyantuni beberapa anak yatim. Keesokan harinya operasi itu 
dilaksanakan. lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil 
tergeletak tak berdaya. Sang ayah nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan 
kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak 
henti-hentinya berdoa, 'Bermacam-macam doa sudah saya panjatkan kepada Alloh, 
tak tahu lagi harus apa yang saya lakukan.'begitu ucapnya.

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu 
sambil tersenyum kepada sang ayah. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, 
putra bapak tidak perlu dioperasi,' Sang ayah menganga takjub. Desah nafasnya 
terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur alhamdulillah berkali-kali 
diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dibersujud. Sujud syukur sambil menangis 
tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya menerima anugerah Alloh justru 
disaat harapan sudah mulai menipis.begitulah Alloh menguji hamba-hambaNya yang 
beriman. Subhanallah..

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, 
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada 
orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 
'Kami berasal dari Alloh dan akan kembali kepadaNya (QS 2:155-156).

Wassalam,
agussyafii

---
Yuk,Berbagi Nikmat Qurban bersama anak-anak Amalia. Dalam program kegiatan 
'Qurban Untuk Amalia (QUA) pada hari Ahad, 29 November 2009 di Rumah Amalia. 
Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com atau 
http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431







      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke