http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009121001001012

      Kamis, 10 Desember 2009 
     
      UTAMA 
     
     
     
Rakyat Bersatu Lawan Korupsi 

           
            BAKAR KERANDA. Sekitar 400 pendemo yang tergabung dalam Aliansi 
Parlemen Jalanan (APJ) membakar keranda yang ditempeli foto Sri Mulyani dan 
Boediono dalam aksi damai peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Tugu Adipura, 
Bandar Lampung, Rabu (9-12). Mereka mendesak skandal Century segera 
dituntaskan. 
            (LAMPUNG POST/ZAINUDDIN) 

      JAKARTA (Lampost): Seluruh elemen masyarakat Indonesia bersatu padu 
melawan korupsi. Bentuk perlawanan itu dilakukan dengan menggelar aksi damai di 
kota-kota besar pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Rabu (9-12).

      Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Antikorupsi tahun 
ini lebih massif dan berlangsung serentak hampir di 33 provinsi. Di Jakarta, 
massa yang menyemut di depan Monumen Nasional (Monas). Di antara massa terlihat 
Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin, dosen UI Effendi Gazali, Fadjroel 
Rachman, massa Humanika, Kompak, GMNI, IMM, BEM UI.

      Suasana di Silang Monas hingga ke depan kompleks Istana Presiden 
benar-benar marak oleh berbagai atribut, berupa bendera, spanduk, poster serta 
atraksi para pengunjukrasa. Di Bundaran HI, massa membagikan sekuntum mawar 
merah kepada setiap pengendara yang melintas. Arus lalu lintas macet dan bus 
trans-Jakarta pun tersendat.

      Massa menuntut agar pemberantasan korupsi dimulai dari Istana. Tuntutan 
yang dituangkan dalam Piagam Indonesia Bersih 2009 itu menghendaki Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono dan semua pejabat publik melakukan klarifikasi tentang 
harta dan kekayaan mereka secara benar dan transparan.

      Bagaikan kor, secara serempak pengunjuk rasa yang berjumlah ribuan orang 
itu membacakan lima butir isi piagam. Empat butir lainnya ialah Indonesia harus 
bersih dari korupsi, tidak cukup hanya pidato antikorupsi; lembaga negara harus 
bersih dari koruptor yang merupakan penghianatan amanat rakyat; Indonesia harus 
bersih dari koruptor kasus Bank Century; dan Indonesia harus bersih dari 
rekayasa dan konspirasi pelemahan KPK dan lembaga penegak hukum.

      Skandal Century

      Para pengunjuk rasa bertahan di Monas selama satu setengah jam hingga 
pukul 14.30 WIB. Mereka meninggalkan kawasan itu dengan tertib. "Kita pulang ke 
rumah masing-masing dengan tertib. Aksi kita tidak akan berhenti di sini. Kita 
akan terus kawal kasus Bank Century," pinta Effendi Gazali, aktivis Kompak. 
Massa pun bubar dengan tertib.

      Aksi damai di Jakarta diwarnai dengan meninggalnya Ketua Gerakan Nasional 
Pemberantasan Korupsi Cabang Pemalang, Andi Faralay, saat berjalan kaki bersama 
pengunjuk rasa lainnya menuju Bundaran HI.

      Aksi damai antikorupsi juga dilakukan seorang tukang becak, Otto Mayor. 
Ia rela berjalan kaki sekitar 60 km dari Salatiga ke Semarang. "Karena korupsi, 
rakyat sengsara," ujarnya.

      Secara umum, unjuk rasa berlangsung tertib meski tiga hari sebelumnya 
Presiden Yudhoyono sudah mengingatkan bahwa ada motif politik di luar 
pemberantasan korupsi pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia tersebut. Unjuk 
rasa yang tertib itu pula yang mendorong Kapolri Jenderal Bambang Hendarso 
Danuri berterima kasih kepada segenap komponen bangsa yang sudah bersama 
menjaga keamanan.

      Namun, sempat terjadi kerusuhan di Makassar, Sulawesi Selatan. Massa 
melempari KFC, merusak mobil patroli polisi, dan satu pos polisi. Akan tetapi, 
menurut Kapolri, insiden Makassar hanyalah sebuah dinamika. Kapolda Sulsel 
Irjen Adang Rochjana mengatakan insiden itu akibat kesalahpahaman antara 
pengunjuk rasa dan petugas.

      Tema sentral yang diusung para pengunjuk rasa di berbagai kota kemarin 
ialah mengusut tuntas kasus Bank Century. Di sejumlah kota, seperti di Kediri, 
Jawa Timur, para aktivis membakar boneka Boediono dan Sri Mulyani. Setelah itu 
mereka melakukan aksi jalan mundur. Demonstrasi damai itu mestinya menjadi 
modal sosial bagi pemerintahan yang bersih. n U-1

      Setelah Hari Antikorupsi, Lalu Apa?

      KORUPSI bukan hanya musuh Indonesia. Seluruh dunia menentangnya dan tepat 
tanggal 9 Desember dunia internasional memperingatinya sebagai Hari Antikorupsi.

      Tanggal 9 Desember mulai dicanangkan sebagai Hari Antikorupsi Sedunia 
pada 2003 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keputusan ini 
diambil untuk meningkatkan kewaspadaan akan korupsi dan peran konvensi PBB 
melawan korupsi dalam memerangi dan mencegah korupsi.

      Majelis Umum PBB menyerukan semua negara dan organisasi integrasi ekonomi 
regional kompeten untuk menandatangani dan meratifikasi konvensi PBB melawan 
korupsi secepat mungkin agar cepat diberlakukan.

      Menurut Majelis Umum PBB, perang melawan korupsi kini menjadi lebih 
mendesak disebabkan dua alasan. Pertama, korupsi memungkinkan para teroris 
membiayai operasi keji mereka. Kedua, krisis finansial global sebagian akibat 
ketamakan dan korupsi.

      Kegeraman terhadap aksi korupsi pernah disampaikan Perdana Menteri China 
Zhu Rongji. Ia pun berujar, "Untuk melenyapkan korupsi, saya menyiapkan 100 
peti mati, 99 untuk para koruptor dan 1 untuk saya bila saya berbuat sama."

      Gaya Hidup Korupsi

      Di Indonesia, perlawanan terhadap perilaku korupsi harus mendapat 
perhatian khusus karena korupsi bagai sudah mendarah daging dan berurat akar. 
Untuk komunitas tertentu, korupsi bahkan sudah menjadi gaya hidup dan yang 
tidak korupsi berarti tidak mengikuti tren masyarakat di sekitarnya. Tentunya 
ini tren yang merusak dan menghancurkan orang lain.

      Pada pertengahan November 2009 lalu, Transparency International Indonesia 
(TII) merilis Indonesia berada di peringkat 111 dari 180 negara terkorup di 
seluruh dunia. Seluruh negara disurvei dengan skala 0--10, dengan nol berarti 
sangat korup sedangkan 10 paling tidak korup.

      Berdasarkan data TII, Indonesia memperoleh poin 2,8. Untuk kawasan ASEAN, 
Indonesia berada di peringkat ke-5. Sedangkan Myanmar yang memperoleh poin 
terendah berada di posisi 10.

      Selandia Baru dengan skor 9,4 dinobatkan sebagai negara yang paling tidak 
korup di antara 180 negara-negara lainnya di dunia. Dengan ini, Selandia Baru 
menggeser kedudukan Denmark dengan skor 9,3. Singapura dan Swedia sama-sama 
mendapat skor 9,2 dan Swiss 9,0.

      Negara-negara lain yang berada di urutan 10 besar paling tidak korup 
adalah Finlandia, Belanda, Australia, Kanada, dan Islandia. Sementara Britania 
Raya di posisi ke-17 dan Amerika Serikat di posisi ke-19 dengan skor 7,5. Lebih 
dari 130 negara lain hanya mampu mencetak skor di bawah lima.

      Sedangkan negara-negara urutan bawah adalah yang keadaannya tidak stabil. 
Biasanya karena perang dan konflik berkepanjangan yang memengaruhi sektor 
publik dan menghancurkan infrastruktur. Di antaranya, Somalia yang berada 
paling bawah dengan skor 1,1; diikuti Afghanistan dengan skor 1,3; Myanmar 
dengan skor 1,4; serta Sudan dan Irak dengan skor sama-sama 1,5.

      Pemimpin Lengser

      Dalam sejarah, banyak pemimpin dunia terguling karena terlibat kasus 
korupsi. Sebut saja Syah Reza Pahlevi dari Iran, Presiden Filipina Joseph 
Estrada dan Ferdinand Marcos. Di Indonesia lengsernya Soeharto dari Istana juga 
tak lepas dari urusan korupsi yang dilakukan keluarga dan kroni-kroninya. 
Perilaku korup itulah yang memicu penolakan rakyat dan berujung pada lengsernya 
Soeharto.

      Kemarin Hari Antikorupsi Sedunia diperingati segenap elemen masyarakat di 
seluruh Indonesia. Setelah menggelar demo, selanjutnya apa? What's next? 
Pertanyaan inilah yang harus dijawab para penegak hukum. n U-1
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke