Saya sudah merangkum pengumuman oleh SBY, yang kata sejumlah orang tidak jelas 
dan tidak tegas. Menurut saya, justru SBY cukup jelas dalam hal-hal sbb :
 
1. Jabatan Kapolri diselamatkan.
2. Jabatkan Hendarman Supanji, Jaksa Agung, juga diselamatkan.
3. Anggodo dkk para komplotannya tidak disebut-sebut, artinya selamat.
4. Tidak ada kejelasan status hukum tentang Bibit dan Chandra, artinya mereka 
juga tidak bisa balik ke KPK (baca: sesuai dan konsisten dengan rencana operasi 
semula untuk melemahkan KPK).
5. Bola panas dilempar lagi oleh SBY ke Polri, Kejakgung, bahkan KPK, yang 
diimbau untuk berbenah tanpa mekanisme pembenahan yang tegas, sehingga terbuka 
untuk berbagai macam penafsiran.
6. Permainan cicak vs buaya bergulir lagi dengan semangat baru, karena Wasit 
yang seharusnya bisa meniup peluit tanda berakhirnya permainan dan menjatuhkan 
sanksi, ternyata mengaku "tidak mau intervensi" dan menyerahkan kepada para 
pemain dan penonton tentang kelanjutan permainan.
7. Oleh karena itu, wasit tak perlu marah jika massa para penonton yang 
geregetan pun akan ikut turun ke lapangan permainan karena aturan 
permainan sudah tidak jelas. 
  


--- On Mon, 11/23/09, Alex Simanjuntak <alsimanjun...@yahoo.ca> wrote:


From: Alex Simanjuntak <alsimanjun...@yahoo.ca>
Date: Monday, November 23, 2009, 10:53 PM


  








Ulasan sangat menggelikan untuk mendongkrak citra yang sudah terlanjur luntur 
belum sampai 100 hari. Mega jadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) 
untuk menyelamatkan rezim yang amburadul dan tidak disukai rakyat? Bisa dipakai 
sebagai skenario film oleh Mr Bean. Mohon maaf for all the possible 
inconveniences, Pak CW
 
 
 
2009-11-23 
Rekonsiliasi Megawati - SBY

THE GLOBAL NEXUS

Dialog Imajiner Bung Karno Sarwo - Edie

Christianto Wibisono 

Hari Senin (23/11/2009) ini, BPK secara resmi menyerahkan hasil audit 
investigasi kasus Bank Century kepada DPR dan malamnya, Presiden SBY akan 
mengambil keputusan tentang kemelut KPK, setelah tadi malam bertemu dengan 
pemimpin redaksi media cetak dan elektronik

CW: Bapak-bapak, saya lihat pemain utama kemelut ini mengerucut kepada Megawati 
dan SBY. Mungkin bisa memberikan wejangan kepada mereka berdua tentang jalan 
keluar terbaik bagi bangsa ini untuk keluar dari kemelut, sekarang ini.

BK: Bung Chris, sejak wawancara imajiner kita tahun 1977 yang mengusulkan masa 
jabatan dua termin yang ditolak oleh Soeharto maka sekarang kita sudah 
mempunyai kerangka konstitusional membatasi masa jabatan presiden. Kita harus 
tetap konsisten dengan resep konstitusional itu setelah mengalami dua ekstrem. 

Pertama, ekstrem sistem parlementer di mana rata-rata dua tahun sekali kabinet 
dan PM digulingkan oleh lawan politik. Lucunya yang menggulingkan adalah oknum 
dari sesama partai yang berbeda faksi. Setelah itu, kita memakai UUD 1945, di 
mana saya diangkat sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS yang diketuai 
Chairul Saleh tahun 1963. Belum tiga tahun, MPRS yang sama, minus PKI dan 
Soekarnois, yang diketuai Jenderal Nasution, memecat saya dan mengangkat 
Soeharto jadi presiden. Dengan lihai Soeharto bikin pemilu bohongan, yang 
setiap kali selalu dimenangkan oleh Soeharto, karena tidak ada pesaing yang 
kredibel dan independen. Itu berlangsung 32 tahun Akibatnya, semua elite ngebet 
mau jadi presiden. 

Karena itu, kedua, kita kembali ke ekstrem, manipulasi elite untuk setiap 
dua-tiga tahun gonta-ganti presiden. Sekarang ini, kebetulan menantu Sarwo Edie 
yang jadi presiden untuk dua kali masa jabatan. Tapi, saya ingin menyerukan 
kepada anak saya, Megawati, supaya berjiwa besar menghormati konstitusi dan 
merelakan kemenangan SBY, seperti menantu saya tunjukkan agar tidak perlu pakai 
demo segala untuk menggulingkan presiden, seperti cara intrik intel sejak zaman 
dulu. Nanti, toh pemilu 2014 SBY tidak akan maju lagi. 

Pada saat itu Pramono Anung atau Puan Maharani atau cucu saya yang lain, 
anaknya Guntur kalau, memang konsolidasi hebat selama 5 tahun mungkin bisa 
menang jadi presiden periode 2014-2019. Kalau SBY di-impeach sekarang, maka 
Indonesia akan kehilangan reputasi sebagai demokrasi terbesar ketiga. Karena 
elitenya tidak mau menghormati konstitusi, selalu bermanipulasi dengan intrik 
untuk secara ngotot menjatuhkan presiden, Gaya Ken Arok dengan pelbagai cara 
kudeta yang tidak etis, dan tidak menunjukkan kekesatriaan untuk mengakui 
kekalahan dalam pemilu secara legowo, sportif, dan berjiwa besar.


Soal Emosi

SE: Terima kasih Bung Karno yang selalu penuh mawas diri memikirkan kepentingan 
nasional ketimbang diri sendiri. Saya memahami perasaan Megawati terhadap 
menantu saya, after all semua ini adalah soal emosi. Dalam seminar tentang 
Security Asia Pacific di Grand Hyatt, 18 November, di mana hadir juga Paul 
Wolfowitz, para pembicara menyatakan bahwa faktor emosi psikologi dari seorang 
pemimpin bisa mewarnai langkah politik yang berdampak geopolitik bila putusan 
itu menyangkut relasi antarnegara. 

Inilah era baru dari The Geopolitics of Emotion, di mana emosi kembali mewarnai 
percaturan politik domestik dan internasional, seperti diungkap secara jernih 
oleh Dominiru Moisi dalam buku berjudul itu. Menantu saya ingin merangkul semua 
fihak termasuk PDI-P dalam semangat rekonsiliasi nasional. Tidak ingin membuka 
luka lama, apa itu namanya kebijakan dan dampak kebijakan serta proses 
pengambilan putusan yang bernuansa permasalahan. SBY mungkin terlalu 
berhati-hati karena trauma dengan pengalaman saya yang terlalu maju di garis 
depan dengan akibat tersingkir dari mainstream politik. 


Karena itu, ia mengupayakan kerukunan nasional, seperti yang Bung Karno ingin 
tegakkan dulu waktu tuntutan pembubaran PKI memuncak. Akibatnya, Bung Karno 
terisolasi dan akhirnya kudeta merangkak Soeharto menggulingkan bapak dari 
kepresidenan RI. Padahal, rakyat masih kagum dengan bapak, tapi media massa 
tidak ada yang mengekspose karena sudah didikte oleh Orde Baru. 

Saya melihat menantu saya sekarang juga sedang mengalami pemojokan yang sangat 
dahsyat dari gelombang liputan media massa yang seolah all out membela Bibit - 
Chandra dengan gelombang massa menuntut pembebasan dan penghentian proses hukum 
yang valid dan legal. Benar-benar suatu kudeta through outrageous opinionated 
opinion. Seluruh gelombang media massa memperlakukan Bibit -Chandra seperti 
malaikat dan Bank Century seperti setan. 

BK: Saya mengusulkan kepada SBY untuk mengambil langkah negarawan sebagai 
berikut. Untuk mengoreksi struktur kabinet yang menimbulkan ketidakpuasan dan 
mencerminkan langkah akomodatif yang berlebihan, maka Dewan Per- timbangan 
Presiden harus diisi benar- benar oleh tokoh berbobot, kredibel, dan mumpuni. 
Prioritas Wantimepres adalah memulihkan harkat martabat lembaga negara dalam 
dinamika Trias Politika dengan mengawal secara transparan proses hukum kasus 
Bibit - Chandra dan kasus Bank Century secara berkesinambungan dan 
berkelanjutan untuk menjamin tegaknya hukum, keadilan, kebenaran, kejujuran, 
dan kerukunan nasional. Penuntasan kasus terkait Bank Century secara arif 
bijaksana dan akan membantu presiden dan kabinet memberdayakan dan memperkuat 
profil nasional Indonesia dalam memanfaatkan momentum G-20 dan transformasi 
geopolitik dalam mencapai cita-cita Indonesia sebagai 5 Besar Dunia tahun 2025.


Berjiwa Besar

SE: Saya kembali ingin menawarkan posisi Ketua Wantimpres kepada Megawati 
Soekarnoputri, seperti yang pernah disodorkan melalui Hatta Radjasa kepada 
putri Anda, Bung Karno. Marilah kita berjiwa besar memasuki Indonesia yang 
bertobat dan menutup konflik masa lalu dengan semangat rekonsiliasi. Kita 
berikan amnesti kepada semua kasus yang "pending" dan menghindari superbody 
yang terlalu powerful, sehingga nyaris menjadi Tuhan, padahal manusia bukan 
malaikat dan bisa menyalahgunakan kekuasaan yang terlalu besar, seperti KPK.

Perimbangan kekuataan dan kekuasaan dalam Trias Politika yang benar adalah 
cita-cita dan proses. KPK adalah bagian dari proses normalisasi dan 
fungsionalisasi optimal lembaga penegak hukum. Tapi, KPK yang bisa dibajak oleh 
oknum yang bukan malaikat bisa juga menjadi sarang mafia hukum yang menakutkan, 
karena mempunyai kekuasaan berlebih yang tidak dimiliki lembaga lain.

Kita menolak kediktatoran presiden model Orde Lama, Orde Baru, dan instabilitas 
model parlementer yang setiap saat mau gonta-ganti presiden. Kita menolak 
korupsi, tapi kita tidak mau lembaga antikorupsi jadi sarang mafia yang pilih 
kasih dalam memproses korupsi. Karena itu, pemberhalaan KPK harus disetop dan 
lembaga negara dipulihkan kewibawaan dan martabatnya. 

BK: Audit BPK dan PPATK tidak boleh bias dan hanya khusus kasus Century. Banyak 
kasus lain harus diungkap kalau tidak mau pilih bulu. Nanti akan ketahuan bahwa 
kalau tidak ada amnesti maka lebih banyak orang akan ditangkap oleh KPK. Tapi, 
KPK yang konsisten, bermoral, tidak pilih bulu. Mulai alur dana Bank Bali, Agus 
Tjondro sampai kasus impor sapi tenggelam yang melibatkan anak anggota Tim 8.

SE: Malam ini menantu saya akan mengambil putusan yang pasti tidak akan 
memuaskan semua pihak dan pasti juga tidak akan menjadi resep pamungkas, karena 
memerlukan kompromi dan kelaikan, apakah resep itu workable atau utopia. Sebab 
dunia kan bukan kayangan, seperti tempat kita bermukim sekarang pak. 

Penulis adalah pengamat masalah nasional dan internasional


Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr!








      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to