Saya lihat ada sebagian orang seolah-olah ingin membelokkan kasus Century ini 
jadi kasus Sri Mulyani vs Bakrie. Bahkan ada yang menulis: Pilih Sri Mulyani 
atau Bakrie. Sehingga akhirnya masyarakat jadi memilih Sri Mulyani.

Padahal yang ingin kasus Century diungkap itu bukan cuma Bakrie atau Golkar. 
Tapi juga PDIP, Gerindra, Hanura, Kompak, dsb yang kerap berseberangan dengan 
Golkar. Rp 6.7 trilyun itu jika dibagikan ke 6,7 juta rakyat masing2 bisa dapat 
Rp 1 juta. Jadi bukan jumlah kecil yang bisa dilupakan tanpa pemeriksaan....



Pansus Century Harus Transparan dan Adil
 
Kucuran Rp 6,7 trilyun untuk Bank Century menimbulkan
kemarahan banyak rakyat. Seperti kata KH Zainuddin MZ, “Uang itu bukan milik
mbahmu! Uang itu bukan milik mbahku! Tapi itu uang rakyat!” Dan jumlahnya juga
tidak sedikit. Oleh karena itu, harus diselidiki kebenarannya apakah wajar atau
tidak.
 
Jadi keliru jika Sri Mulyani mengatakan Aburizal Bakrie is
not happy with her atau tidak ada seorang pun di parpol Golkar yang tidak
menyenanginya. Karena bukan cuma Golkar yang ingin kasus Century ini diselidiki
kebenarannya. Tapi justru PDIP, Hanura, Gerindra, Kompak, dsb yang ngotot
pertamakali agar kasus ini diusut tuntas.
 
Keliru jika ada yang berkata dana LPS adalah uang Bank. Itu
tetap uang rakyat karena dana awal LPS sebesar Rp 4 trilyun dari APBN yang
merupakan uang rakyat. Sementara sisanya juga dari potongan uang nasabah Bank
yang notabene juga uang rakyat. Jadi penggunaannya harus bertanggung-jawab.
 
Mengenai pertimbangan hukum yang  dilakukan Sri Mulyani untuk menuntut anggota
Pansus Hak Angket Bambang Soesatyo karena melakukan “fitnah” juga kurang tepat.
Staf Ahli Hukum SBY sendiri, Denny Indrayana mengakui bahwa anggota DPR dalam
menjalankan tugasnya memiliki Imunity atau kekebalan hukum.
 
Bambang saat itu sekedar memberikan adanya informasi
percakapan antara Sri Mulyani dengan Robert Tantular di rapat Pansus Hak
Angket. Karena rapatnya transparan disiarkan di media, maka informasi itu
meluas ke mana-mana. Memang segala informasi yang penting dan relevan dengan
kasus harus diungkap “UNTUK DIPERIKSA DAN DIKONFIRMASI KEBENARANNYA.” Oleh
karena itu yang bersangkutan seperti Sri Mulyani dan Robert Tantular tentu akan
dipanggil untuk membuktikan apakah percakapan tersebut benar atau tidak benar.
 
Namun dengan tersiarnya kabar yang belum tentu benar,
seyogyanya memang Sri Mulyani dan Robert Tantular harus dipanggil secepatnya,
yaitu Senin atau Selasa ini untuk mengungkapkan hal yang sebenarnya. Sebab
kalau awal Januari memang terlalu lama dan hal ini bisa terlalu berlarut-larut.
 
Jadi Sri Mulyani tidak perlu menuntut Bambang karena hal ini
karena selain anggota Pansus DPR harusnya punya hak imunitas, jika dipaksakan 
akan
terjadi kriminalisasi anggota Pansus seperti KPK dulu sehingga akhirnya pansus
hak angket Century tidak berani mengungkapkan informasi apa pun yang berkaitan
dengan itu.
 
Ketua Pansus Idrus Marham seperti kurang setuju kalau rapat
Pansus terbuka karena khawatir kasus Sri Mulyani – Bambang Soesatyo bisa
terjadi lagi. Tapi harusnya kasus tersebut bisa diredam dan dipecahkan dengan
solusi di atas.
 
Media juga harusnya memberi informasi disclaimer pada
pemirsanya bahwa segala informasi/pernyataan yang tengah muncul di Pansus itu
bukan kesimpulan akhir Pansus. Artinya kebenarannya masih perlu
diverifikasi/diperiksa. Yang berlaku adalah kesimpulan akhir dari Pansus Hak
Angket Century.
 
Bagaimana pun juga sidang Pansus Hak Angket Century harus
tetap terbuka agar tetap transparan dan tidak terjadi praktek “Dagang Sapi.”
Rakyat ingin kebenaran bisa diungkap.
 ===
Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id



      Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke