http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=40789:air-bersih-di-kota-dan-desa-kian-sulit&catid=97:lingkungan&Itemid=127


      Air Bersih di Kota dan Desa Kian Sulit  


      KUWALITAS air minum yang dikonsumsi masyarakat kota besar maupun 
pedesaan, sudah tercemar beragam racun dan bakteri. Kepadatan penduduk, tata 
ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air, merupakan penyebab 
terjadinya pencemaran air tanah. 

      Ditambah lagi, banyak orang buang sampah, kotoran maupun limbah ke 
sungai. Bahkan, tak sedikit industri yang membuang limbah berbahaya di 
kedalaman sungai atau laut. Padahal, sungai-sungai itu merupakan sumber air 
bersih bagi masyarakat di kota-kota besar.Sungai melintasi berbagai pedesaan, 
pemukiman, industri, dan transportasi yang cukup padat. 

      Namun, sungai-sungai tersebut, kini sudah mengandung senyawa kimia 
beracun. Senyawa kimia ini dapat terjadi secara alamiah maupun akibat kegiatan 
manusia mencemari air minum. Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap 
tubuh manusia meliputi logam berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, 
zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya. 

      Di pedesaan orang kekurangan air bersih, krisis air layak minum. Soalnya, 
penggunaan pestisida berlebihan, mencemari air persawahan yang mengalir ke 
sungai. Sementara sungai itu dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan 
sehari-hari.  Sebagai contoh senyawa nitrat yang terkandung dalam pupuk 
nitrogen (urea), bila tercampur dengan air minum dalam jumlah besar dapat 
menimbulkan penyakit methaemoglobinameia. 

      KEKURANGAN

      Kondisi haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, 
sehingga darah kekurangan oksigen. Senyawa kimia lainnya, Flourida (F) 
merupakan senyawa alami pada air di berbagai konsentrasi. 

      Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/I akan bermanfaat pada kesehatan 
gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih dari 2 mg/I) menyebabkan kerusakan gigi 
(gigi bercak-bercak). "Bila lebih besar lagi 3-6 mg/I menyebabkan kerusakan 
pada tulang. Dosis flourida di dalam air minum maksimal 0,8 mg/I." 

      Hubungan antara kualitas kesehatan masyarakat dengan air bersih yang 
dikonsumsi saling terkait. Kemunculan penyakit diare, tifus, kolera, disentri, 
hepatitis A dan poliomelistis anterior akut sangat erat berhubungan dengan air 
(waterborne diseases). 

      Begitulah pentingnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya zat kimia di 
dalam air minum. Apalagi katanya, banyak masyarakat yang mengalami keracuan air 
minum. Sebab, senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas konsentrasi 
yang diizinkan.***ppc/elz 


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to