Refleksi : Bagus perdaganagn bebas, tetapi kalau bebas harus sama-sama kuat seperti orang bertinju, harus kelasnya sama. Bukan kelas berat melawan kelas ringan, kalau pertandingan kelas tidak seimbang maka petinju kelas ringan akan di-knockout sebelum ronde pertama selesai. Masalahnya sama dalam persaingan dagang.
Bidang industri berat maupun inustri ringan NKRI sangat terkebelakang, jadi kekuatan apa dalam persaingan perdangan bebas untuk bisa mempertahankan keunguanl? Bagi kaum penguasa komparador dalam persaingan bebas atau tidak bebas akan selalu mendapat rejeki. Apa komentar Anda? http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010011500554730 Jum'at, 15 Januari 2010 EKONOMI Menperin Siap Jadi Negosiator ACFTA JAKARTA (Lampost): Menteri Perindustrian (Menperin) M.S. Hidayat menyatakan siap jika ditunjuk menjadi negosiator ulang ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). "Kalau kami ditunjuk menjadi negosiator ACFTA, kami siap," kata M.S. Hidayat di Jakarta, Kamis, setelah membuka acara diskusi Growth and Effisiency in The Indonesian Services Sector. Ia mengatakan renegosiasi diperkirakan akan dilaksanakan paling lambat bulan ini. Pemerintah juga sudah mulai membuat notifikasi untuk memulai perundingan terhadap 228 pos tarif yang ditetapkan mulai berlaku 1 Januari 2010 dalam ACFTA. "Membuat notifikasi untuk 228 pos tarif itu sudah dianggap sebagai program pemerintah," kata dia. Pihaknya sendiri mengusulkan agar dilakukan modifikasi ketentuan, misalnya sektor besi baja, diminta untuk ditunda hingga 2012. "Daftarnya terperinci, paling tidak ada usulan industri setelah dua bulan, kemudian dirundingkan di tingkat Menko Perekonomian kemudian disahkan," kata dia. Ia mengatakan ada pola tertentu dalam ACFTA, di mana perjanjian bersifat negosiable dari semula ditetapkan 2010, dapat dinegosiasi pada tahap kedua 2012, tahap selanjutnya 2018, dan hingga highly sensitively. "Sebagian terutama untuk tekstil, besi baja, alas kaki, elektronik, dan kemikalia," kata dia. Menurut dia, notifikasi yang nantinya diusulkan dalam negosiasi akan dikompensasi dengan sektor lain yang dinilai telah lebih siap bersaing. "Kompensasi bisa dalam bentuk sektor-sektor lain di kita yang sudah establish kami tawarkan," kata dia. Saat ini, kata dia, segala sesuatu, termasuk keberhasilan negosiasi sangat tergantung pada negosiator. Sektor Jasa Tertinggal M.S. Hidayat juga mengatakan sektor jasa di Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara pesaing. "Sektor jasa kita masih one step behind dibandingkan negara-negara kompetitor," kata dia. Ia mencontohkan berdasarkan asumsi Bank Dunia, Australia, dan Filipina memiliki sektor jasa yang jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Menurut Hidayat, sektor jasa memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. "Sektor jasa membuat segalanya lebih efisien dan yang harus kita tingkatkan, di antaranya sektor telekomunikasi, kesehatan, dan pendidikan," kata dia. Ia berpendapat ke depan sektor jasa di Indonesia harus didorong agar lebih kompetitif. "Saya ingin membuat ini menjadi salah satu sektor terdepan yang digarap pemerintah," kata dia. Selain itu, Menperin juga mengatakan ongkos produksi barang dan jasa di Indonesia sampai kini kurang kompetitif. "Dari segi biaya, Indonesia tidak pernah lebih efisien dibandingkan negara kompetitor." Sebab itu, menghadapi ACFTA, Indonesia baru menyadari bahwa ongkos produksi barang dan jasa di Tanah Air jauh lebih tinggi dibandingkan kompetitor atau negara pesaing. Sebab itu, kata Menteri, kini pihaknya sedang mempersiapkan tiap komponen secara apple to apple untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Ia mencontohkan pihaknya bersama empat kementerian lain akan meresmikan sistem bea cukai (costum) barang di Batam yang dinilai lebih efisien. "Jadi bukan sistem costum-nya saja tetapi juga layanannya," kata dia. Sedangkan Wakil Ketua Kadin Bidang Corporate Governance dan Etika Bisnis Mas Achmad Daniri mengatakan Indonesia bisa lebih siap menghadapi perdagangan bebas sesuai Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) dengan penghapusan praktek suap.n E-1 [Non-text portions of this message have been removed]