Refleksi : Kalau korupsi dan terorisme adalah musuh bersama, berarti sudah lama tidak ada korupsi besar-besaran dan terorisme tidak tumbuh subur di Indonesia, karena semuanya ini seperti apa yang dikatakan "ikan mulai busuk dari kepala". Petinggi-petinggi NKRI selama ini adalah sumber utama segala malapetaka, karena mereka terdiri dari oknom-oknom koruptor dan pendukung teror. Kalau bukan pendukung teror tidak akan mereka setuju untuk dikirim Laskar Jihad nan jahat ke Maluku dan Sulawesi Tengah!
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=33286:qkorupsiq-dan-qterorismeq-&catid=78:umum&Itemid=131 "Korupsi" dan "Terorisme" Oleh : Maruntung Sihombing Kejahatan apakah yang paling parah dan paling meresahkan Indonesia yang terjadi sepanjang tahun ini? Jawabannya tentu akan tertuju pada dua hal, "korupsi" dan "terorisme", yang memang tidak habis-habisnya diperbincangkan baik dalam media elektronik maupun media cetak. Dua hal ini juga yang selalu merusak stabilitas dan kedaulatan bangsa Indonesia Saat ini kita lagi disibukkan oleh masalah "terorisme", beritanya saat ini menjadi headline dimana-mana baik media cetak, elektronik dan media online. Tak cuma itu juga, kita dihebohkan dengan masalah "korupsi". Berita yang panas-panasnya saat ini yaitu dua teroris yang ditangkap di Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat, Tangerang, Banten, Jumat (9/10). Kepada pers di Jakarta, Jumat sore, Nanan mengatakan pihaknya menduga kuat keduanya adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani alias Udin alias Soleh, dan Mohamad Syahrir alias Aing (41).(sumber : www.okezone.com). Dalam segala wujud dan motifnya, kedua tindakan tersebut telah menjadi kriminalitas bahkan kejahatan pada level yang paling tinggi. Bahkan berbagai bentuk kriminalitas lain seperti penipuan, pemerkosaan, dan perampokan, seolah tidak lebih rendah dari kedua kejahatan itu. Oleh sebab itulah, "korupsi" dan "terorisme" perlu mendapat porsi vital oleh pemerintah dalam agenda perbaikan bangsa ke depan ini. "Terorisme" dan "korupsi" masih tetap sebagai kejahatan negara paling parah di negeri ini. Bisa dilihat dari sisi pemberantasannya dan penuntasannya serta efek samping yang ditimbulkan oleh kedua hal ini. Baru-baru ini Indonesia telah berhasil melumpuhkan gembong teroris yang paling dicari di Indonesia bahkan menjadi buruan FBI Internasional yaitu Noordin M Top. Hal itu bukan berarti teroris di Indonesia telah habis. Patut disadari pemerintah, bahwa memberantas terorisme tidak cukup hanya dengan meringkus pemimpin teroris saja, dan mengabaikan struktur organisasinya kebawah. Tetapi harus dilakukan secara menyeluruh dan disikapi secara reaktif. Begitu pun dengan korupsi yaitu musuh kedua yang paling kita takuti dan sekaligus kita benci. Sepanjang tahun 2009 memang terjadi perkembangan signifikan dalam agenda pemberantasan korupsi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Terbukti dengan terbentuknya UU TIPIKOR yang baru yang telah disahkan yang mencerminkan langkah serius pemerintah dalam memberantas korupsi. Musuh Bersama Korupsi dan terorisme tampaknya akan tetap mendominasi wacana kehidupan berbangsa kita pada tahun ini. Kedua kejahatan ini bahkan masih akan menjadi kejahatan tertinggi di negeri ini hingga beberapa tahun ke depan lagi. Ini akan menjadi PR bahkan tanggung jawab bersama oleh seluruh rakyat Indonesia. Peran masyarakat pun sangat dibutuhkan. Peran aktif setiap anggota warga masyarakat untuk menjaga lingkungan masing-masing merupakan bentuk antisipasi dini agar gerakan terorisme dapat diredam. Serta pengawasan terhadap pemerintah dalam menjalankan setiap roda pemerintahan agar tidak terperangkap lagi dari masalah korupsi. Di sinilah, keberanian untuk melakukan gebrakan besar dalam memberantas korupsi dan terorisme, sangat diperlukan. Jika upaya memberantas kedua kejahatan itu tak dimulai tahun ini, dapat dipastikan keterpurukan akan terus menyelimuti bangsa kita hingga tahun yang akan datang. Berantas "Korupsi" dan "Terorisme" sekarang juga.*** Penulis adalah Mahasiswa PPK-n UNIMED [Non-text portions of this message have been removed]